Terungkap, Senapan Jet Tempur Siluman F-35 AS Tak Akurat
A
A
A
WASHINGTON - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) baru-baru ini melakukan penilaian tahunan atas kemajuan program pesawat jet tempur siluman F-35 Lockheed Martin , dan hasilnya buruk. Salah satunya, senapan 25mm yang dipasang pada pesawat itu tak akurat dalam menembak target.
Menurut laporan Bloomberg, pesawat termahal ini memiliki 873 kelemahan perangkat lunak yang berbeda-beda.
Kantor Pengujian Departemen Pertahanan As menyatakan akurasi dari satu versi senapan 25mm pesawat tersebut dianggap "tidak dapat diterima". (Baca: Iran Merudal Pesawat Ukraina karena Ditakuti 6 Jet Tempur Siluman F-35 AS )
Pada dasarnya, pesawat tempur futuristik adalah tembakannya yang mengerikan, namun fakta terbaru tentang kelemahan senapan tersebut menjadi berita yang lebih buruk untuk program F-35 , yang telah menelan biaya USD428 miliar dari dana pembayar pajak Amerika.
"Senapan 25mm pada model Angkatan Udara dari Joint Strike Fighter memiliki akurasi 'tidak dapat diterima' dalam mengenai sasaran darat dan dipasang di blok mesin yang retak," kata Kantor Pengujian Pentagon mengatakan dalam penilaian terbarunya tentang sistem senjata AS yang paling mahal tersebut.
Penilaian tahunan ini disusun oleh Robert Behler, Direktur Pengujian dan Evaluasi Operasional Departemen Pertahanan. Penilaian tidak mengungkapkan setiap kegagalan besar baru dalam kemampuan terbang pesawat canggih Amerika ini.
Namun, penilaian itu menandai daftar panjang masalah yang menurut kantor tersebut harus diselesaikan, termasuk 13 yang dideskripsikan sebagai item "wajib diperbaiki" Kategori 1 yang memengaruhi kemampuan keselamatan atau tempur sebelum F-35 yang akan datang senilai USD22 miliar pada fase Blok 4.
Laporan yang diperoleh Bloomberg menyebutkan jumlah masalah pada perangkat lunak F-35 sebanyak 873 pada November 2019. Itu turun dari 917 pada September 2018, ketika jet tempur memasuki pengujian pertempuran intens yang diperlukan sebelum produksi penuh, termasuk 15 item Kategori 1.
"Meskipun kantor program sedang bekerja untuk memperbaiki kekurangan, penemuan-penemuan baru masih sedang dibuat, menghasilkan hanya sedikit penurunan dalam jumlah keseluruhan dan meninggalkan banyak yang signifikan untuk ditangani," bunyi laporan penilaian kantor tersebut, seperti dikutip TIME.
Selain itu, Kantor Pengujian mengatakan bahwa kerentanan pada keamanan siber yang diidentifikasi dalam laporan sebelumnya belum terselesaikan. Laporan ini juga mengutip masalah dengan keandalan, ketersediaan pesawat, dan sistem perawatan.
Seorang juru bicara untuk kantor program F-35 Pentagon tidak segera mengomentari laporan Kantor Pengujian.
Brett Ashworth, juru bicara Lockheed yang berbasis di Bethesda, Maryland, mengatakan, "Meskipun kami belum melihat laporannya, F-35 terus matang dan merupakan jet tempur yang paling mematikan, survivable, dan terhubung di dunia."
"Terus meningkat, dengan armada global rata-rata lebih dari 65 persen tingkat kemampuan misi dan unit-unit operasional secara konsisten berkinerja hampir 75 persen," ujar Ashworth.
Menurut laporan Bloomberg, pesawat termahal ini memiliki 873 kelemahan perangkat lunak yang berbeda-beda.
Kantor Pengujian Departemen Pertahanan As menyatakan akurasi dari satu versi senapan 25mm pesawat tersebut dianggap "tidak dapat diterima". (Baca: Iran Merudal Pesawat Ukraina karena Ditakuti 6 Jet Tempur Siluman F-35 AS )
Pada dasarnya, pesawat tempur futuristik adalah tembakannya yang mengerikan, namun fakta terbaru tentang kelemahan senapan tersebut menjadi berita yang lebih buruk untuk program F-35 , yang telah menelan biaya USD428 miliar dari dana pembayar pajak Amerika.
"Senapan 25mm pada model Angkatan Udara dari Joint Strike Fighter memiliki akurasi 'tidak dapat diterima' dalam mengenai sasaran darat dan dipasang di blok mesin yang retak," kata Kantor Pengujian Pentagon mengatakan dalam penilaian terbarunya tentang sistem senjata AS yang paling mahal tersebut.
Penilaian tahunan ini disusun oleh Robert Behler, Direktur Pengujian dan Evaluasi Operasional Departemen Pertahanan. Penilaian tidak mengungkapkan setiap kegagalan besar baru dalam kemampuan terbang pesawat canggih Amerika ini.
Namun, penilaian itu menandai daftar panjang masalah yang menurut kantor tersebut harus diselesaikan, termasuk 13 yang dideskripsikan sebagai item "wajib diperbaiki" Kategori 1 yang memengaruhi kemampuan keselamatan atau tempur sebelum F-35 yang akan datang senilai USD22 miliar pada fase Blok 4.
Laporan yang diperoleh Bloomberg menyebutkan jumlah masalah pada perangkat lunak F-35 sebanyak 873 pada November 2019. Itu turun dari 917 pada September 2018, ketika jet tempur memasuki pengujian pertempuran intens yang diperlukan sebelum produksi penuh, termasuk 15 item Kategori 1.
"Meskipun kantor program sedang bekerja untuk memperbaiki kekurangan, penemuan-penemuan baru masih sedang dibuat, menghasilkan hanya sedikit penurunan dalam jumlah keseluruhan dan meninggalkan banyak yang signifikan untuk ditangani," bunyi laporan penilaian kantor tersebut, seperti dikutip TIME.
Selain itu, Kantor Pengujian mengatakan bahwa kerentanan pada keamanan siber yang diidentifikasi dalam laporan sebelumnya belum terselesaikan. Laporan ini juga mengutip masalah dengan keandalan, ketersediaan pesawat, dan sistem perawatan.
Seorang juru bicara untuk kantor program F-35 Pentagon tidak segera mengomentari laporan Kantor Pengujian.
Brett Ashworth, juru bicara Lockheed yang berbasis di Bethesda, Maryland, mengatakan, "Meskipun kami belum melihat laporannya, F-35 terus matang dan merupakan jet tempur yang paling mematikan, survivable, dan terhubung di dunia."
"Terus meningkat, dengan armada global rata-rata lebih dari 65 persen tingkat kemampuan misi dan unit-unit operasional secara konsisten berkinerja hampir 75 persen," ujar Ashworth.
(mas)