Topan Hantam Filipina di Hari Natal, 25 Ribu Orang Terlantar

Rabu, 25 Desember 2019 - 16:36 WIB
Topan Hantam Filipina...
Topan Hantam Filipina di Hari Natal, 25 Ribu Orang Terlantar
A A A
MANILA - Topan Phanfone menghantam Filipina tengah pada hari Natal, Rabu (25/12/2019). Topan membawa hujan dan membuat libur Natal begitu menyedihkan bagi jutaan orang di negara yang mayoritas beragama Katolik itu.

Ribuan orang terlantar di pelabuhan-pelabuhan yang tutup atau pusat-pusat evakuasi pada puncak perayaan Natal yang jatuh hari ini. Topan juga memaksa penduduk untuk meringkuk di rumah-rumah yang diterjang hujan karena Topan Phanfone menerjang satu pulau kecil ke pulau lainnya.

Topan Phanfone merobohkan rumah dan pohon-pohon serta memadamkan listrik di kota-kota yang wilayahnya paling rawan badai di Filipina, namun tidak ada laporan terkait korban jiwa.

Meskipun lebih lemah, Topan Phanfone mengikuti jalur yang mirip dengan Topan Super Haiyan - topan paling mematikan di negara itu dalam catatan yang menyebabkan lebih dari 7.300 orang tewas atau hilang pada 2013 lalu.

Lebih dari 10.000 orang menghabiskan malam Natal di sekolah, gimnasium dan gedung-gedung pemerintah yang mendadak berubah menjadi pusat-pusat evakuasi ketika topan itu mendarat pada Selasa kemarin, kata pejabat pertahanan sipil.

"Itu menakutkan. Jendela kaca pecah dan kami berlindung di tangga," kata Ailyn Metran kepada AFP setelah ia dan anaknya yang berusia empat tahun menghabiskan malam di kantor dinas cuaca setempat di mana suaminya bekerja.

"Bingkai jendela logam terbang dan jatuh ke mobil yang diparkir di luar gedung," ujarnya lagi.

Dengan hanya tidur dua jam, keluarga itu kembali ke rumah mereka di pusat kota Tacloban pada Rabu pagi untuk menemukan kedua anjing mereka selamat, tetapi lantainya tertutup lumpur dan sebatang pohon yang roboh tergelatak di atas sebuah rumah di dekatnya.

Kantor cuaca mengatakan topan sedikit menguat pada Selasa malam dan bergerak dengan kecepatan 195 kilometer per jam, kecepatan yang dapat merobohkan pohon-pohon kecil dan menghancurkan rumah-rumah yang terbuat dari bahan-bahan ringan.

Lebih banyak pulau di sepanjang jalur topan yang diperkirakan akan dihantam angin kencang dan hujan deras sebelum bertiup ke Laut China Selatan Kamis pagi.

Penjaga pantai mengatakan lebih dari 25 ribu orang yang berusaha pulang ke rumah untuk makan malam tradisional Natal bersama keluarga tetap terdampar di pelabuhan pada Hari Natal dengan layanan feri masih ditutup.

Puluhan penerbangan ke wilayah itu juga tetap dibatalkan, meskipun Ibu Kota Manila yang padat, terletak di ujung utara sejauh ini telah aman dari terjangan topan.

Filipina adalah daratan besar pertama yang menghadapi sabuk topan Pasifik.

Dengan demikian, negara kepulauan itu akan dihantam oleh rata-rata 20 badai dan topan setiap tahunnya, menewaskan banyak orang dan menggagalkan panen, rumah dan infrastruktur lainnya serta membuat jutaan orang tetap miskin.

Sebuah studi pada bulan Juli 2019 oleh Asian Development Bank yang berbasis di Manila mengatakan badai paling sering menurunkan satu persen dari output ekonomi Filipina, dengan kekuatan yang lebih kuat bisa memotong output hampir tiga persen.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1444 seconds (0.1#10.140)