Pria Ini Disebut Pemimpin Baru ISIS Pengganti al-Baghdadi
A
A
A
LONDON - Media Inggris, The Guardian, melaporkan pemimpin baru kelompok ISIS adalah Amir Mohammed Abdul Rahman al-Mawli al-Salbi. Dia diidentifikasi sebagai pengganti yang sebenarnya dari pemimpin ISIS sebelumnya, Abu Bakar al-Baghdadi, yang tewas selama operasi pasukan khusus Amerika Serikat (AS) di Suriah tahun lalu.
Laporan yang diterbitkan hari Senin itu mengklaim mengutip para pejabat dari dua layanan intelijen yang tidak disebutkan namanya. Laporan itu menggambarkan al-Salbi sebagai salah satu anggota pendiri kelompok teroris ISIS dan telah memimpin perbudakan terhadap minoritas Yazidi di Irak.
Al-Salbi, lanjut laporan itu, juga mengawasi operasi di seluruh dunia. Laporan The Guardian ini menepis klaim ISIS yang menyebut Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quraishi sebagai pemimpin baru mereka yang ditunjuk hanya beberapa hari setelah kematian al-Baghdadi pada Oktober 2019.
Beberapa analis menyatakan kelompok ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) atau kini dikenal sebagai Islamic State (IS) ini tidak siap dengan kematian al-Baghdadi dan identitas sebenarnya dari pemimpin barunya tetap tidak pasti.
Laporan The Guardian mengatakan al-Salbi dipilih dalam beberapa jam setelah kematian al-Baghdadi dan Quraishi adalah nom de guerre yang tidak diakui oleh para pemimpin senior ISIS dan beberapa badan intelijen.
"Dia sebagai seorang veteran yang keras dalam nada yang sama dengan al-Baghdadi, gigih dalam kesetiaannya kepada kelompok ekstremis," tulis media Inggris tersebut, yang dikutip Selasa (21/1/2020).
Al-Salbi dilahirkan di lingkungan keluarga Turkmenistan Irak di kota Tal Afar, dan merupakan salah satu dari sedikit orang non-Arab di antara petinggi kelompok ISIS.
Dia menyandang gelar sarjana hukum Syariah dari Universitas Mosul. Dia tenar di antara petinggi ISIS sebagian berkat latar belakangnya sebagai seorang sarjana Islam.
Masih menurut The Guardian, al-Salbi adalah sosok yang memberikan fatwa agama yang menjamin upaya genosida Yazidi oleh ISIS.
Pada 2004 dia ditahan oleh pasukan AS di penjara Camp Bucca di Irak selatan tempat ia bertemu al-Baghdadi.
Laporan yang diterbitkan hari Senin itu mengklaim mengutip para pejabat dari dua layanan intelijen yang tidak disebutkan namanya. Laporan itu menggambarkan al-Salbi sebagai salah satu anggota pendiri kelompok teroris ISIS dan telah memimpin perbudakan terhadap minoritas Yazidi di Irak.
Al-Salbi, lanjut laporan itu, juga mengawasi operasi di seluruh dunia. Laporan The Guardian ini menepis klaim ISIS yang menyebut Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quraishi sebagai pemimpin baru mereka yang ditunjuk hanya beberapa hari setelah kematian al-Baghdadi pada Oktober 2019.
Beberapa analis menyatakan kelompok ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) atau kini dikenal sebagai Islamic State (IS) ini tidak siap dengan kematian al-Baghdadi dan identitas sebenarnya dari pemimpin barunya tetap tidak pasti.
Laporan The Guardian mengatakan al-Salbi dipilih dalam beberapa jam setelah kematian al-Baghdadi dan Quraishi adalah nom de guerre yang tidak diakui oleh para pemimpin senior ISIS dan beberapa badan intelijen.
"Dia sebagai seorang veteran yang keras dalam nada yang sama dengan al-Baghdadi, gigih dalam kesetiaannya kepada kelompok ekstremis," tulis media Inggris tersebut, yang dikutip Selasa (21/1/2020).
Al-Salbi dilahirkan di lingkungan keluarga Turkmenistan Irak di kota Tal Afar, dan merupakan salah satu dari sedikit orang non-Arab di antara petinggi kelompok ISIS.
Dia menyandang gelar sarjana hukum Syariah dari Universitas Mosul. Dia tenar di antara petinggi ISIS sebagian berkat latar belakangnya sebagai seorang sarjana Islam.
Masih menurut The Guardian, al-Salbi adalah sosok yang memberikan fatwa agama yang menjamin upaya genosida Yazidi oleh ISIS.
Pada 2004 dia ditahan oleh pasukan AS di penjara Camp Bucca di Irak selatan tempat ia bertemu al-Baghdadi.
(mas)