Ahli Nuklir Iran Uji Sentrifugal Canggih untuk Pengayaan Uranium

Jum'at, 20 Desember 2019 - 02:30 WIB
Ahli Nuklir Iran Uji...
Ahli Nuklir Iran Uji Sentrifugal Canggih untuk Pengayaan Uranium
A A A
KUALA LUMPUR - Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan para ahli nuklir negaranya telah memulai pengujian sentrifugal canggih baru untuk pengayaan uranium. Langkah itu menandai satu lagi pelanggaran terhadap kesepakatan nuklir 2015 .

Pernyataan Rouhani ini disampaikan dalam pertemuannya dengan para ekspatriat Iran di Kuala Lumpur, Malaysia, hari Rabu lalu. Dalam pertemuan itu, dia membicarakan tentang keberhasilan model sentrifugal Iran saat ini dan pengujian prototipe baru.

"Kami telah memiliki prestasi besar dan hari ini, sentrifugal IR-6 baru Iran berfungsi dan model IR-9 saat ini sedang diuji," kata Rouhani seperti dikutip dari IRNA, Jumat (20/12/2019).

Pengujian sentrifugal baru untuk pengayaan uranium tercatat sebagai pelanggaran terbaru Iran dari kesepakatan nuklirnya dengan beberapa negara kekuatan dunia sejak Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat (AS) keluar dari kesepakatan nuklir 2015. Sebelum keluar, AS menjadi bagian dari negara-negara kekuatan dunia (Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China) yang menandatangani kesepekatan nuklir dengan Iran.

Pada November lalu, Iran mulai menyuntikkan gas uranium ke lebih dari seribu sentrifugal di fasilitas nuklir di Fordo. Fasilitas itu dibangun di dalam gunung yang digambarkan oleh pengawas nuklir sebagai "bungker bawah tanah yang dibentengi".

Di bawah kesepakatan nuklir 2015, Iran telah sepakat untuk tidak mengoperasikan sentrifugal Fordo. Para pejabat Iran mengatakan langkah-langkah ini "dapat dibalikkan" jika negara-negara Eropa yang juga menandatangani kesepakatan nuklir menemukan cara untuk memungkinkan Iran menjual minyaknya di pasar luar negeri dan mengompensasi Teheran atas sanksi AS yang dijatuhkan oleh administrasi Trump.

Untuk saat ini, Iran memperkaya uranium hingga 4,5 persen. Jumlah itu melanggar batas perjanjian yakni 3,67 persen. Memperkaya uranium pada level 3,67 persen sudah cukup untuk tujuan damai dan jauh di bawah level 90 persen, sebuah level untuk pembuatan senjata nuklir.

Rouhani menghabiskan waktunya di Malaysia dengan berbicara di sebuah konferensi negara-negara mayoritas Muslim, di mana ia mendesak negara-negara dalam konferensi itu untuk memperdalam kerja sama keuangan dan perdagangan untuk melawan apa yang dia sebut sebagai hegemoni ekonomi AS.

"Dunia Muslim harus merancang langkah-langkah untuk menyelamatkan diri dari dominasi dolar Amerika Serikat dan rezim keuangan Amerika," katanya pada upacara pembukaan di antara para pemimpin dunia, termasuk pemimpin Turki, Qatar dan tuan rumah Malaysia.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9351 seconds (0.1#10.140)