Koalisi Arab Bebaskan 200 Tahanan Houthi
A
A
A
RIYADH - Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi mengatakan telah membebaskan 200 tahanan yang berasal dari kelompok pemberontak Yaman, Houthi. Keputusan ini selaras dengan langkah Houthi dalam melanjutkan upaya untuk mengakhiri perang selama hampir lima tahun di Yaman.
Lewat sebuah pernyataan, koalisi Arab juga akan memudahkan pembatasan ruang udara Yaman untuk memungkinkan penerbangan keluar dari bandara yang dikuasai Houthi di Ibu Kota Sanaa, membantu mengevakuasi orang-orang yang membutuhkan perawatan medis di luar negeri.
Koalisi Arab melakukan intervensi di Yaman pada Maret 2015 melawan Houthi setelah mereka menggulingkan pemerintah yang diakui secara internasional dari kekuasaan di Sanaa pada akhir 2014.
Sebuah sumber mengatakan Arab Saudi telah mengadakan pembicaraan informal dengan Houthi sejak akhir September mengenai gencatan senjata, berusaha untuk keluar dari perang yang tidak populer di mana Riyadh telah mengambil tanggung jawab tunggal untuk upaya militer setelah keluarnya mitra koalisi utamanya, Uni Emirat Arab.
"Kepemimpinan koalisi ingin terus mendukung upaya-upaya untuk menyelesaikan krisis di Yaman dan mendorong maju perjanjian Stockholm, termasuk kesepakatan terkait pertukaran tahanan," kata juru bicara Kolonel Turki al-Malki seperti dilansir dari Reuters, Selasa (26/11/2019).
Ia merujuk pada pertukaran tahanan yang disetujui oleh pemerintah Yaman yang didukung Saudi dan Houthi Desember lalu pada pembicaraan damai di Swedia yang melibatkan ribuan tahanan, tetapi terhenti di tengah ketidakpercayaan yang mendalam di antara pihak-pihak yang bertikai.
Houthi pada September secara sepihak membebaskan 350 tahanan, termasuk tiga warga Saudi, setelah memperpanjang tawaran untuk menghentikan serangan rudal lintas-perbatasan dan serangan pesawat tak berawak ke Arab Saudi jika koalisi Arab mengakhiri serangan udara di Yaman.
PBB sedang mencoba memulai kembali negosiasi politik untuk mengakhiri perang, yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan mendorong jutaan orang ke jurang kelaparan.
Konflik di wilayah tersebut dilihat sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran. Kelompok Houthi, yang mengendalikan Sanaa dan sebagian besar pusat kota besar, mengatakan bahwa mereka memerangi sistem yang korup.
Lewat sebuah pernyataan, koalisi Arab juga akan memudahkan pembatasan ruang udara Yaman untuk memungkinkan penerbangan keluar dari bandara yang dikuasai Houthi di Ibu Kota Sanaa, membantu mengevakuasi orang-orang yang membutuhkan perawatan medis di luar negeri.
Koalisi Arab melakukan intervensi di Yaman pada Maret 2015 melawan Houthi setelah mereka menggulingkan pemerintah yang diakui secara internasional dari kekuasaan di Sanaa pada akhir 2014.
Sebuah sumber mengatakan Arab Saudi telah mengadakan pembicaraan informal dengan Houthi sejak akhir September mengenai gencatan senjata, berusaha untuk keluar dari perang yang tidak populer di mana Riyadh telah mengambil tanggung jawab tunggal untuk upaya militer setelah keluarnya mitra koalisi utamanya, Uni Emirat Arab.
"Kepemimpinan koalisi ingin terus mendukung upaya-upaya untuk menyelesaikan krisis di Yaman dan mendorong maju perjanjian Stockholm, termasuk kesepakatan terkait pertukaran tahanan," kata juru bicara Kolonel Turki al-Malki seperti dilansir dari Reuters, Selasa (26/11/2019).
Ia merujuk pada pertukaran tahanan yang disetujui oleh pemerintah Yaman yang didukung Saudi dan Houthi Desember lalu pada pembicaraan damai di Swedia yang melibatkan ribuan tahanan, tetapi terhenti di tengah ketidakpercayaan yang mendalam di antara pihak-pihak yang bertikai.
Houthi pada September secara sepihak membebaskan 350 tahanan, termasuk tiga warga Saudi, setelah memperpanjang tawaran untuk menghentikan serangan rudal lintas-perbatasan dan serangan pesawat tak berawak ke Arab Saudi jika koalisi Arab mengakhiri serangan udara di Yaman.
PBB sedang mencoba memulai kembali negosiasi politik untuk mengakhiri perang, yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan mendorong jutaan orang ke jurang kelaparan.
Konflik di wilayah tersebut dilihat sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran. Kelompok Houthi, yang mengendalikan Sanaa dan sebagian besar pusat kota besar, mengatakan bahwa mereka memerangi sistem yang korup.
(ian)