Dua Dekade Terpisah, Ibu-Anak Palestina Bertemu di Mesir

Minggu, 29 Desember 2019 - 06:01 WIB
Dua Dekade Terpisah,...
Dua Dekade Terpisah, Ibu-Anak Palestina Bertemu di Mesir
A A A
KAIRO - Wartawan Palestina, Amjad Yaghi baru berusia sembilan tahun ketika ibunya meninggalkan Jalur Gaza dalam perjalanan singkat ke Mesir untuk perawatan medis 20 tahun lalu. Sejak saat itu, Yaghi tidak pernah lagi bersua sang ibu.

Melansir Al Arabiya, setelah meninggalkan Gaza pada tahun 1999, ibunda Yaghi, Nevine Zouheir, tidak dapat kembali ke Gaza karena nyeri tulang belakang yang memerlukan operasi. Meskipun ada 14 kali upaya untuk mengunjungi ibunya, Yaghi tidak dapat keluar dari Gaza, setelah Hamas mengambil kendali atas wilayah itu pada 2007 dan Israel serta Mesir memberlakukan blokade yang mencakup pembatasan perjalanan.

Meskipun dia diundang untuk menghadiri beberapa konferensi di luar negeri, termasuk di Mesir, Yaghi baru menerima izin perjalanan hanya setelah konferensi-konferensi itu berakhir. Tapi, Yaghi akhirnya diberikan visa untuk memasuki Mesir melalui Yordania, dan dapat berkunjung ke apartemen ibunya di kota Delta Nil, Banha pada awal Desember ini.

Seperti sudah diduga sebelumnya, reuni ibu-anak ini dipenuhi keharuan dan air mata. Ketika Zouheir melihat sang putra dari balkonnya, dia meneriakkan nama Yaghi. Dia lalu segera turun ke bawah untuk memeluknya dan mereka berpegangan tangan saat mereka berjalan ke dalam apartemen. "Sangat sulit, mengetahui Anda bisa mati tanpa mewujudkan impian Anda, tanpa melihat keluarga Anda, ibumu," kata Yaghi.

“Dalam semua situasi ini, kamu membutuhkan seorang ibu. Ya, oke, umur saya 29 tahun. Tetapi, saya membutuhkan seorang ibu di samping saya. Saya memiliki saudara yang semuanya hebat, tetapi seorang ibu penting di negara yang hidup di bawah pendudukan," ucapnya.

Mengutip masalah keamanan, Israel mempertahankan kontrol ketat pada arus masuk dan keluar warga Palestina dari Gaza, yang diduduki oleh Israel dalam Perang Timur Tengah pada 1967. Mesir hanya sesekali membuka perbatasan dengan Gaza di kota Rafah untuk memungkinkan orang tertentu melaluinya, seperti pemegang paspor asing, pelajar dan mereka yang membutuhkan perawatan medis.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4582 seconds (0.1#10.140)