Serangan Iran Mengejutkan, AS Pertimbangkan Ubah Postur Pertahanan
A
A
A
WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan penyesuaian pada postur pertahanannya di Timur Tengah. Ini dilakukan setelah secara mengejutkan Iran menyerang Irak, wilayah di mana negara itu mempunyai pengaruh. Hal itu diungkapkan oleh seorang pejabat pertahanan AS.
Sebelum penyerangan pada Rabu lalu, selama berhari-hari Iran telah mengancam akan membalas dendam pembunuhan komandan militernya, Qassem Soleimani. Ancaman ini pun ditanggapi serius oleh Washington.
AS sendiri telah mendeteksi bahwa pasukan rudal Iran di seluruh negara itu telah berada dalam kondisi siaga tinggi. AS memandang serangan rudal sebagai opsi yang paling mungkin dilakukan oleh militer Iran untuk merespons secara formal. (Baca: Rudal-rudal Iran Siaga Tinggi setelah AS Habisi Jenderal Soleimani )
"Tetapi Teheran dipandang lebih mungkin untuk menyerang posisi AS di negara-negara selain Iran, di mana Iran telah menghitung sejumlah sekutu berpengaruh (AS)," kata pejabat senior AS yang berbicara dengan syarat anonim seperti dikutip dari Reuters, Jumat (10/1/2020).
Pengungkapan ini membantu menjelaskan mengapa AS tidak memiliki pertahanan udara Patriot yang dikerahkan ke lokasi-lokasi seperti pangkalan udara al-Asad di Irak, tempat sedikitnya 11 rudal balistik Iran menghantam lokasi itu pada Rabu lalu. Sebaliknya, sistem semacam itu dikerahkan di tempat lain di wilayah di mana pasukan AS ditempatkan, termasuk di Arab Saudi, musuh bebuyutan Iran. (Baca: Tak Cegat 15 Misil Iran, Sistem Rudal Patriot AS Kebobolan )
Alih-alih, pasukan AS mengambil keuntungan dari jam-jam peringatan dini yang diberikan oleh intelijen AS dan mampu mengambil tindakan pertahanan yang lebih mendasar sebelum rudal yang ditembakkan dari setidaknya tiga lokasi di dalam Iran mengenai target mereka di Irak.
Tindakan pencegahan semacam itu termasuk "rencana pencar," berkerumun di bunker dan peralatan pelindung untuk membantu melindungi pasukan Amerika yang diserang.
Tidak ada korban dalam serangan itu, sebuah prestasi yang dikatakan oleh para pemimpin militer AS karena peran para komandan di lapangan - bukan karena niat baik Teheran.
Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Mark Milley, mengatakan ia yakin serangan itu dimaksudkan untuk membunuh personil AS di al-Asad. Ia mencatat bahwa rudal itu memiliki hulu ledak 1.000 hingga 2.000 pound, yang masing-masing dengan kekuatan ledakan signifikan dapat membunuh orang di daerah yang luas di sekitar lokasi serangan.
Tidak jelas apakah militer AS sekarang mungkin berupaya menempatkan Patriot di dalam Irak dan dari mana mereka akan dipindahkan. Pertahanan udara adalah sumber daya yang langka di militer AS.
Pejabat AS masih khawatir bahwa kelompok-kelompok yang didukung Iran di seluruh wilayah itu dapat melakukan serangan terhadap Amerika Serikat.
Pentagon telah mengirim ribuan pasukan tambahan ke Timur Tengah dalam beberapa pekan terakhir, termasuk dari Divisi Lintas Udara ke-82 dan Brigade Lintas Udara ke-173.
Sebelum penyerangan pada Rabu lalu, selama berhari-hari Iran telah mengancam akan membalas dendam pembunuhan komandan militernya, Qassem Soleimani. Ancaman ini pun ditanggapi serius oleh Washington.
AS sendiri telah mendeteksi bahwa pasukan rudal Iran di seluruh negara itu telah berada dalam kondisi siaga tinggi. AS memandang serangan rudal sebagai opsi yang paling mungkin dilakukan oleh militer Iran untuk merespons secara formal. (Baca: Rudal-rudal Iran Siaga Tinggi setelah AS Habisi Jenderal Soleimani )
"Tetapi Teheran dipandang lebih mungkin untuk menyerang posisi AS di negara-negara selain Iran, di mana Iran telah menghitung sejumlah sekutu berpengaruh (AS)," kata pejabat senior AS yang berbicara dengan syarat anonim seperti dikutip dari Reuters, Jumat (10/1/2020).
Pengungkapan ini membantu menjelaskan mengapa AS tidak memiliki pertahanan udara Patriot yang dikerahkan ke lokasi-lokasi seperti pangkalan udara al-Asad di Irak, tempat sedikitnya 11 rudal balistik Iran menghantam lokasi itu pada Rabu lalu. Sebaliknya, sistem semacam itu dikerahkan di tempat lain di wilayah di mana pasukan AS ditempatkan, termasuk di Arab Saudi, musuh bebuyutan Iran. (Baca: Tak Cegat 15 Misil Iran, Sistem Rudal Patriot AS Kebobolan )
Alih-alih, pasukan AS mengambil keuntungan dari jam-jam peringatan dini yang diberikan oleh intelijen AS dan mampu mengambil tindakan pertahanan yang lebih mendasar sebelum rudal yang ditembakkan dari setidaknya tiga lokasi di dalam Iran mengenai target mereka di Irak.
Tindakan pencegahan semacam itu termasuk "rencana pencar," berkerumun di bunker dan peralatan pelindung untuk membantu melindungi pasukan Amerika yang diserang.
Tidak ada korban dalam serangan itu, sebuah prestasi yang dikatakan oleh para pemimpin militer AS karena peran para komandan di lapangan - bukan karena niat baik Teheran.
Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Mark Milley, mengatakan ia yakin serangan itu dimaksudkan untuk membunuh personil AS di al-Asad. Ia mencatat bahwa rudal itu memiliki hulu ledak 1.000 hingga 2.000 pound, yang masing-masing dengan kekuatan ledakan signifikan dapat membunuh orang di daerah yang luas di sekitar lokasi serangan.
Tidak jelas apakah militer AS sekarang mungkin berupaya menempatkan Patriot di dalam Irak dan dari mana mereka akan dipindahkan. Pertahanan udara adalah sumber daya yang langka di militer AS.
Pejabat AS masih khawatir bahwa kelompok-kelompok yang didukung Iran di seluruh wilayah itu dapat melakukan serangan terhadap Amerika Serikat.
Pentagon telah mengirim ribuan pasukan tambahan ke Timur Tengah dalam beberapa pekan terakhir, termasuk dari Divisi Lintas Udara ke-82 dan Brigade Lintas Udara ke-173.
(ian)