Pemerintahan Trump Bersiap Kirim Para Pencari Suaka ke Guatemala
A
A
A
WASHINGTON - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memulai upaya mengirim para pencari suaka yang tertangkap di perbatasan AS dan Meksiko ke Guatemala. Langkah ini diharapkan mengubah sistem suaka AS.
Kebijakan ini diungkapkan tiga pejabat yang mendapat informasi tentang ide itu dan bahan pelatihan terkait. "Program itu akan diterapkan di kantor Patroli Perbatasan AS di El Paso, Texas. Tahap pertama akan menargetkan orang dewasa dan Honduras dan El Salvador yang akan diproses dalam 72 jam," ungkap tiga pejabat dan catatan dari sesi pelatihan kantor suaka Badan Kewarganegaraan dan Imigrasi AS (USCIS).
"Otoritas imigrasi federal mewawancarai satu migran melalui proses baru pada Selasa (19/11) dan dua orang lainnya pada Rabu (20/11) pagi," ujar para pejabat itu pada Reuters.
Panduan baru itu pertama kali dilaporkan BuzzFeed News. "USCIS menjelaskan panduan itu saat pelabihan di kantor USCIS di Arlington, Virginia, pada Selasa (19/11)," papar para pejabat itu.
Para pejabat tersebut tidak tahu kapan penerbangan pertama ke Guatemala akan dilakukan. Para petugas suaka diperintahkan tidak bertanya pada para migran tentang apakah mereka takut dikirim ke Guatemala. Malah, para migran harus secara afirmatif takut dikirim ke negara itu, berdasarkan materi pelatihan yang ada.
Inisiatif ini akan dimulai sebagai proyek perdana, dengan 10 hingga 15 orang diproses setiap hari. "Para agen Proteksi Cukai dan Perbatasan AS (CBP) akan memutuskan siapa yang akan ditempatkan dalam program tersebut," kata para pejabat AS.
Kebijakan baru ini dimulai setelah pemerintahan Trump membuat kesepakatan dengan pemerintah Guatemala pada Juli. Kesepakatan ini memungkinkan para pejabat imigrasi AS memaksa migran yang meminta suaka di perbatasan AS-Meksiko untuk mengajukan suaka di Guatemala terlebih dulu.
Partai Demokrat dan berbagai kelompok pro-migran khawatir kebijakan ini membuat para pencari suaka menghadapi bahaya di Guatemla yang memiliki tingkat pembunuhan lima kali lebih banyak dibandingkan AS.
Kebijakan ini diungkapkan tiga pejabat yang mendapat informasi tentang ide itu dan bahan pelatihan terkait. "Program itu akan diterapkan di kantor Patroli Perbatasan AS di El Paso, Texas. Tahap pertama akan menargetkan orang dewasa dan Honduras dan El Salvador yang akan diproses dalam 72 jam," ungkap tiga pejabat dan catatan dari sesi pelatihan kantor suaka Badan Kewarganegaraan dan Imigrasi AS (USCIS).
"Otoritas imigrasi federal mewawancarai satu migran melalui proses baru pada Selasa (19/11) dan dua orang lainnya pada Rabu (20/11) pagi," ujar para pejabat itu pada Reuters.
Panduan baru itu pertama kali dilaporkan BuzzFeed News. "USCIS menjelaskan panduan itu saat pelabihan di kantor USCIS di Arlington, Virginia, pada Selasa (19/11)," papar para pejabat itu.
Para pejabat tersebut tidak tahu kapan penerbangan pertama ke Guatemala akan dilakukan. Para petugas suaka diperintahkan tidak bertanya pada para migran tentang apakah mereka takut dikirim ke Guatemala. Malah, para migran harus secara afirmatif takut dikirim ke negara itu, berdasarkan materi pelatihan yang ada.
Inisiatif ini akan dimulai sebagai proyek perdana, dengan 10 hingga 15 orang diproses setiap hari. "Para agen Proteksi Cukai dan Perbatasan AS (CBP) akan memutuskan siapa yang akan ditempatkan dalam program tersebut," kata para pejabat AS.
Kebijakan baru ini dimulai setelah pemerintahan Trump membuat kesepakatan dengan pemerintah Guatemala pada Juli. Kesepakatan ini memungkinkan para pejabat imigrasi AS memaksa migran yang meminta suaka di perbatasan AS-Meksiko untuk mengajukan suaka di Guatemala terlebih dulu.
Partai Demokrat dan berbagai kelompok pro-migran khawatir kebijakan ini membuat para pencari suaka menghadapi bahaya di Guatemla yang memiliki tingkat pembunuhan lima kali lebih banyak dibandingkan AS.
(sfn)