Penjualan Masker Pelindung Meningkat Tajam Akibat Virus Corona

Jum'at, 31 Januari 2020 - 03:01 WIB
Penjualan Masker Pelindung Meningkat Tajam Akibat Virus Corona
Penjualan Masker Pelindung Meningkat Tajam Akibat Virus Corona
A A A
SEOUL - Dari Korea Selatan (Korsel) hingga Republik Ceko, wabah virus corona asal China memicu permintaan tajam masker pelindung. Hampir semua pabrik di penjuru dunia kewalahan memenuhi permintaan dan toko-toko kehabisan stok masker.

Virus yang bersumber di kota Wuhan, China, itu telah menewaskan 170 orang dan menginfeksi lebih dari 8.000 orang. Virus itu dapat menyebar melalui percikan dari batuk dan bersin seseorang yang terjangkit virus.

Kekhawatiran atas virus itu membuat orang-orang bergegas ke apotek untuk membeli masker pelindung. Di distrik Kowloon, Hong Kong, warga rela antre tujuh jam hanya untuk membeli masker namun mereka kecewa karena stok masker telah habis.

Sejumlah pabrik harus meningkatkan produksi. Beberapa pabrik pun beroperasi selama 24 jam per hari untuk memenuhi permintaan konsumen.

"Kami mempertimbangkan meningkatkan shift menjadi dua, tiga, untuk memenuhi permintaan tapi kapasitas kami terbatas. Hanya ini yang kami bisa," ungkap pegawai di Kurje Pharma Co, pabrik masker di Korea Selatan.

Perusahaan itu telah menerima permintaan puluhan juta masker sejak 24 Januari.

Di China, banyak pabrik kembali buka meski biasanya masih libur Tahun Baru Imlek. Mereka pun menelpon para pegawainya yang sedang liburan agar segera kembali bekerja.

Pembuat masker di China, CMmask menerima pesanan harian sebanyak 5 juta masker, lebih dari 10 kali lipat dari level biasanya. Perusahaan itu selama ini menyuplai 30% pasar domestik China untuk masker pelindung.

Deputi General Manajer CMmask Hu Qinghui menjelaskan, stok lebih dari 10 juta masker telah habis pekan lalu. Pabrik itu harus kembali produksi dan memanggil lebih dari 130 pegawainya untuk kembali bekerja dengan imbalan tiga kali lipat gaji mereka biasanya.

"Semua hal sangat tidak diduga. Kami sebenarnya mengalami masa sulit pada 2019 karena permintaan sedikit saat kualitas udara semakin baik di penjuru negeri," kata Hu pada Reuters.

Meski demikian, hanya 40% pabrik masker China yang kembali produksi. Pabrik-pabrik di China selama ini memasok setengah permintaan global untuk masker.

Saat stok global memburuk, pabrik masker asal Republik Ceko, Pardam, mendapat permintaan besar dari Asia dan Eropa. "Kami benar-benar kehabisan. Sekarang kami mencoba yang terbaik untuk meningkatkan produksi kami," kata spesialis Riset Pardam Jana Ruzickova.

"Kenaikan permintaan dalam empat hari terakhir sebesar 57.000%. Angka ini tak dapat dipenuhi, meski oleh perusahaan terhebat manapun di dunia," kata Pavel Malus dari Asosiasi Nanoteknologi Ceko.

Di Turki, Erol Memis dari Era Respiratory Masks menyatakan perusahaan beroperasi 24 jam setelah mendapat order pertama dari China. Era juga mendapat permintaan dari Swiss, Prancis, Belgia, Georgia, Armenia dan Mesir.
(sfn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3478 seconds (0.1#10.140)