Kategorikan Feminisme sebagai Ekstremisme, Arab Saudi Meralatnya
A
A
A
RIYADH - Otoritas keamanan negara Arab Saudi mengatakan posting video di salah satu akun media sosialnya yang mengategorikan feminisme, homoseksualitas dan ateisme sebagai ekstremisme adalah kesalahan. Otoritas tersebut meralat dan sedang menyelidiki video tersebut.
Video animasi di-posting di Twitter pada akhir pekan oleh akun terverifikasi dari Departemen Umum untuk Kontra-Ekstremisme. "Semua bentuk ekstremisme dan penyimpangan tidak dapat diterima," bunyi keterangan dalam video tersebut.
Konten video itu mencantumkan homoseksualitas, feminisme, dan ateisme sebagai takfiri. Video itu telah dihapus setelah memicu kritik dari kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM). (Baca: Arab Saudi Kategorikan Homoseks dan Ateisme sebagai Ide Ekstremisme )
Departemen yang mem-posting video tersebut bernaung di bawah Presidensi Keamanan Negara yang melapor langsung kepada Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud.
Menurut Presidensi Keamanan Negara dalam sebuah pernyataan yang dikutip BBC, Kamis (14/11/2019), video tersebut mengandung banyak kesalahan dan pembuat video tidak melakukan pekerjaan mereka dengan baik.
Komisi Hak Asasi Manusia Saudi juga merilis pernyataan yang mengatakan bahwa feminisme bukanlah kejahatan.
Kelompok HAM Amnesty International sempat mengkritik keras video tersebut. "Pengumuman itu sangat berbahaya dan memiliki implikasi serius bagi hak atas kebebasan berekspresi dan kehidupan, kebebasan dan keamanan di negara ini," kata Direktur Timur Tengah dan Afrika Utara Amnesty International, Heba Morayef.
Video animasi di-posting di Twitter pada akhir pekan oleh akun terverifikasi dari Departemen Umum untuk Kontra-Ekstremisme. "Semua bentuk ekstremisme dan penyimpangan tidak dapat diterima," bunyi keterangan dalam video tersebut.
Konten video itu mencantumkan homoseksualitas, feminisme, dan ateisme sebagai takfiri. Video itu telah dihapus setelah memicu kritik dari kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM). (Baca: Arab Saudi Kategorikan Homoseks dan Ateisme sebagai Ide Ekstremisme )
Departemen yang mem-posting video tersebut bernaung di bawah Presidensi Keamanan Negara yang melapor langsung kepada Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud.
Menurut Presidensi Keamanan Negara dalam sebuah pernyataan yang dikutip BBC, Kamis (14/11/2019), video tersebut mengandung banyak kesalahan dan pembuat video tidak melakukan pekerjaan mereka dengan baik.
Komisi Hak Asasi Manusia Saudi juga merilis pernyataan yang mengatakan bahwa feminisme bukanlah kejahatan.
Kelompok HAM Amnesty International sempat mengkritik keras video tersebut. "Pengumuman itu sangat berbahaya dan memiliki implikasi serius bagi hak atas kebebasan berekspresi dan kehidupan, kebebasan dan keamanan di negara ini," kata Direktur Timur Tengah dan Afrika Utara Amnesty International, Heba Morayef.
(mas)