Pasca Serangan Kedutaan AS, Peluncur Roket Ditemukan di Baghdad

Rabu, 22 Januari 2020 - 20:16 WIB
Pasca Serangan Kedutaan...
Pasca Serangan Kedutaan AS, Peluncur Roket Ditemukan di Baghdad
A A A
BAGHDAD - Militer Iran melaporkan bahwa pasukannya menemukan peluncur roket di pinggiran Ibu Kota Baghdad, sehari setelah serangan terhadap kedutaan Amerika Serikat (AS).

"Setelah serangan rudal terhadap kedutaan AS di Baghdad, Komando Operasi menemukan peluncur rudal di daerah Al-Za'franiya di pinggiran Baghdad," ungkap Komando Operasi Baghdad dalam sebuah pernyataan.

"Salah satu peluncur penuh dengan roketnya," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari Middle East Monitor, Rabu (22/1/2020).

Sebelumnya pada hari Selasa, perdana menteri dan panglima tertinggi angkatan bersenjata, Adil Abdul-Mahdi, memerintahkan penyelidikan atas serangan terhadap kedutaan AS.

Security Media Cell (yang berafiliasi dengan Kementerian Pertahanan) membenarkan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, serangan rudal telah menghantam Zona Hijau yang dijaga ketat di Baghdad tengah. (Baca: Serangan Roket Hantam Zona Hijau Baghdad, Picu Sirene di Kedubes AS )

Zona Hijau terletak di tepi Sungai Tigris di pusat Baghdad dan mencakup markas besar pemerintah, gedung parlemen, dan markas besar misi diplomatik, serta rumah-rumah sebagian besar pejabat. Wilayah itu telah ditutup seiring pecahnya aksi protes di Ibu Kota pada Oktober 2019.

Ini adalah serangan keempat dari jenisnya sejak pembunuhan komandan Pasukan Quds Iran, Qasem Soleimani, dan wakil kepala Komite Mobilisasi Populer Irak, Abu Mahdi Al-Muhandis, dalam serangan udara AS di dekat Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari lalu.

Lima hari kemudian, Iran melakukan serangan balasan dengan meluncurkan rudal balistik di dua pangkalan udara militer yang menampung tentara AS, di Irak utara dan barat.

Washington menuduh brigade Hizbullah Irak, yang didanai dan dilatih oleh Iran, berada di balik serangan rudal terhadap kedutaan dan pangkalan militer Irak yang menampung tentara AS.

Brigade Hizbuulah Irak tidak mengkonfirmasi atau menyangkal tuduhan ini, dan setelah pembunuhan Soleimani bersama Al-Muhandis, mereka meminta pasukan Irak untuk pindah 1.000 meter dari lokasi pasukan AS, untuk menargetkan mereka.

Konfrontasi militer AS-Iran memicu kemarahan publik dan pemerintah di Irak, di tengah kekhawatiran bahwa negara itu akan berubah menjadi tempat konflik terbuka antara AS dan Iran, sebelum deeskalasi ketegangan dalam beberapa hari terakhir.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0740 seconds (0.1#10.140)