Pangkalan AS di Ladang Minyak Suriah Diserang
A
A
A
DAMASKUS - Penyerang yang tidak dikenal menyerang pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di ladang minyak al-Omar yang berada di Deir al-Zor, Suriah. Demikian laporan kantor berita Suriah.
Namun Pasukan Demokrat Suriah, yang dipimpin oleh Kurdi, membantah hal tersebut. Mereka mengatakan bahwa serangan itu merupakan bagian dari latihan militer.
Hingga saat ini tidak ada keterangan lebih lanjut terkait peristiwa tersebut seperti dilansir dari Al Arabiya, Jumat (6/12/2019).
Sekitar 200 tentara AS telah ditempatkan di Deir al Zor, ladang minyak terbesar di negara itu yang terletak di dekat perbatasan Irak.
Misi mereka adalah untuk mencegah ISIS dari mendapatkan akses ke ladang minyak dan mengamankan sumber daya yang memungkinkan mereka untuk menyerang kawasan itu, untuk menyerang Eropa dan menyerang AS. Hal itu dikatakan oleh Menteri Pertahanan AS Mark Esper kepada wartawan dalam kunjungannya ke Brussels pada akhir Oktober.
Perkembangan terbaru Esper mengatakan AS telah menyelesaikan penarikan militernya di Suriah timur laut, menyisakan hanya sekitar 600 tentara di negara itu setelah memposisikan ulang dan mengurangi pasukan.
Namun Pasukan Demokrat Suriah, yang dipimpin oleh Kurdi, membantah hal tersebut. Mereka mengatakan bahwa serangan itu merupakan bagian dari latihan militer.
Hingga saat ini tidak ada keterangan lebih lanjut terkait peristiwa tersebut seperti dilansir dari Al Arabiya, Jumat (6/12/2019).
Sekitar 200 tentara AS telah ditempatkan di Deir al Zor, ladang minyak terbesar di negara itu yang terletak di dekat perbatasan Irak.
Misi mereka adalah untuk mencegah ISIS dari mendapatkan akses ke ladang minyak dan mengamankan sumber daya yang memungkinkan mereka untuk menyerang kawasan itu, untuk menyerang Eropa dan menyerang AS. Hal itu dikatakan oleh Menteri Pertahanan AS Mark Esper kepada wartawan dalam kunjungannya ke Brussels pada akhir Oktober.
Perkembangan terbaru Esper mengatakan AS telah menyelesaikan penarikan militernya di Suriah timur laut, menyisakan hanya sekitar 600 tentara di negara itu setelah memposisikan ulang dan mengurangi pasukan.
(ian)