Protes Morales, Warga Pukul Panci dan Wajan di Jendela Rumah
A
A
A
LA PAZ - Warga Bolivia memukul-mukul panci dan wajan di jendela rumah dan atap gedung di ibu kota La Paz pada Jumat (26/10) waktu lokal untuk memprotes terpilihnya kembali Presiden Evo Morales pada periode keempat.
Dengan kemenangan pemilu itu, Morales memperpanjang kekuasaannya hingga hampir dua dekade. Morales, 59, berkuasa sejak 2006 sebagai presiden pertama dari pribumi. Dia memuji hasil pemilu itu sebagai kemenangan historis gerakan sayap kiri dan menuduh oposisi berupaya melakukan kudeta dengan dukungan asing.
Morales kini menghadapi lima hari unjuk rasa jalanan di La Paz dan kota-kota lain setelah hasil hitung cepat tiba-tiba dihentikan pada Minggu (20/10) saat terungkap Morales terancam mengikuti pemilu putaran kedua melawan Carlos Mesa.
Hasil penghitungan resmi yang diumumkan pada Jumat (25/10) mengonfirmasi kemenangannya. Morales meraih suara terbanyak dengan selisih 10,57 poin di atas Mesa. Pemantau pemilu, oposisi dan pemerintah asing mengkritik pemilu itu kurang transparan.
Setelah malam, warga Bolivia memukul-mukul panci dan wajah sebagai bentuk tradisional mengungkapkan protes. Sebelumnya, jalanan diblokir dan demonstran mengepung kantor pusat badan pemilu yang telah dijaga aparat keamanan.
"Evo Morales memiliki pemerintahan yang dapat diterima tapi lebih sehat dalam demokrasi untuk mengganti para pemimpin," kata demonstran Jose Callisaya, 38.
Mesa menyerukan protes hingga pemilu putaran kedua digelar. Morales menganggap seruan Mesa itu melanggar konstitusi. "Pemerintah merendahkan suara rakyat," ujar Mesa.
Dengan kemenangan pemilu itu, Morales memperpanjang kekuasaannya hingga hampir dua dekade. Morales, 59, berkuasa sejak 2006 sebagai presiden pertama dari pribumi. Dia memuji hasil pemilu itu sebagai kemenangan historis gerakan sayap kiri dan menuduh oposisi berupaya melakukan kudeta dengan dukungan asing.
Morales kini menghadapi lima hari unjuk rasa jalanan di La Paz dan kota-kota lain setelah hasil hitung cepat tiba-tiba dihentikan pada Minggu (20/10) saat terungkap Morales terancam mengikuti pemilu putaran kedua melawan Carlos Mesa.
Hasil penghitungan resmi yang diumumkan pada Jumat (25/10) mengonfirmasi kemenangannya. Morales meraih suara terbanyak dengan selisih 10,57 poin di atas Mesa. Pemantau pemilu, oposisi dan pemerintah asing mengkritik pemilu itu kurang transparan.
Setelah malam, warga Bolivia memukul-mukul panci dan wajah sebagai bentuk tradisional mengungkapkan protes. Sebelumnya, jalanan diblokir dan demonstran mengepung kantor pusat badan pemilu yang telah dijaga aparat keamanan.
"Evo Morales memiliki pemerintahan yang dapat diterima tapi lebih sehat dalam demokrasi untuk mengganti para pemimpin," kata demonstran Jose Callisaya, 38.
Mesa menyerukan protes hingga pemilu putaran kedua digelar. Morales menganggap seruan Mesa itu melanggar konstitusi. "Pemerintah merendahkan suara rakyat," ujar Mesa.
(sfn)