Ketua DPR dan Pemimpin Senat AS Perdebatkan Sidang Pemakzulan Trump

Selasa, 24 Desember 2019 - 09:32 WIB
Ketua DPR dan Pemimpin...
Ketua DPR dan Pemimpin Senat AS Perdebatkan Sidang Pemakzulan Trump
A A A
WASHINGTON - Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi dan Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell berdebat soal aturan dasar untuk persidangan pemakzulan Presiden Donald Trump di Senat. Pemimpin Amerika itu hendak dimakzulkan atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan menghalang-halangi penyelidikan Kongres.

Pelosi, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang juga politisi Partai Demokrat, mengatakan dia belum siap untuk menyebutkan nama-nama dari timnya untuk persidangan pemakzulan Trump di Senat yang mayoritas dikuasai Partai Republik.

"DPR tidak dapat memilih manajer pemakzulan kami sampai kami tahu pengadilan macam apa yang akan dilakukan Senat," kata Pelosi di Twitter.

Tim dari DPR akan menuntut pemakzulan terhadap Trump di Senat dalam sidang yang diperkirakan akan dimulai pada Januari 2020. Trump sendiri berasal dari Partai Republik.

Pelosi belum mengirim pasal-pasal pemakzulan yang disahkan oleh DPR pekan lalu ke Senat di tengah perselisihan dengan McConnell atas bentuk persidangan yang akan diambil.

Demokrat telah mendorong empat pembantu Gedung Putih dan bekas pembantu Gedung Putih untuk bersaksi di Senat. Para pejabat dan bekas pejabat yang dipilih Demokrat itu yang mengetahui langsung transaksi Trump dengan pemimpin Ukraina.

Trump memblokir keempat pejabat dan mantan pejabat itu untuk bersaksi dalam sidang di DPR. Demokrat percaya penampilan mereka akan memperkuat kasus hukuman Trump di Senat, di mana mayoritas dua pertiga diperlukan untuk mendepak presiden dari jabatannya.

"Presiden Trump memblokir saksi dan dokumennya sendiri dari DPR, dan dari orang-orang Amerika , pada keluhan palsu tentang proses DPR," kata Pelosi. "Apa alasannya sekarang?," ujarnya.

McConnell, yang berbicara di acara televisi Fox & Friends pada hari Senin, mengatakan Pelosi terlihat ingin memberi tahu Senat bagaimana menjalankan persidangan.

"Kami belum mengesampingkan saksi," kata McConnell, yang menambahkan bahwa dia ingin menerapkan aturan yang sama seperti dalam sidang pemakzulan terhadap presiden Bill Clinton.

"Anda mendengarkan argumen pembuka, Anda memiliki periode pertanyaan tertulis, dan pada saat itu dalam sidang Clinton, kami memiliki keputusan tentang saksi mana yang harus dihubungi," katanya.

"Apa yang cukup baik untuk presiden Clinton cukup baik untuk Presiden Trump," kata senator Partai Republik dari Kentucky tersebut, seperti dikutip AFP, Selasa (24/12/2019).

McConnell memarahi Pelosi karena belum mengirim pasal-pasal pemakzulan ke Senat. "Surat-surat itu harus secara fisik dibawa ke Senat, dan kita tidak bisa maju sampai ketua DPR melakukan itu," katanya. "Dia tampaknya mencoba memberi tahu kami cara menjalankan persidangan," katanya lagi.

"Anda tahu, saya tidak ingin menjalani persidangan ini," ujar McConnell. "Jadi jika dia ingin memegang semua surat-surat itu, silakan saja."

"Cepat atau lambat, saya berasumsi dia akan mengirimnya," katanya. "Menurut saya agak tidak masuk akal untuk mengatakan, setelah Anda memakzulkan presiden, Anda tidak akan mengirim surat ke Senat untuk sidang pemakzulan yang diamanatkan oleh Konstitusi," imbuh dia.

Trump, yang sedang berlibur di Florida, mengecam Pelosi. "Pelosi memberi kita pengadilan paling tidak adil dalam sejarah Kongres AS, dan sekarang dia menangisi pengadilan di Senat, dan melanggar semua aturan saat melakukannya," katanya.

DPR telah memberikan suara pada pekan lalu untuk memakzulkan Trump atas tuduhan menyalahgunakan kekuasaan karena menekan presiden Ukraina untuk menyelidiki lawan potensialnya untuk pemilu 2020, Joe Biden dari Partai Demokrat.

Trump dituduh menahan bantuan militer untuk Ukraina dengan tujuan menekan Kiev agar menyelidiki Biden atas dugaan korupsi di perusahaan gas di Ukraina.

Menurut email internal yang diterbitkan akhir pekan lalu, seorang pejabat anggaran AS mengatakan kepada Pentagon untuk menunda bantuan militer ke Kiev 90 menit setelah panggilan telepon 25 Juli yang kontroversial antara Trump dan mitranya dari Ukraina, Volodymyr Zelensky.

Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer meminta pada hari Senin bahwa email dimasukkan dalam daftar dokumen yang akan ditinjau oleh Senat di persidangan pemakzulan.

Schumer juga mempermasalahkan McConnell. "Pemimpin Mayoritas telah menyarankan bahwa Senat harus memulai persidangan dan memutuskan nanti apakah akan memanggil saksi atau mendapatkan dokumen," kata Schumer dalam suratnya kepada kolega Senat.

"Efek praktis dari pendekatan itu, bagaimanapun, adalah untuk menutup kemungkinan memperoleh bukti seperti itu karena akan terlambat," katanya.

Anggota parlemen juga memakzulkan Trump karena menghalangi penyelidikan Kongres terkait dugaan presiden ikut campur urusan Ukraina.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1188 seconds (0.1#10.140)