Korut Perluas Pabrik Produksi Rudal Jarak Jauh
A
A
A
WASHINGTON - Korea Utara (Korut) telah memperluas pabrik yang terkait dengan produksi rudal nuklir jarak jauh. Hal itu berdasarkan analisis terbaru dari foto-foto satelit terhadap situs lokasi peluncuran rudal negara itu.
Menurut Direktur Program Nonproliferasi Asia Timur di Institut Studi Internasional Middlebury, Jeffrey Lewis, gambar satelit komersial dari Planet Labs menunjukkan struktur sementara di lokasi tersebut untuk mengakomodasi peningkatan peluncur roket.
"Kami percaya Korea Utara membangun struktur ini ketika fasilitas tersebut terlibat dalam memproduksi atau memodifikasi peluncur ICBM," Lewis menyimpulkan dalam analisis tertulis, menggunakan akronim untuk rudal balistik antarbenua seperti dikutip dari NBC News, Minggu (22/12/2019).
Lewis menambahkan bahwa ini adalah salah satu dari banyak bukti yang menunjukkan satu arah.
"Ada aktivitas di sejumlah lokasi yang menunjukkan bahwa Korea Utara meletakkan landasan untuk perluasan program ICBM mereka - lebih banyak sistem, lebih banyak bangunan, lebih banyak kemampuan," terangnya.
Fasilitas yang ditandai oleh Lewis dan timnya dikenal sebagai Pabrik 16 Maret, dan memproduksi baik kendaraan militer maupun sipil. Lewis mengungkapkan pembuat truk Rusia KamAZ mulai berpartisipasi dalam usaha patungan di fasilitas tersebut untuk memproduksi kendaraan sipil dari November 2006 hingga 2010.
"Perluasan pabrik meningkatkan kemampuannya untuk memproduksi truk untuk keperluan sipil dan militer," ungkap Lewis.
"Hingga saat ini, tugas berat Korea Utara dengan kemampuan terbatas untuk memproduksi sasis kendaraan telah menjadi kendala pada pengembangan program rudal balistik antar-benua yang dapat bertahan. Perluasan fasilitas ini mungkin merupakan peningkatan kemampuan Korea Utara untuk memproduksi peluncur rudal domestik. dan memperluasnya kekuatan ICBM," tuturnya.
"Satu-satunya pilihan adalah menerima kenyataan bahwa Korea Utara adalah negara bersenjata nuklir yang membuat AS berisiko," kata Lewis. "Pemerintahan Trump punya peluang, dan saya pikir mereka telah merusaknya," ujarnya.
Lebih jauh Lewis mengatakan Pemimpin Korut Kim Jong-un tidak pernah mau melucuti senjatanya, tetapi ia mungkin sudah siap untuk membiarkan senjata-senjata itu menghilang dari pandangan, berhenti menguji coba, berhenti memberikan ancaman.
Bukti baru ini muncul ketika pejabat militer dan intelijen Amerika Serikat (AS) semakin khatir bahwa Korut siap untuk melakukan uji coba rudal jarak jauh dalam beberapa hari atau minggu ke depan.
Negara ini menghentikan uji coba rudal nuklir dan jarak jauh pada 2017 setelah pembicaraan diplomatik dengan AS yang mencakup dua pertemuan puncak antara Kim Jong-un dan Donald Trump.
Menurut Direktur Program Nonproliferasi Asia Timur di Institut Studi Internasional Middlebury, Jeffrey Lewis, gambar satelit komersial dari Planet Labs menunjukkan struktur sementara di lokasi tersebut untuk mengakomodasi peningkatan peluncur roket.
"Kami percaya Korea Utara membangun struktur ini ketika fasilitas tersebut terlibat dalam memproduksi atau memodifikasi peluncur ICBM," Lewis menyimpulkan dalam analisis tertulis, menggunakan akronim untuk rudal balistik antarbenua seperti dikutip dari NBC News, Minggu (22/12/2019).
Lewis menambahkan bahwa ini adalah salah satu dari banyak bukti yang menunjukkan satu arah.
"Ada aktivitas di sejumlah lokasi yang menunjukkan bahwa Korea Utara meletakkan landasan untuk perluasan program ICBM mereka - lebih banyak sistem, lebih banyak bangunan, lebih banyak kemampuan," terangnya.
Fasilitas yang ditandai oleh Lewis dan timnya dikenal sebagai Pabrik 16 Maret, dan memproduksi baik kendaraan militer maupun sipil. Lewis mengungkapkan pembuat truk Rusia KamAZ mulai berpartisipasi dalam usaha patungan di fasilitas tersebut untuk memproduksi kendaraan sipil dari November 2006 hingga 2010.
"Perluasan pabrik meningkatkan kemampuannya untuk memproduksi truk untuk keperluan sipil dan militer," ungkap Lewis.
"Hingga saat ini, tugas berat Korea Utara dengan kemampuan terbatas untuk memproduksi sasis kendaraan telah menjadi kendala pada pengembangan program rudal balistik antar-benua yang dapat bertahan. Perluasan fasilitas ini mungkin merupakan peningkatan kemampuan Korea Utara untuk memproduksi peluncur rudal domestik. dan memperluasnya kekuatan ICBM," tuturnya.
"Satu-satunya pilihan adalah menerima kenyataan bahwa Korea Utara adalah negara bersenjata nuklir yang membuat AS berisiko," kata Lewis. "Pemerintahan Trump punya peluang, dan saya pikir mereka telah merusaknya," ujarnya.
Lebih jauh Lewis mengatakan Pemimpin Korut Kim Jong-un tidak pernah mau melucuti senjatanya, tetapi ia mungkin sudah siap untuk membiarkan senjata-senjata itu menghilang dari pandangan, berhenti menguji coba, berhenti memberikan ancaman.
Bukti baru ini muncul ketika pejabat militer dan intelijen Amerika Serikat (AS) semakin khatir bahwa Korut siap untuk melakukan uji coba rudal jarak jauh dalam beberapa hari atau minggu ke depan.
Negara ini menghentikan uji coba rudal nuklir dan jarak jauh pada 2017 setelah pembicaraan diplomatik dengan AS yang mencakup dua pertemuan puncak antara Kim Jong-un dan Donald Trump.
(ian)