AS Jatuhkan Sanksi Baru, Iran Murka
A
A
A
TEHERAN - Pemerintah Iran melemparkan kecaman keras atas keputusan Amerika Serikat (AS) untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap mereka. Sanksi baru ini menargetkan sektor konstruksi dan perdagangan, khususnya kepada perusahaan yang menjual empat bahan yang digunakan Teheran dalam program nuklirnya.
Wakil Presiden Pertama Iran, Es'haq Jahangiri mengecam sanksi tersebut sebagai tindakan koersif dan sepihak yang menargetkan Iran.
"Sanksi itu adalah pelanggaran yang jelas terhadap hukum internasional dan Piagam PBB. Komunitas internasional memikul tanggung jawab dalam hal ini," ucapnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir PressTV pada Minggu (3/11/2019).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi juga mengecam sanksi itu. Mousabo mengatakan, langkah-langkah tersebut menunjukkan kelemahan dan ketidakmampuan Washington dalam diplomasi.
"AS harus kembali mengimplementasikan komitmennya di bawah Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), alih-alih merangkul ilusi buatan sendiri dan menjatuhkan sanksi retoris dan retoris yang tidak akan pernah mewujudkan tujuannya," ucapnya, menggunakan nama resmi kesepakatan Iran.
Pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menyebut bahwa alasan sektor konstruksi Iran menjadi target sanksi adalah karena sektor ini dikendalikan secara langsung atau tidak langsung oleh IRGC, yang oleh AS dicap sebagai organisasi teroris asing.
Pompeo kemudian mengatakan, mereka yang menjual empat "bahan strategis" yang digunakan sehubungan dengan program-program rudal balistik nuklir, militer, atau, membuat perdagangan turut dikenakan sanksi. Namun, dia tidak menjabarkan empat bahan yang dimaksud.
Wakil Presiden Pertama Iran, Es'haq Jahangiri mengecam sanksi tersebut sebagai tindakan koersif dan sepihak yang menargetkan Iran.
"Sanksi itu adalah pelanggaran yang jelas terhadap hukum internasional dan Piagam PBB. Komunitas internasional memikul tanggung jawab dalam hal ini," ucapnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir PressTV pada Minggu (3/11/2019).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi juga mengecam sanksi itu. Mousabo mengatakan, langkah-langkah tersebut menunjukkan kelemahan dan ketidakmampuan Washington dalam diplomasi.
"AS harus kembali mengimplementasikan komitmennya di bawah Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), alih-alih merangkul ilusi buatan sendiri dan menjatuhkan sanksi retoris dan retoris yang tidak akan pernah mewujudkan tujuannya," ucapnya, menggunakan nama resmi kesepakatan Iran.
Pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menyebut bahwa alasan sektor konstruksi Iran menjadi target sanksi adalah karena sektor ini dikendalikan secara langsung atau tidak langsung oleh IRGC, yang oleh AS dicap sebagai organisasi teroris asing.
Pompeo kemudian mengatakan, mereka yang menjual empat "bahan strategis" yang digunakan sehubungan dengan program-program rudal balistik nuklir, militer, atau, membuat perdagangan turut dikenakan sanksi. Namun, dia tidak menjabarkan empat bahan yang dimaksud.
(esn)