Abu Sayyaf Culik 5 WNI, Menlu RI Panggil Wakil Malaysia dan Filipina

Kamis, 23 Januari 2020 - 14:59 WIB
Abu Sayyaf Culik 5 WNI, Menlu RI Panggil Wakil Malaysia dan Filipina
Abu Sayyaf Culik 5 WNI, Menlu RI Panggil Wakil Malaysia dan Filipina
A A A
JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia Retno Lestari Priansari Marsudi memanggil perwakilan Malaysia dan Filipina di Jakarta. Pemanggilan itu terkait dengan penculikan lima orang warga negara Indonesia (WNI) oleh kelompok Abu Sayyaf di perairan Sabah pada pekan lalu.

Penculikan kembali oleh kelompok bersenjata di Filipina selatan ini mengejutkan karena sandera terakhir asal Indonesia, Muhammad Farhan, baru saja dibebaskan.

"Kemarin, Kementerian Luar Negeri sudah memanggil Duta Besar Malaysia di Jakarta dan Kuasa Usaha Kedutaan Besar Filipina di Jakarta, menyampaikan mengenai penculikan lima WNI," kata Retno pada Kamis (23/1/2020). (Baca: Abu Sayyaf Culik 5 WNI, Militer Filipina Beraksi )

Jika dilihat dari jumlahnya, papar Retnp, total ada 44 warga negara yang diculik dari 13 kasus penculikan dari tahun 2016. Hampir semua lokasi penculikan di perairan Sabah. "Oleh karena itu, kami mohonkan perhatian kepada pemerintah Malaysia untuk meningkatkan keamanan di perairan wilayah mereka," ujarnya.

"Karena, kita sudah ada kerjasama trilateral antara Malaysia, Indonesia dan Filipina, dan kita memiliki komitmen untuk menjaga keamanan wilayah air masing-masing negara. Oleh karena itu, pesan sudah kami sampaikan kepada pemerintah Malaysia untuk meningkatkan keamanan di perairan mereka," papar Menlu perempuan pertama Indonesia ini.

Retno sudah meminta para pemilik kapal untuk ikut menjaga keselamatan para nelayan Indonesia yang bekerja pada kapal-kapal mereka.

Menurutnya, para pemilik kapal juga harus mengindahkan aturan-aturan yang diberikan oleh otoritas Malaysia, karena kalau tidak, korban akan terus terjadi dan hal itu tidak bisa dibiarkan terus menerus.

"Oleh karena itu, tentunya tugas kita untuk melindugi, menyelamatkan warga kita. Tetapi, kita juga ingin kerjasama, baik dari pemilik kapal, maupun dari negara sahabat kita, tetangga kita, Malaysia, agar kasus seperti ini atau keamanan di perairan Sabah dapat ditingkatkan dan tentunya selanjutnya kita meminta kembali kerjasama dari otoritas di Filipina untuk upaya pembebasan selanjutnya," kata Retno.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8920 seconds (0.1#10.140)
pixels