Irak Lanjutkan Pembicaraan Pembelian S-300 Rusia
A
A
A
BAGHDAD - Ketua Komite Keamanan dan Pertahanan Parlemen Irak, Mohammad Reza menyatakan, Irak melanjutkan pembicaraan dengan Rusia mengenai pembelian sistem pertahanan udara S-300. Menurut Reza, pembicaraan dimulai kembali tidak lama setelah serangan udara terhadap Pasukan Mobilisasi Populer (PMU).
"Masalah itu seharusnya diselesaikan beberapa bulan lalu. Setelah serangan terhadap pangkalan PMU di Baghdad dan provinsi lain ini menciptakan kebutuhan akan pertahanan udara semacam itu," ucap Reza.
Dia memprediksi akan ada penolakan dari Amerika Serikat (AS) atas kesepakatan antara Baghdad dan Moskow. Reza mengatakan, protes Washington berada di belakang penangguhan pembicaraan awal tentang pembelian S-300.
Reza, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (9/1/2020), berpendapat bahwa persenjataan Rusia akan lebih fleksibel dan lebih murah dibandingkan dengan senjata buatan AS.
Namun, Reza menolak mengungkap pada tahap apa pembicaraan saat ini sedang berlangsung, karena dia tidak terlibat secara langsung di dalamnya. Meski demikian, dia mencatat bahwa negosiasi telah disetujui oleh pejabat tinggi Irak.
Media-media di Irak sebelumnya melaporkan bahwa pada September 2019, Baghdad berusaha untuk membeli sistem pertahanan udara S-300 Rusia. Menurut laporan-laporan ini, gagasan itu dipicu oleh keengganan AS untuk memberi Irak sistem pertahanan udara modern.
"Masalah itu seharusnya diselesaikan beberapa bulan lalu. Setelah serangan terhadap pangkalan PMU di Baghdad dan provinsi lain ini menciptakan kebutuhan akan pertahanan udara semacam itu," ucap Reza.
Dia memprediksi akan ada penolakan dari Amerika Serikat (AS) atas kesepakatan antara Baghdad dan Moskow. Reza mengatakan, protes Washington berada di belakang penangguhan pembicaraan awal tentang pembelian S-300.
Reza, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (9/1/2020), berpendapat bahwa persenjataan Rusia akan lebih fleksibel dan lebih murah dibandingkan dengan senjata buatan AS.
Namun, Reza menolak mengungkap pada tahap apa pembicaraan saat ini sedang berlangsung, karena dia tidak terlibat secara langsung di dalamnya. Meski demikian, dia mencatat bahwa negosiasi telah disetujui oleh pejabat tinggi Irak.
Media-media di Irak sebelumnya melaporkan bahwa pada September 2019, Baghdad berusaha untuk membeli sistem pertahanan udara S-300 Rusia. Menurut laporan-laporan ini, gagasan itu dipicu oleh keengganan AS untuk memberi Irak sistem pertahanan udara modern.
(esn)