Rusia Wanti-wanti AS Tidak Menarik Diri dari Perjanjian Open Skies
A
A
A
MOSKOW - Washington memberikan petunjuk tentang kemungkinannya menarik dari dari perjanjian Open Skies, salah satu dari sedikit mekanisme kontrol senjata yang tersisa. Ini membuktikan jika mereka tidak peduli tentang keamanan negara-negara pengikutnya.
Hal itu dikatakan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Aleksandr Grushko. Menurutnya, Washington sekarang sedang mempertimbangkan untuk keluar dari perjanjian Open Skies dan itu, meskipun tidak mengejutkan, akan disesalkan.
"Orang Amerika telah menyatakan bahwa hampir semua mekanisme kontrol senjata gagal memenuhi kepentingan mereka. Ini bergerak ke mana-mana," ujarnya.
Dikatakannya jika AS meninggalkan perjanjian itu, Rusia akan siap untuk itu dan bertindak berdasarkan kepentingan nasionalnya. Ia menambahkan bahwa perkembangan tersebut merupakan pukulan bagi keamanan Eropa. Jelas menunjukkan bahwa AS memperlakukan sekutu-sekutunya di Eropa hanya sebagai pengikut.
"Washington memaksa mereka untuk membeli senjata AS dan berusaha membuat mereka membeli gas Amerika alih-alih Rusia, sambil menjatuhkan sanksi terhadap mereka dan meninggalkan perjanjian yang sangat penting bagi orang Eropa," tukasnya.
Menurut Grushko Eropa, pada gilirannya, tidak memiliki kemauan politik.
"Tidak terlalu jelas apakah negara itu siap untuk akhirnya menaikkan suaranya untuk membela kepentingannya sendiri," ucapnya.
Washington tidak pernah secara resmi mengangkat kemungkinan menarik diri dari Perjanjian Open Skies di tingkat internasional. Namun, beberapa bagian dari lembaga di AS mulai membicarakannya selama beberapa bulan terakhir.
Pada bulan Oktober, ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR AS, Eliot Engel menyuarakan kekhawatirannya tentang laporan bahwa Presiden Donald Trump ingin meninggalkan perjanjian. Engel mengecam rencana semacam itu sebagai pukulan bagi kepentingan Amerika dan "hadiah" bagi Rusia.
Namun, ia juga menarik perhatian pada beberapa kekhawatiran implementasi perjanjian tentang Rusia dan menyatakan dukungannya untuk pembatasan diberlakukan pada penerbangan Rusia di Amerika Serikat.
Hal itu dikatakan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Aleksandr Grushko. Menurutnya, Washington sekarang sedang mempertimbangkan untuk keluar dari perjanjian Open Skies dan itu, meskipun tidak mengejutkan, akan disesalkan.
"Orang Amerika telah menyatakan bahwa hampir semua mekanisme kontrol senjata gagal memenuhi kepentingan mereka. Ini bergerak ke mana-mana," ujarnya.
Dikatakannya jika AS meninggalkan perjanjian itu, Rusia akan siap untuk itu dan bertindak berdasarkan kepentingan nasionalnya. Ia menambahkan bahwa perkembangan tersebut merupakan pukulan bagi keamanan Eropa. Jelas menunjukkan bahwa AS memperlakukan sekutu-sekutunya di Eropa hanya sebagai pengikut.
"Washington memaksa mereka untuk membeli senjata AS dan berusaha membuat mereka membeli gas Amerika alih-alih Rusia, sambil menjatuhkan sanksi terhadap mereka dan meninggalkan perjanjian yang sangat penting bagi orang Eropa," tukasnya.
Menurut Grushko Eropa, pada gilirannya, tidak memiliki kemauan politik.
"Tidak terlalu jelas apakah negara itu siap untuk akhirnya menaikkan suaranya untuk membela kepentingannya sendiri," ucapnya.
Washington tidak pernah secara resmi mengangkat kemungkinan menarik diri dari Perjanjian Open Skies di tingkat internasional. Namun, beberapa bagian dari lembaga di AS mulai membicarakannya selama beberapa bulan terakhir.
Pada bulan Oktober, ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR AS, Eliot Engel menyuarakan kekhawatirannya tentang laporan bahwa Presiden Donald Trump ingin meninggalkan perjanjian. Engel mengecam rencana semacam itu sebagai pukulan bagi kepentingan Amerika dan "hadiah" bagi Rusia.
Namun, ia juga menarik perhatian pada beberapa kekhawatiran implementasi perjanjian tentang Rusia dan menyatakan dukungannya untuk pembatasan diberlakukan pada penerbangan Rusia di Amerika Serikat.
(ian)