AS Kirim Pesawat Pendeteksi Nuklir ke Pangkalan Udara di Jepang

Jum'at, 17 Januari 2020 - 12:02 WIB
AS Kirim Pesawat Pendeteksi...
AS Kirim Pesawat Pendeteksi Nuklir ke Pangkalan Udara di Jepang
A A A
TOKYO - Amerika Serikat (AS) telah mengerahkan pesawat pendeteksi radiasi nuklir WC-135W ke salah satu pangkalan udara di Jepang. Begitu laporan situs pelacak penerbangan.

Pengiriman pesawat pendeteksi radiasi nuklir ini dipandang sebagai langkah yang bertujuan untuk meningkatkan pengawasan terhadap Korea Utara (Korut).

"Pesawat WC-135W Constant Phoenix tiba di Pangkalan Udara Kadena di Okinawa Jepang," kata Aircraft Spots dalam postingannya di Twitter, tanpa merinci waktu kedatangan yang tepat seperti dilansir dari kantor berita Korea Selatan (Korsel) Yonhap, Jumat (17/1/2020).

Dijuluki sebagai "pengendus nuklir," WC-135W memainkan peran penting dalam mendeteksi kebocoran radioaktif setelah bencana nuklir Chernobyl di Uni Soviet pada tahun 1986.

Tidak jelas apakah tujuan penyebaran pesawat ini adalah untuk persinggahan sederhana atau untuk operasi.

Sebelumnya sebuah pesawat pengintai Cobra Ball RC-135S juga diketahui telah dikerahkan di Pangkalan Udara Kadena.

Negosiasi Pyongyang dengan Washington mengenai program nuklir Korea Utara terhenti dalam beberapa bulan terakhir, di mana Pyongyang menetapkan batas waktu akhir tahun bagi Washington untuk menawarkan konsesi terhadap masalah ini.

Amerika Serikat telah berjanji akan melonggarkan sanksi jika rezim Kim Jong-un melakukan denuklirisasi secara penuh. Namun, proposal seperti itu telah ditolak keras oleh Pyongyang.

Pyongyang telah memperingatkan itu bisa mengambil "jalan baru" jika negosiasi denuklirisasi gagal. Sementara itu, Gedung Putih juga mengancam akan menggunakan kekuatan militer dan ekonomi jika rezim Kim Jong-un nekat menguji coba rudal jarak jauh maupun bom nuklir.

Korea Utara telah melakukan serangkaian uji coba rudal jarak pendek dalam beberapa pekan terakhir. Sebelum liburan Natal, Kim Jong-un mengeluarkan ancaman samar terhadap AS, yakni akan memberikan "hadiah Natal" tak mengenakkan bagi Washington jika tak menawarkan konsesi sampai batas waktu akhir tahun ini yang sebentar lagi habis.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1297 seconds (0.1#10.140)