Gletser Puncak Jaya Papua Bakal Hilang dalam Satu Dekade

Sabtu, 14 Desember 2019 - 03:57 WIB
Gletser Puncak Jaya Papua Bakal Hilang dalam Satu Dekade
Gletser Puncak Jaya Papua Bakal Hilang dalam Satu Dekade
A A A
JAKARTA - Gletser atau bongkahan es yang ada di Puncak Jaya Papua diperkirakan akan mencair dan menghilang dalam waktu satu dekade. Begitu hasil studi terbaru yang diterbitkan pada awal pekan ini di Prosiding National Academy of Sciences.

“Gletser di dekat Puncak Jaya, Papua, Indonesia, gletser tropis terakhir di Pool Hangat Pasifik Barat, baru-baru ini mengalami laju kehilangan lapisan es yang cepat dan peningkatan laju penipisan 5,4 kali lipat,” jelas laporan itu seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (14/12/2019).

Menurut Lonnie Thompson, salah satu penulis studi tersebut, ketinggian rendah gletser Papua memastikan bahwa mereka akan menjadi yang pertama menghilang.

"Mereka adalah 'burung kenari di tambang batu bara,'" katanya.

Gletser sendiri memiliki makna budaya dan sakral bagi sebagian penduduk asli Papua."Gunung-gunung dan lembah adalah lengan dan kaki dewa mereka, dan gletser adalah kepala," jelas Thompson. "Kepala dewa mereka akan segera menghilang," imbuhnya.
Donaldi Permana, penulis lain dalam penelitian ini, mencatat bagaimana mencairnya gletser tropis merupakan cerminan langsung kenaikan suhu akibat pemanasan global.

“Gletser tropis sebagian besar lebih kecil, sehingga waktu respons mereka terhadap variasi perubahan iklim lebih cepat dibandingkan gletser dan lapisan es yang lebih besar,” jelas Permana.

Faktanya, gletser di Papua diyakini telah berkurang sekitar 85% selama beberapa dekade terakhir, AFP melaporkan.

"Situasi telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan karena pembentukan es tidak lagi terjadi - hanya resesi gletser. Gletser berada dalam bahaya menghilang dalam satu dekade atau kurang," tambah Permana.

Menurut para peneliti, pencairan gletser di Indonesia telah dipercepat oleh fenomena El Nino. Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS menyebut fenomena ini sebagai interaksi iklim-atmosfer lautan skala besar terkait dengan pemanasan berkala pada suhu permukaan laut di seluruh Pasifik Khatulistiwa tengah dan timur tengah.

Hilangnya gletser menjadi semakin sering terjadi di seluruh dunia karena suhu global terus meningkat.

Pada bulan Agustus, orang-orang berkumpul di Borgarfjordur, Islandia, sebuah fjord di barat negara pulau di dekat kota Borgarnes, untuk berduka atas hilangnya Okjokull, es Islandia yang tidak lagi cukup tebal untuk dianggap sebagai gletser. Gletser secara resmi dinyatakan mati oleh ahli glasiologi Oddur Sigurdsson pada tahun 2014, ketika ia memperhatikan bahwa salju dan esnya mencair lebih cepat daripada tingkat akumulasi.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5728 seconds (0.1#10.140)