Bakal Diekstradisi ke AS, Mantan Bos Intel Venezuela Hilang
A
A
A
MADRID - Mantan kepala intelijen militer Venezuela hilang di Spanyol hanya beberapa hari setelah pengadilan menyetujui permintaan ekstradisi ke Amerika Serikat (AS). Ia diekstradisi atas tuduhan perdagangan narkoba.
"Mereka saat ini sedang mencarinya," kata juru bicara kepolisian nasional Spanyol, merujuk pada Jenderal Hugo Armando Carvajal seperti dilansir dari Channel News Asia, Rabu (13/11/2019).
Sumber pengadilan mengatakan polisi telah pergi ke rumahnya di Madrid setelah keputusan pengadilan pada hari Jumat namun tidak dapat menemukannya.
Pada pertengahan September, Pengadilan Nasional Spanyol telah menolak permintaan ekstradisi AS, sebaliknya memerintahkan pembebasan Carvajal. Ia menjabat sebagai kepala intelijen di bawah almarhum pemimpin Venezuela Hugo Chavez.
Pembebasannya diikuti lima bulan penahanan sementara setelah ditangkap di Madrid pada pertengahan April.
Tetapi pengadilan membatalkan keputusan itu pada hari Jumat setelah menerima banding dari kantor kejaksaan, meskipun rincian lengkap dari putusan tersebut belum diumumkan.
Berbicara kepada AFP, pengacara Carvajal Maria Dolores de Arguelles mengatakan dia tidak diberi tahu mereka akan menangkapnya kembali, menambahkan bahwa ia tidak tahu keberadaan kliennya itu.
Ia juga belum menerima transkrip penuh keputusan pengadilan, yang menurut sumber pengadilan akan dirilis dalam beberapa hari mendatang.
Dikenal sebagai "El Pollo" (Ayam), Carvajal dicopot dari jabatannya oleh pemerintahan Presiden Nicolas Maduro setelah mendukung Juan Guaido sebagai penjabat presiden Venezuela pada bulan Februari.
Ia kemudian melarikan diri dengan perahu ke Republik Dominika sebelum pindah ke Spanyol.
Carvajal telah lama dicari oleh pejabat Departemen Keuangan AS yang mencurigainya memberikan dukungan terhadap perdagangan narkoba oleh kelompok gerilya FARC di Kolombia.
Dalam dakwaan yang diajukan di New York pada 2011, Carvajal dituduh mengoordinasikan pengangkutan lebih dari 5,6 ton kokain dari Venezuela ke Meksiko pada 2006 yang pada akhirnya ditujukan ke AS.
Jika terbukti bersalah, Carvajal terancaman hukuman 10 tahun sampai seumur hidup di penjara, Departemen Kehakiman AS mengatakan pada bulan April setelah penangkapannya.
Carvajal sendiri membantah dirinyat mempunyai kaitan dengan perdagangan narkoba dan FARC, kata sumber pengadilan Spanyol pada saat itu.
"Mereka saat ini sedang mencarinya," kata juru bicara kepolisian nasional Spanyol, merujuk pada Jenderal Hugo Armando Carvajal seperti dilansir dari Channel News Asia, Rabu (13/11/2019).
Sumber pengadilan mengatakan polisi telah pergi ke rumahnya di Madrid setelah keputusan pengadilan pada hari Jumat namun tidak dapat menemukannya.
Pada pertengahan September, Pengadilan Nasional Spanyol telah menolak permintaan ekstradisi AS, sebaliknya memerintahkan pembebasan Carvajal. Ia menjabat sebagai kepala intelijen di bawah almarhum pemimpin Venezuela Hugo Chavez.
Pembebasannya diikuti lima bulan penahanan sementara setelah ditangkap di Madrid pada pertengahan April.
Tetapi pengadilan membatalkan keputusan itu pada hari Jumat setelah menerima banding dari kantor kejaksaan, meskipun rincian lengkap dari putusan tersebut belum diumumkan.
Berbicara kepada AFP, pengacara Carvajal Maria Dolores de Arguelles mengatakan dia tidak diberi tahu mereka akan menangkapnya kembali, menambahkan bahwa ia tidak tahu keberadaan kliennya itu.
Ia juga belum menerima transkrip penuh keputusan pengadilan, yang menurut sumber pengadilan akan dirilis dalam beberapa hari mendatang.
Dikenal sebagai "El Pollo" (Ayam), Carvajal dicopot dari jabatannya oleh pemerintahan Presiden Nicolas Maduro setelah mendukung Juan Guaido sebagai penjabat presiden Venezuela pada bulan Februari.
Ia kemudian melarikan diri dengan perahu ke Republik Dominika sebelum pindah ke Spanyol.
Carvajal telah lama dicari oleh pejabat Departemen Keuangan AS yang mencurigainya memberikan dukungan terhadap perdagangan narkoba oleh kelompok gerilya FARC di Kolombia.
Dalam dakwaan yang diajukan di New York pada 2011, Carvajal dituduh mengoordinasikan pengangkutan lebih dari 5,6 ton kokain dari Venezuela ke Meksiko pada 2006 yang pada akhirnya ditujukan ke AS.
Jika terbukti bersalah, Carvajal terancaman hukuman 10 tahun sampai seumur hidup di penjara, Departemen Kehakiman AS mengatakan pada bulan April setelah penangkapannya.
Carvajal sendiri membantah dirinyat mempunyai kaitan dengan perdagangan narkoba dan FARC, kata sumber pengadilan Spanyol pada saat itu.
(ian)