Netanyahu: Iran Rencanakan Serangan ke Israel
A
A
A
YERUSALEM - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menuduh Iran merencanakan serangan terhadap Israel. Dia mengatakan segala sesuatu yang mungkin akan dilakukan untuk mencegah serangan tersebut.
Perdana menteri—yang didakwa dengan tuduhan korupsi pada hari Kamis dan sedang berjuang mempertahankan kekuasaannya—membuat pernyataan tersebut ketika berkunjung pangkalan militer di dekat perbatasan Israel-Suriah yang dilanda konflik.
"Agresi Iran di wilayah kami, dan terhadap kami, terus berlanjut," kata Netanyahu.
Dia telah berbicara Ketua Kapala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS) Jenderal Mark Milley yang sedang berada di Israel untuk bertemu timpalannya, Jenderal Aviv Kohavi.
"Kedua jenderal itu membahas pertanyaan-pertanyaan operasional dan perkembangan regional," bunyi peryataan militer Israel.
Berbicara di Dataran Tinggi Golan—wilayah Suriah yang dianeksasi Israel—Netanyahu mengatakan bahwa pihaknya akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mencegah Iran "mengakar" di dekat maupun di wilayah Israel.
"Ini termasuk kegiatan yang diperlukan untuk menggagalkan pemindahan senjata mematikan dari Iran ke Suriah, baik melalui udara atau darat," katanya.
"Kami juga akan mengambil tindakan untuk menggagalkan upaya Iran untuk mengubah Irak dan Yaman menjadi pangkalan untuk meluncurkan roket dan rudal ke Israel," imbuh dia, seperti dikutip AFP, Senin (25/11/2019).
Pada hari Rabu, dalam konfirmasi yang jarang dari operasi militernya, Israel mengatakan pesawat tempurnya melakukan serangan sangat intens terhadap pasukan Iran dan target tentara Suriah di Suriah.
Kelompok pemantau yang berpusat di Inggris, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan 23 orang tewas dalam serangan itu—21 serdadu dan dua warga sipil.
Pada hari sebelumnya, sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel telah mencegat empat roket yang ditembakkan dari Suriah, di mana rezim Zionis menuduh pasukan Iran sebagai pelakunya.
Perdana menteri—yang didakwa dengan tuduhan korupsi pada hari Kamis dan sedang berjuang mempertahankan kekuasaannya—membuat pernyataan tersebut ketika berkunjung pangkalan militer di dekat perbatasan Israel-Suriah yang dilanda konflik.
"Agresi Iran di wilayah kami, dan terhadap kami, terus berlanjut," kata Netanyahu.
Dia telah berbicara Ketua Kapala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS) Jenderal Mark Milley yang sedang berada di Israel untuk bertemu timpalannya, Jenderal Aviv Kohavi.
"Kedua jenderal itu membahas pertanyaan-pertanyaan operasional dan perkembangan regional," bunyi peryataan militer Israel.
Berbicara di Dataran Tinggi Golan—wilayah Suriah yang dianeksasi Israel—Netanyahu mengatakan bahwa pihaknya akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mencegah Iran "mengakar" di dekat maupun di wilayah Israel.
"Ini termasuk kegiatan yang diperlukan untuk menggagalkan pemindahan senjata mematikan dari Iran ke Suriah, baik melalui udara atau darat," katanya.
"Kami juga akan mengambil tindakan untuk menggagalkan upaya Iran untuk mengubah Irak dan Yaman menjadi pangkalan untuk meluncurkan roket dan rudal ke Israel," imbuh dia, seperti dikutip AFP, Senin (25/11/2019).
Pada hari Rabu, dalam konfirmasi yang jarang dari operasi militernya, Israel mengatakan pesawat tempurnya melakukan serangan sangat intens terhadap pasukan Iran dan target tentara Suriah di Suriah.
Kelompok pemantau yang berpusat di Inggris, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan 23 orang tewas dalam serangan itu—21 serdadu dan dua warga sipil.
Pada hari sebelumnya, sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel telah mencegat empat roket yang ditembakkan dari Suriah, di mana rezim Zionis menuduh pasukan Iran sebagai pelakunya.
(mas)