Abbas Nyatakan Palestina Siap Bicara dengan Israel
A
A
A
RAMALLAH -
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengatakan siap melakukan pembicaraan dengan Israel jika ditengahi kuartet mediator internasional. Kuartet mediator internasional adalah Rusia, Amerika Serikat (AS), PBB, dan Uni Eropa (UE).
"Kami siap melakukan negosiasi dengan Israel jika di bawah naungan kuartet," kata Abbas dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Tass pada Rabu (29/1/2020).
"Kami akan mengikuti negosiasi berdasarkan legitimasi internasional, dan tidak akan menerima Washington sebagai satu-satunya mediator dalam proses perdamaian Timur Tengah," sambungnya.
Abbas mencatat, bahwa satu-satunya jalan menuju perdamaian adalah menciptakan negara Palestina berdasakan perjanjian perbatasan 1967. Ia juga menekankan bahwa Palestina menolak rencana penyelesaian Timur Tengah yang diumumkan pada Selasa oleh Presiden AS Donald Trump bersama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Pernyataan ini datang setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencana perdamaian Timur Tengah. Rencana itu akan menciptakan negara Palestina di beberapa bagian Tepi Barat, tetapi akan memungkinkan Israel untuk mencaplok hampir semua permukimannya di wilayah pendudukan.
Rencana itu akan memungkinkan Palestina untuk mendirikan Ibukota di pinggiran Yerusalem timur tetapi akan meninggalkan sebagian besar kota di bawah kendali Israel. Abbas sendiri telah menegaskan pihaknya menolak rencana perdamaian Timur Tengah tersebut. "Setelah omong kosong yang kami dengar hari ini, kami mengatakan seribu tidak untuk Kesepakatan Abad Ini," kata Abbas.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengatakan siap melakukan pembicaraan dengan Israel jika ditengahi kuartet mediator internasional. Kuartet mediator internasional adalah Rusia, Amerika Serikat (AS), PBB, dan Uni Eropa (UE).
"Kami siap melakukan negosiasi dengan Israel jika di bawah naungan kuartet," kata Abbas dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Tass pada Rabu (29/1/2020).
"Kami akan mengikuti negosiasi berdasarkan legitimasi internasional, dan tidak akan menerima Washington sebagai satu-satunya mediator dalam proses perdamaian Timur Tengah," sambungnya.
Abbas mencatat, bahwa satu-satunya jalan menuju perdamaian adalah menciptakan negara Palestina berdasakan perjanjian perbatasan 1967. Ia juga menekankan bahwa Palestina menolak rencana penyelesaian Timur Tengah yang diumumkan pada Selasa oleh Presiden AS Donald Trump bersama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Pernyataan ini datang setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencana perdamaian Timur Tengah. Rencana itu akan menciptakan negara Palestina di beberapa bagian Tepi Barat, tetapi akan memungkinkan Israel untuk mencaplok hampir semua permukimannya di wilayah pendudukan.
Rencana itu akan memungkinkan Palestina untuk mendirikan Ibukota di pinggiran Yerusalem timur tetapi akan meninggalkan sebagian besar kota di bawah kendali Israel. Abbas sendiri telah menegaskan pihaknya menolak rencana perdamaian Timur Tengah tersebut. "Setelah omong kosong yang kami dengar hari ini, kami mengatakan seribu tidak untuk Kesepakatan Abad Ini," kata Abbas.
(esn)