Iran: AS-Israel Penghambat Timur Tengah Bebas Nuklir
A
A
A
NEW YORK - Duta Besar Iran untuk PBB, Majid Takht-Ravanchi mengatakan perlunya untuk memulai pembentukan zona Timur Tengah yang bebas dari senjata nuklir. Dia juga mengatakan, Amerika Serikat (AS) dan Israel adalah hambatan utama untuk pembentukan zona seperti itu.
Di Timur Tengah, Takht-Ravanchi mencatat, senjata pemusnah massal rezim Israel yang didukung oleh AS dan keengganan untuk terlibat dalam Konferensi tentang pembentukan Zona Timur Tengah yang Bebas Senjata Nuklir dan Senjata Pemusnah Massal Lainnya, adalah dua kendala utama dalam realisasi gagasan membangun zona seperti itu di Timur Tengah.
"Kebijakan dan tindakan mereka yang tidak bertanggung jawab untuk memperbanyak senjata pemusnah massal seharusnya tidak diterima masyarakat internasional," ucap Ravanchi dalam pertemuan di kantor PBB di New York tersebut, seperti dilansir PressTV pada Selasa (19/11/2019).
Dia lebih jauh menyoroti pentingnya mencapai perdamaian dan keamanan internasional melalui penghapusan ketiga jenis senjata pemusnah massal, yaitu senjata nuklir, kimia, dan biologi.
Namun, ia menyebut, untuk mencapai tujuan mulia ini, negara-negara regional serta negara-negara yang memiliki senjata nuklir harus mau terlibat dalam negosiasi yang bermakna dan menyetujui dan menghormati kewajiban khusus.
Dia juga menegaskan kembali bahwa senjata pemusnah massal tidak memiliki tempat dalam doktrin pertahanan nasional Iran. "Posisi terkenal Iran adalah penghilangan total atas senjata-senjata yang tidak manusiawi ini, tidak dapat dibalikkan dan dapat diverifikasi," katanya.
"Kebijakan ini berasal dari kepercayaan Islam kita, perhitungan rasional kepentingan nasional kita dan wilayah itu serta pengalaman pahit menjadi korban utama dari serangan kimia paling sistematis dalam sejarah kontemporer," tukasnya.
Di Timur Tengah, Takht-Ravanchi mencatat, senjata pemusnah massal rezim Israel yang didukung oleh AS dan keengganan untuk terlibat dalam Konferensi tentang pembentukan Zona Timur Tengah yang Bebas Senjata Nuklir dan Senjata Pemusnah Massal Lainnya, adalah dua kendala utama dalam realisasi gagasan membangun zona seperti itu di Timur Tengah.
"Kebijakan dan tindakan mereka yang tidak bertanggung jawab untuk memperbanyak senjata pemusnah massal seharusnya tidak diterima masyarakat internasional," ucap Ravanchi dalam pertemuan di kantor PBB di New York tersebut, seperti dilansir PressTV pada Selasa (19/11/2019).
Dia lebih jauh menyoroti pentingnya mencapai perdamaian dan keamanan internasional melalui penghapusan ketiga jenis senjata pemusnah massal, yaitu senjata nuklir, kimia, dan biologi.
Namun, ia menyebut, untuk mencapai tujuan mulia ini, negara-negara regional serta negara-negara yang memiliki senjata nuklir harus mau terlibat dalam negosiasi yang bermakna dan menyetujui dan menghormati kewajiban khusus.
Dia juga menegaskan kembali bahwa senjata pemusnah massal tidak memiliki tempat dalam doktrin pertahanan nasional Iran. "Posisi terkenal Iran adalah penghilangan total atas senjata-senjata yang tidak manusiawi ini, tidak dapat dibalikkan dan dapat diverifikasi," katanya.
"Kebijakan ini berasal dari kepercayaan Islam kita, perhitungan rasional kepentingan nasional kita dan wilayah itu serta pengalaman pahit menjadi korban utama dari serangan kimia paling sistematis dalam sejarah kontemporer," tukasnya.
(esn)