Presiden Donald Trump Bersitegang dengan Ketua DPR AS Nancy Pelosi

Kamis, 06 Februari 2020 - 07:38 WIB
Presiden Donald Trump Bersitegang dengan Ketua DPR AS Nancy Pelosi
Presiden Donald Trump Bersitegang dengan Ketua DPR AS Nancy Pelosi
A A A
WASHINGTON - Ketegangan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Nancy Pelosi dari Partai Demokrat ditunjukkan pada pidato Stateofthe Union atau pidato tahunan. Trump menolak berjabat tangan dengan Pelosi. Petinggi Partai Demokrat juga menyobek salinan pidato Trump.

Trump menghindari permasalahan drama pemakzulan pada pidato selama 80 menit. Dia menjaga perasaan anggota parlemen dari Partai Demokrat. Pasalnya, posisi Trump memang sedang di atas angin karena Senat yang dikuasai Republik dipastikan akan membatalkan dakwaan penyalahgunaan kekuasaan dan pengabaian Kongres pada pemungutan suara yang digelar Rabu waktu setempat.

Polarisasi perpolitikan AS juga tampak ketika banyak anggota parlemen Republik bertepuk tangan dan berdiri menyambut Trump serta berbagai pernyataan yang mengungkapkan tentang prestasinya. Tapi, anggota parlemen Demokrat hanya diam dan duduk di kursinya dengan tenang.

Ketika melihat Pelosi untuk pertama kalinya sejak diamarah-marah saat pertemuan di Gedung Putih empat bulan lalu, Trump menolak berjabat tangan setelah memberikan salinan pidato sebelum berpidato. Bahkan, Pelosi juga tidak menyebut “sebuah keistimewaan atau penghormatan” saat memberikan perkenalan presiden kepada Kongres.

“Anggota Kongres, Presiden Amerika Serikat,” ujar Pelosi saat mengenalkan Trump. Setelah Trump berpidato, Pelosi juga tidak tampak tersenyum. Dia justru mengeluarkan salinan pidato Trump dan merobeknya satu per satu. Setidaknya Pelosi merobek kertas pidato Trump sebanyak empat kali.

Apa jawaban Pelosi ketika wartawan menanyakan tindakannya? “Itu hal yang masih sopan untuk dilakukan dari pada tindakan alternatif yang lainnya,” katanya singkat.

Kemudian Pelosi juga mengunggah foto dia bertindak cuek terhadap Trump. “Demokrat tidak akan pernah berjabat tangan persahabatan dalam menyelesaikan pekerjaan untuk rakyat. Kita bekerja sama untuk mencari persamaan di mana kita berada, tetapi kita akan mempertahankan pendapat dimana kita tidak bisa,” katanya.

Bagaimana respons kubu Trump? “Kebenciannya (Pelosi) untuk Presiden Donald Trump telah membutakannya terhadap perilaku elite dan sifat menjijikkan karena kesombongannya,” kata Kayleigh McEnany, juru bicara tim kampanye Trump. Trump dan Pelosi memang kerap bersitegang. Pelosi juga dikenal salah satu kritikus paling pedas terhadap Trump.

Ketegangan perkembangan legislatif diperkirakan akan berlanjut hingga pemilu presiden yang akan berlangsung sembilan bulan lagi. Proses pemakzulan juga meningkatkan intensitivitas ketegangan Trump dan Pelosi, anggota parlemen liberal asal California. Trump kerap menyebut Pelosi dengan sebutan “Crazy Nancy” dalam berbagai kampanyenya.

Ketika Trump memulai pidato, para anggota parlemen Republik berteriak “empat tahun lagi”. Pendukung Demokrat hanya duduk dan terdiam. Me-reka juga kerap memegang kepala ketika Trump mendeklarasikan “The state of our union lebih kuat dibandingkan sebelumnya”.

Trump memasuki Kongres ketika Demokrat menghadapi ketidaknyamanan dengan keributan kaukus di Iowa pada Senin lalu untuk mencari kandidat calon presiden (capres) melawan Trump. Dia justru tampil percaya diri dengan mengklaim dirinya mampu memperkuat pertumbuhan ekonomi AS dan menciptakan banyak lapangan pekerjaan. “Tiga tahun lalu kita menghadapi kemunduran mental rakyat AS dan kita menolak perampingan nasib Amerika,” kata Trump.

Para manajer pemakzulan DPR yang bertindak sebagai penuntut di sidang permakzulan Senat juga duduk bersama dibangku depan bagian Demokrat.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6716 seconds (0.1#10.140)