Pemandangan Letusan Gunung White Island Mirip Serial 'Chernobyl'

Rabu, 11 Desember 2019 - 07:19 WIB
Pemandangan Letusan...
Pemandangan Letusan Gunung White Island Mirip Serial 'Chernobyl'
A A A
WELLINGTON - Seorang paramedis yang terlibat dalam operasi penyelamatan ketika gunung berapi di White Island, Selandia Baru, meletus mengatakan pemandangan musibah itu mirip serial "Chernobyl" yang ditayangkan HBO.

Enam orang tewas dan delapan orang lainnya masih hilang setelah erupsi terjadi Senin lalu. Lusinan orang telah dirawat di rumah sakit.

Serial "Chernobyl" menggambarkan kekacauan akibat meledaknya reaktor nomor empat di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl pada 26 April 1986. Lokasi bencana nuklir itu berada di Ukraina yang kala itu masih menjadi bagian dari Uni Soviet.

Polisi Selandia Baru mengatakan pada Selasa malam bahwa seseorang yang sedang dirawat di Rumah Sakit Middlemore setelah erupsi gunung berapi di White Island kini telah meninggal. Dia menjadi korban meninggal keenam.

"Rasanya seperti saya telah melihat mini-seri Chernobyl dan semuanya hanya diselimuti abu, itu perasaan yang sangat luar biasa, Anda tahu? Ada helikopter di pulau itu yang jelas-jelas ada di sana pada waktu itu, dengan baling-baling rotornya," kata paramedis bernama Russell Clark kepada TVNZ.

"Saya kira itu pengalaman yang cukup mengejutkan, tetapi kita harus mencoba dan mengesampingkannya untuk saat ini dan melanjutkan apa yang kita kerjakan," ujarnya, seperti dikutip Fox News, Rabu (12/12/2019).

Polisi Selandia Baru mengatakan ada 47 orang di pulau itu pada saat erupsi terjadi, termasuk 24 orang dari Australia, sembilan orang dari Amerika Serikat, dua orang dari China, empat dari Jerman, lima orang dari Selandia Baru, dua orang dari Inggris, dan satu orang dari dari Malaysia. Banyak penumpang di atas kapal pesiar Ovation of the Seas milik perusahaan Royal Caribbean ketika gunung berapi mengalami erupsi hebat.

Sekitar 30 orang yang selamat masih dirawat di rumah sakit pada hari Selasa. "Ini sangat luar biasa, maksud saya jumlah debu dan benar-benar mengenai rumah itu, Anda tahu, saya hanya bisa membayangkan bagaimana rasanya bagi orang-orang yang ada di sana pada saat itu. Mereka tidak punya tempat untuk pergi dan pengalaman yang benar-benar mengerikan untuk mereka," kata Clark.

Tak lama setelah gunung berapi meletus, Clark mengatakan responden pertama mendapatkan laporan melalui radio ambulans bahwa sudah ada "banyak pasien".

"Kami mendapatkan pembaruan status sehingga kami tahu ada pasien dengan lonjakan tinggi, pasien yang sangat, sangat kritis," katanya. "Tetapi di benak kita, kita bisa melihat gumpalan besar (asap) datang dari pulau itu, seperti pengalaman yang kita tunjukkan, kita agak tetap berpikiran terbuka, karena situasi selalu berevolusi," paparnya.

Ketika dia terbang ke pulau itu, dia mengatakan pemandangan area sekitar sangat menghancurkan.
"Kami tidak menemukan orang yang selamat di pulau itu. Dan itu...ya, itu akan sangat traumatis bagi mereka," katanya kepada TVNZ.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern memuji awak empat helikopter penyelamat yang terlibat dalam operasi penyelamatan.

"Pilot-pilot itu membuat keputusan yang sangat berani dalam situasi yang sangat berbahaya dalam upaya untuk mengeluarkan orang-orang," katanya kepada wartawan. "Kepada mereka yang kehilangan atau kehilangan keluarga dan teman, kami berbagi dalam kesedihan dan kesedihan Anda yang tak terduga."
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9565 seconds (0.1#10.140)