China Ajukan Paten untuk Obat Anti Virus Corona

Rabu, 05 Februari 2020 - 19:57 WIB
China Ajukan Paten untuk...
China Ajukan Paten untuk Obat Anti Virus Corona
A A A
BEIJING - China mengajukan paten baru pada obat eksperimental Gilead Sciences Inc. Obat ini diyakini para ilmuwannya kemungkinan dapat memerangi virus Corona.

China telah mengajukan permohonan paten untuk penggunaan obat, dikenal sebagai remdesivir, untuk mengobati virus Corona baru. Langkah ini adalah tanda bahwa China memandang terapi Gilead sebagai salah satu kandidat paling menjanjikan untuk memerangi wabah yang kini telah merenggut hampir 500 nyawa. Pertempuran paten dapat memengaruhi kendali Gilead atas obat di China.

Sementara obat eksperimental Gilead tidak dilisensikan atau disetujui di mana pun di dunia, obat itu sedang diujicobakan pada pasien virus Corona di China setelah tanda-tanda awal menunjukkan sangat efektif.

Menurut sebuah pernyataan yang diposting di situs web lembaga virologi di Wuhan, kota China tengah yang menjadi pusat epidemi, aplikasi paten itu dibuat pada 21 Januari.

"Para ilmuwan di sana telah menemukan bahwa remdesivir milik Gielad, dan chloroquine, obat malaria berusia 80 tahun, sangat efektif dalam menghalangi virus novel Corona di studi laboratorium," kata mereka dalam sebuah makalah di jurnal Cell Research.

"Kemanjuran kedua obat itu pada manusia membutuhkan tes klinis lebih lanjut, kata lembaga itu dalam pernyataannya seperti dikutip dari laman Time, Rabu (5/2/2020).

China mampu membuat chloroquine dan sekarang menginginkan akses ke remdesivir. Tidak jelas apakah atau kapan otoritas kekayaan intelektual China akan menyetujui aplikasi dari lembaga tersebut.

Obat eksperimental Gilead saat ini memasuki uji klinis di China pada pasien dengan virus Corona baru. Perusahaan ini mengirimkan dosis yang cukup untuk mengobati 500 pasien dan meningkatkan pasokan jika uji klinis berhasil.

"Remdesivir sedang diuji dalam dua percobaan di China pada pasien dengan gejala patogen baru, sedang dan parah," kata kepala petugas medis Gilead, Merdad Parsey.

Institut Wuhan mengatakan dalam pernyataannya bahwa badan itu membuat aplikasi paten dari kepentingan nasional, dan tidak akan menggunakan hak patennya jika perusahaan farmasi asing bekerja sama dengan China untuk menghalangi penularannya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0948 seconds (0.1#10.140)