Pencari Suaka yang Dikirim ke Guatemala Pilih Menuju Negara Asal
A
A
A
GUATEMALA CITY - Para pencari suaka Amerika Serikat (AS) yang dikirim ke Guatemala lebih memilih kembali ke negara asalnya daripada tetap tinggal di negara Amerika Tengah itu. Pernyataan itu diungkapkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Guatemala Enrique Degenhart.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump memulai program untuk mengirim para pencari suaka di perbatasan AS-Meksiko ke Guatemala terlebih dulu. Program ini dilaksanakan berdasarkan kesepakatan dengan pemerintah Guatemala pada Juli.
Program ini awalnya akan diterapkan di pos Patroli Perbatasan AS di El Paso, Texas. Tahap pertama menargetkan orang dewasa dari Honduras dan El Salvador.
Mendagri Guatemala Enrique Degenhart menyatakan total 24 orang telah dikirim ke Guatemala dalam program itu. "Dari jumlah itu, hanya dua orang yang meminta suaka di Guatemala," tutur dia saat kunjungan Pelaksana Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Chad Wolf.
Meski kesepakatan suaka dengan Guatemala akan dimulai dengan lambat, pemerintahan Trump ingin membuat beberapa pengecualian. Para pejabat imigrasi federal telah diperintahkan tidak menerapkan program itu pada anak yang tak ditemani keluarganya, migran dengan dokumen perjalanan AS yang sah, atau kasus kepentingan publik, menurut dokumen Badan Kewarganegaraan dan Imigrasi AS.
"Bagi mereka di kawasan yang mungkin keberatan dengan pilihan mengambil perjalanan berbahaya ke utara, saya mendorong Anda menolaknya. Permintaan suaka di perbatasan Southwest tidak lagi menjamin pembebasan ke dalam negeri seperti sebelumnya. Kami telah menghentikan tangkap dan bebas," ujar Wolf.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump memulai program untuk mengirim para pencari suaka di perbatasan AS-Meksiko ke Guatemala terlebih dulu. Program ini dilaksanakan berdasarkan kesepakatan dengan pemerintah Guatemala pada Juli.
Program ini awalnya akan diterapkan di pos Patroli Perbatasan AS di El Paso, Texas. Tahap pertama menargetkan orang dewasa dari Honduras dan El Salvador.
Mendagri Guatemala Enrique Degenhart menyatakan total 24 orang telah dikirim ke Guatemala dalam program itu. "Dari jumlah itu, hanya dua orang yang meminta suaka di Guatemala," tutur dia saat kunjungan Pelaksana Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Chad Wolf.
Meski kesepakatan suaka dengan Guatemala akan dimulai dengan lambat, pemerintahan Trump ingin membuat beberapa pengecualian. Para pejabat imigrasi federal telah diperintahkan tidak menerapkan program itu pada anak yang tak ditemani keluarganya, migran dengan dokumen perjalanan AS yang sah, atau kasus kepentingan publik, menurut dokumen Badan Kewarganegaraan dan Imigrasi AS.
"Bagi mereka di kawasan yang mungkin keberatan dengan pilihan mengambil perjalanan berbahaya ke utara, saya mendorong Anda menolaknya. Permintaan suaka di perbatasan Southwest tidak lagi menjamin pembebasan ke dalam negeri seperti sebelumnya. Kami telah menghentikan tangkap dan bebas," ujar Wolf.
(sfn)