Tendang Pembakar Alquran di Norwegia, Ilyas Dicap Pahlawan Muslim
A
A
A
KRISTIANSAND - Seorang pria yang melakukan "tendangan terbang" terhadap demonstran pembakar Alquran di Norwegia menuai pujian dari komunitas Muslim di seluruh dunia. Pria yang diidentifikasi dengan nama pendek Ilyas itu dijuluki sebagai "Pahlawan Muslim".
Aksi Ilyas terjadi selama demo organisasi sayap kanan Stop Islamisation of Norway (SIAN) di kota selatan Kristiansand, Norwegia, akhir pekan lalu.
Selama demonstrasi anti-Islam, para aktivis sayap kanan itu mengecam Islam dengan sebutan "fasis" dan agama kekerasan. Para aktivis SIAN juga menghina Nabi Muhammad dengan sebutan "paedofil", serta melemparkan dua salinan Alquran ke tempat sampah.
Kemarahan komunitas Muslim yang juga berkumpul di Kristiansand memuncak ketika pemimpin SIAN, Lars Thorsen, membakar sebuah Alquran di depan orang banyak. Beberapa pria Muslim, salah satunya Ilyas langsung menyerang Thorsen dengan aksi "tendangan terbang"-nya.
Ilyas dan beberapa rekannya berhasil menerobos barikade polisi dan menyerang Thorsen. Namun, dia dan rekan-rekannya akhinya ditundukkan dan ditahan oleh polisi.
Meski dikenal sebagai Ilyas di media sosial, media Pakistan; Dawn, mengidentifikasi dirinya dengan nama Qusay Rashed. Dia adalah warga negara Palestina yang tinggal di Norwegia.
"Hadirin sekalian menghadirkan Anda 'Pembela Quran'," tulis seorang pengguna Twitter yang mengomentari video "tendangan terbang" Ilyas.
"Salut pada saudara," lanjut pengguna Twitter tersebut dengan membubuhkan tanda pagar #RealHeroOfTheMuslimUmmah.
Pengguna Twitter lainnya menulis; "Orang yang melompat dari pagar dan menyelamatkan kitab suci Alquran dari pembakaran dalam protes anti-Islam di Norwegia (telah) memenangkan hati jutaan orang."
Insiden itu secara khusus menarik perhatian di Pakistan, di mana Kementerian Luar Negeri memanggil duta besar Norwegia karena kemarahan rakyat setempat. (Baca: Keterlaluan, Demonstran Anti-Islam di Norwegia Membakar Alquran )
"Kecaman Pakistan atas tindakan ini diulangi. Itu menggarisbawahi bahwa tindakan seperti itu menyakiti sentimen 1,3 miliar Muslim di seluruh dunia, termasuk yang di Pakistan," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu.
"Lebih jauh, tindakan seperti itu tidak bisa dibenarkan atas nama kebebasan berekspresi," lanjut kementerian tersebut.
Kedutaan Besar Pakistan di Oslo juga menyampaikan protes keras."Kedutaan diinstruksikan untuk menyampaikan protes Pakistan dan keprihatinan mendalam kepada pihak berwenang Norwegia," bunyi pernyataan tersebut, seperti dikutip dari alaraby.co.uk, Selasa (26/11/2019).
Turki juga mengutuk pembakaran kitab suci tersebut."Itu penghinaan terhadap kitab suci kami," kata Kementerian Luar Negeri Turki.
"Kami berharap tindakan seperti itu dapat dicegah dan mereka yang bertanggung jawab akan diadili secepat mungkin," lanjut kementerian itu.
Publik Norwegia melalui media sosial dengan cepat menjauhkan diri dari SIAN.
"Kristiansand adalah kota untuk semua orang, dan kami bekerja secara sistematis untuk menciptakan keragaman. Tindakan seperti itu provokatif dan disesalkan," kata Wali Kota Kristiansand Harald Furre kepada lembaga penyiaran publik, NRK.
Baik Thorsen dan Ilyas dilaporkan ditahan oleh otoritas Norwegia setelah keributan itu. Empat pemrotes Muslim lainnya, yang merupakan warga negara Palestina atau Suriah, juga ditahan.
Serikat Muslim lokal Kristiansand mengatakan bahwa mereka ingin membawa Thorsen ke pengadilan atas insiden itu.
Aksi Ilyas terjadi selama demo organisasi sayap kanan Stop Islamisation of Norway (SIAN) di kota selatan Kristiansand, Norwegia, akhir pekan lalu.
Selama demonstrasi anti-Islam, para aktivis sayap kanan itu mengecam Islam dengan sebutan "fasis" dan agama kekerasan. Para aktivis SIAN juga menghina Nabi Muhammad dengan sebutan "paedofil", serta melemparkan dua salinan Alquran ke tempat sampah.
Kemarahan komunitas Muslim yang juga berkumpul di Kristiansand memuncak ketika pemimpin SIAN, Lars Thorsen, membakar sebuah Alquran di depan orang banyak. Beberapa pria Muslim, salah satunya Ilyas langsung menyerang Thorsen dengan aksi "tendangan terbang"-nya.
Ilyas dan beberapa rekannya berhasil menerobos barikade polisi dan menyerang Thorsen. Namun, dia dan rekan-rekannya akhinya ditundukkan dan ditahan oleh polisi.
Meski dikenal sebagai Ilyas di media sosial, media Pakistan; Dawn, mengidentifikasi dirinya dengan nama Qusay Rashed. Dia adalah warga negara Palestina yang tinggal di Norwegia.
"Hadirin sekalian menghadirkan Anda 'Pembela Quran'," tulis seorang pengguna Twitter yang mengomentari video "tendangan terbang" Ilyas.
"Salut pada saudara," lanjut pengguna Twitter tersebut dengan membubuhkan tanda pagar #RealHeroOfTheMuslimUmmah.
Pengguna Twitter lainnya menulis; "Orang yang melompat dari pagar dan menyelamatkan kitab suci Alquran dari pembakaran dalam protes anti-Islam di Norwegia (telah) memenangkan hati jutaan orang."
Insiden itu secara khusus menarik perhatian di Pakistan, di mana Kementerian Luar Negeri memanggil duta besar Norwegia karena kemarahan rakyat setempat. (Baca: Keterlaluan, Demonstran Anti-Islam di Norwegia Membakar Alquran )
"Kecaman Pakistan atas tindakan ini diulangi. Itu menggarisbawahi bahwa tindakan seperti itu menyakiti sentimen 1,3 miliar Muslim di seluruh dunia, termasuk yang di Pakistan," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu.
"Lebih jauh, tindakan seperti itu tidak bisa dibenarkan atas nama kebebasan berekspresi," lanjut kementerian tersebut.
Kedutaan Besar Pakistan di Oslo juga menyampaikan protes keras."Kedutaan diinstruksikan untuk menyampaikan protes Pakistan dan keprihatinan mendalam kepada pihak berwenang Norwegia," bunyi pernyataan tersebut, seperti dikutip dari alaraby.co.uk, Selasa (26/11/2019).
Turki juga mengutuk pembakaran kitab suci tersebut."Itu penghinaan terhadap kitab suci kami," kata Kementerian Luar Negeri Turki.
"Kami berharap tindakan seperti itu dapat dicegah dan mereka yang bertanggung jawab akan diadili secepat mungkin," lanjut kementerian itu.
Publik Norwegia melalui media sosial dengan cepat menjauhkan diri dari SIAN.
"Kristiansand adalah kota untuk semua orang, dan kami bekerja secara sistematis untuk menciptakan keragaman. Tindakan seperti itu provokatif dan disesalkan," kata Wali Kota Kristiansand Harald Furre kepada lembaga penyiaran publik, NRK.
Baik Thorsen dan Ilyas dilaporkan ditahan oleh otoritas Norwegia setelah keributan itu. Empat pemrotes Muslim lainnya, yang merupakan warga negara Palestina atau Suriah, juga ditahan.
Serikat Muslim lokal Kristiansand mengatakan bahwa mereka ingin membawa Thorsen ke pengadilan atas insiden itu.
(mas)