Morales Kecam Pengakuan AS pada Pemerintahan Baru Bolivia
A
A
A
MEXICO CITY - Mantan Presiden Bolivia Evo Morales mengecam pengakuan Amerika Serikat (AS) pada pemerintahan baru di negara Amerika Selatan itu.
Wakil Ketua Senat Bolivia Jeanine Anez mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara setelah Morales lari ke Meksiko untuk mencari suaka. Morales menganggap pengunduran dirinya dipicu oleh kudeta.
Dalam tweetnya, Morales menyatakan apa yang dialaminya adalah, "Konspirasi politik dan ekonomi dari AS."
Pelaksana Wakil Menteri Luar Negeri AS Michael Kozak menyatakan, "AS ingin bekerja sama dengan pemerintahan sementara Bolivia."
Sementara, Presiden Sementara Bolivia Jeanine Anez, 52, ingin menggelar pemilu sesegera mungkin dan menyangkal telah terjadi kudeta terhadap Evo Morales. Anez memegang posisi sebagai presiden sementara pada Selasa (12/11) saat Morales lari ke Meksiko setelah 14 tahun berkuasa.
Anez menghadapi tantangan dari para anggota parlemen dari Partai Gerakan untuk Sosialisme (MAS) yang dipimpin Morales. MAS memiliki kursi mayoritas di parlemen dan mengancam menggelar sidang tandingan untuk membatalkan jabatan presiden sementara Anez.
Anez mendeklarasikan diri sebagai presiden dengan dalih mandat konstitusi yang menempatkan dia di jalur kekuasaan untuk menggantikan presiden yang mundur. Namun para loyalis Morales menganggap tindakan Anez ilegal karena Kongres tidak menerima pengunduran diri Morales atau tidak memilih Anez dalam sidang legislatif apapun seperti dimandatkan konstitusi.
Wakil Ketua Senat Bolivia Jeanine Anez mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara setelah Morales lari ke Meksiko untuk mencari suaka. Morales menganggap pengunduran dirinya dipicu oleh kudeta.
Dalam tweetnya, Morales menyatakan apa yang dialaminya adalah, "Konspirasi politik dan ekonomi dari AS."
Pelaksana Wakil Menteri Luar Negeri AS Michael Kozak menyatakan, "AS ingin bekerja sama dengan pemerintahan sementara Bolivia."
Sementara, Presiden Sementara Bolivia Jeanine Anez, 52, ingin menggelar pemilu sesegera mungkin dan menyangkal telah terjadi kudeta terhadap Evo Morales. Anez memegang posisi sebagai presiden sementara pada Selasa (12/11) saat Morales lari ke Meksiko setelah 14 tahun berkuasa.
Anez menghadapi tantangan dari para anggota parlemen dari Partai Gerakan untuk Sosialisme (MAS) yang dipimpin Morales. MAS memiliki kursi mayoritas di parlemen dan mengancam menggelar sidang tandingan untuk membatalkan jabatan presiden sementara Anez.
Anez mendeklarasikan diri sebagai presiden dengan dalih mandat konstitusi yang menempatkan dia di jalur kekuasaan untuk menggantikan presiden yang mundur. Namun para loyalis Morales menganggap tindakan Anez ilegal karena Kongres tidak menerima pengunduran diri Morales atau tidak memilih Anez dalam sidang legislatif apapun seperti dimandatkan konstitusi.
(sfn)