Pemimpin Oposisi Thailand Serukan Unjuk Rasa Damai
A
A
A
BANGKOK - Pemimpin oposisi Thailand Thanathorn Juangroongruangkit menyerukan unjuk rasa damai pada Sabtu (14/12) setelah meminta para pendukungnya turun ke jalan menentang kemungkinan larangan pada Partai Masa Depan Maju yang dipimpinnya.
Thanathorn, 41, muncul sebagai pengkritik pemerintah yang dipimpin mantan kepala junta Prayuth Chan-ocha, 65, sejak pemilu Maret yang menurut oposisi penuh kecurangan dan menguntungkan militer.
"Kami menolak semua jenis kekerasan, baik dari demonstran atau dari pejabat pemerintah," papar Thanathorn menjelang unjuk rasa yang dimulai pukul 5 sore di Bangkok.
Dia menambahkan, "Kami yakin bahwa ini saatnya bagi rakyat yang tidak akan mentoleransi lagi rezim NCPO untuk menunjukkan diri mereka, untuk menunjukkan keinginan mereka berpartisipasi dalam politik." NCPO merupakan nama bekas junta Dewan Nasional untuk Perdamaian dan Ketertiban (NCPO).
Seruan Thanathorn agar para pendukungnya turun ke jalan itu mengingatkan kembali memori unjuk rasa di Bangkok dalam dua dekade terakhir di tengah krisis politik dan beberapa kudeta pada 2006 dan 2014.
Thanathorn menyatakan dia tidak ingin menghidupkan kembali kekacauan itu atau menyerukan protes seperti yang mengguncang Hong Kong tahun ini.
Kepolisian di Bangkok menyatakan mereka tidak menerima permintaan izin untuk berkumpul sesuai peraturan tentang pertemuan publik. Namun kepolisian tidak menyatakan mereka hendak menghalangi aksi unjuk rasa itu.
Thanathorn, 41, muncul sebagai pengkritik pemerintah yang dipimpin mantan kepala junta Prayuth Chan-ocha, 65, sejak pemilu Maret yang menurut oposisi penuh kecurangan dan menguntungkan militer.
"Kami menolak semua jenis kekerasan, baik dari demonstran atau dari pejabat pemerintah," papar Thanathorn menjelang unjuk rasa yang dimulai pukul 5 sore di Bangkok.
Dia menambahkan, "Kami yakin bahwa ini saatnya bagi rakyat yang tidak akan mentoleransi lagi rezim NCPO untuk menunjukkan diri mereka, untuk menunjukkan keinginan mereka berpartisipasi dalam politik." NCPO merupakan nama bekas junta Dewan Nasional untuk Perdamaian dan Ketertiban (NCPO).
Seruan Thanathorn agar para pendukungnya turun ke jalan itu mengingatkan kembali memori unjuk rasa di Bangkok dalam dua dekade terakhir di tengah krisis politik dan beberapa kudeta pada 2006 dan 2014.
Thanathorn menyatakan dia tidak ingin menghidupkan kembali kekacauan itu atau menyerukan protes seperti yang mengguncang Hong Kong tahun ini.
Kepolisian di Bangkok menyatakan mereka tidak menerima permintaan izin untuk berkumpul sesuai peraturan tentang pertemuan publik. Namun kepolisian tidak menyatakan mereka hendak menghalangi aksi unjuk rasa itu.
(sfn)