Habisi Jenderal Soleimani, AS Tak Konsultasi dengan Saudi
A
A
A
RIYADH - Amerika Serikat (AS) tidak berkonsultasi dengan Arab Saudi dalam meluncurkan serangan udara yang menewaskan jenderal top Iran, Qassem Soleimani. Kerajaan yang dipimpin Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud itu sedang berupaya meredakan ketegangan regional yang telah memanas.
"Kerajaan Arab Saudi tidak (dimintai) konsultasi mengenai serangan AS," kata seorang pejabat Kerajaan Arab Saudi kepada AFP, yang meminta ditulis anonim.
"Mengingat perkembangan pesat, kerajaan menekankan pentingnya melakukan pengekangan diri untuk menjaga terhadap semua tindakan yang dapat menyebabkan eskalasi, dengan konsekuensi parah," lanjut pejabat tersebut, yang dilansir Senin (6/1/2020). (Baca: AS Bunuh Jenderal Soleimani, Saudi Minta Semua Pihak Tahan Diri )
Para analis sebelumnya memperingatkan bahwa Arab Saudi rentan menjadi target balas dendam Iran atas kematian Jenderal Soleimani, komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran. Serangan rudal Hellfire via drone MQ-9 Reaper Amerika di Bandara Internasional Bagdad pada Jumat dini hari lalu tak hanya menewaskan Soleimani. Komandan milisi Syiah Irak, Abu Mahdi al-Muhandis dan beberapa milisi lainnya juga tewas.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi juga menyerukan semua pihak untuk menahan diri. Raja Salman dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Irak Barham Saleh menekankan perlunya langkah-langkah untuk meredakan ketegangan.
Dalam panggilan telepon secara terpisah dengan Perdana Menteri Irak Adel Abdel Mahdi, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman menekankan perlunya melakukan upaya untuk menenangkan situasi dan mengurangi ketegangan. (Baca juga: Kata Analis, Sekutu AS Takut Jadi Target Balas Dendam Iran )
Putra Mahkota telah menginstruksikan Pangeran Khalid bin Salman—adik laki-lakinya yang juga Wakil Menteri Pertahanan—untuk melakukan perjalanan ke Washington dan London dalam beberapa hari ke depan untuk mendesak pengekangan diri. Laporan tentang instruksi calon raja Saudi itu telah dipublikasikan surat kabar Asharq al-Awsat.
Menurut surat kabar tersebut, pangeran Khalid dijadwalkan akan bertemu dengan para pejabat Gedung Putih dan pejabat Pentagon.
Pembunuhan Soleimani—digambarkan sebagai salah satu jenderal terkuat Iran—adalah eskalasi yang paling dramatis antara Washington dan Teheran. Pembunuhan itu telah memicu kekhawatiran akan terjadinya perang besar-besaran di Timur Tengah.
"Kerajaan Arab Saudi tidak (dimintai) konsultasi mengenai serangan AS," kata seorang pejabat Kerajaan Arab Saudi kepada AFP, yang meminta ditulis anonim.
"Mengingat perkembangan pesat, kerajaan menekankan pentingnya melakukan pengekangan diri untuk menjaga terhadap semua tindakan yang dapat menyebabkan eskalasi, dengan konsekuensi parah," lanjut pejabat tersebut, yang dilansir Senin (6/1/2020). (Baca: AS Bunuh Jenderal Soleimani, Saudi Minta Semua Pihak Tahan Diri )
Para analis sebelumnya memperingatkan bahwa Arab Saudi rentan menjadi target balas dendam Iran atas kematian Jenderal Soleimani, komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran. Serangan rudal Hellfire via drone MQ-9 Reaper Amerika di Bandara Internasional Bagdad pada Jumat dini hari lalu tak hanya menewaskan Soleimani. Komandan milisi Syiah Irak, Abu Mahdi al-Muhandis dan beberapa milisi lainnya juga tewas.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi juga menyerukan semua pihak untuk menahan diri. Raja Salman dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Irak Barham Saleh menekankan perlunya langkah-langkah untuk meredakan ketegangan.
Dalam panggilan telepon secara terpisah dengan Perdana Menteri Irak Adel Abdel Mahdi, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman menekankan perlunya melakukan upaya untuk menenangkan situasi dan mengurangi ketegangan. (Baca juga: Kata Analis, Sekutu AS Takut Jadi Target Balas Dendam Iran )
Putra Mahkota telah menginstruksikan Pangeran Khalid bin Salman—adik laki-lakinya yang juga Wakil Menteri Pertahanan—untuk melakukan perjalanan ke Washington dan London dalam beberapa hari ke depan untuk mendesak pengekangan diri. Laporan tentang instruksi calon raja Saudi itu telah dipublikasikan surat kabar Asharq al-Awsat.
Menurut surat kabar tersebut, pangeran Khalid dijadwalkan akan bertemu dengan para pejabat Gedung Putih dan pejabat Pentagon.
Pembunuhan Soleimani—digambarkan sebagai salah satu jenderal terkuat Iran—adalah eskalasi yang paling dramatis antara Washington dan Teheran. Pembunuhan itu telah memicu kekhawatiran akan terjadinya perang besar-besaran di Timur Tengah.
(mas)