Korban Tewas Aksi Demonstrasi di Irak Terus Bertambah

Sabtu, 26 Oktober 2019 - 09:35 WIB
Korban Tewas Aksi Demonstrasi...
Korban Tewas Aksi Demonstrasi di Irak Terus Bertambah
A A A
BAGHDAD - Setidaknya 40 demonstran tewas di Irak pada Jumat ketika pasukan keamanan menggunakan gas air mata dan seorang milisi yang didukung Iran melepaskan tembakan untuk mencoba memadamkan aksi protes di negara itu.

Seorang perwira intelijen Irak dan seorang anggota milisi Asaib Ahl al-Haq tewas dalam bentrokan dengan para pengunjuk rasa di selatan kota Amara, kata sumber-sumber kepolisian.

Menurut sumber medis dan Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia Irak (IHCHR) lebih dari 2.000 orang terluka di seluruh negara itu, ketika para demonstran melampiaskan rasa frustrasinya pada elit politik yang mereka katakan gagal memperbaiki kehidupan mereka setelah bertahun-tahun konflik.

“Yang kami inginkan adalah empat hal: pekerjaan, air, listrik, dan keselamatan. Hanya itu yang kami inginkan," kata Ali Mohammed (16) yang menutupi wajahnya dengan T-shirt untuk menghindari menghirup gas air mata, ketika kekacauan memenuhi pusat Tahrir Square, pusat kota Baghdad seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (26/10/2019).

Sirene meraung-raung dan tabung gas air mata mendarat di tengah kelompok-kelompok demonstran muda yang terbungkus bendera Irak dan meneriakkan "dengan hidup dan darah kami membela Anda Irak."

Pada hari Jumat, delapan pemrotes tewas di Baghdad, kata IHCHR. Paling tidak lima dari mereka adalah pengunjuk rasa yang diserang oleh tabung gas air mata, kata sumber keamanan.

Di selatan, setidaknya sembilan pengunjuk rasa tewas ketika anggota milisi Asaib Ahl al-Haq (AAH) yang didukung Iran menembaki para pengunjuk rasa yang mencoba membakar kantor kelompok di kota Nasiriya, menurut sumber-sumber keamanan.

Delapan orang tewas di kota Amara, termasuk enam pemrotes, satu anggota AAH dan satu perwira intelijen, kata sumber kepolisian. Tiga pengunjuk rasa tewas di Basra yang kaya minyak, satu di Hilla, dan satu di Samawa, kata sumber keamanan.

Di kota Diwaniya, dua belas pengunjuk rasa tewas setelah terperangkap di sebuah gedung yang terbakar, kata petugas kamar mayat dan sumber polisi.

Bangunan, yang menampung kantor-kantor lokal Organisasi Badr yang didukung Iran, tampaknya dibakar oleh pengunjuk rasa tidak menyadari bahwa orang lain sudah di dalam.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Khalid al-Muhanna mengatakan sedikitnya 68 anggota pasukan keamanan terluka.

Pertumpahan darah ini adalah yang kedua dalam aksi kekerasan bulan ini. Serangkaian bentrokan dua minggu lalu antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan menewaskan 157 orang dan lebih dari 6.000 lainnya terluka.

Kerusuhan telah menghancurkan hampir dua tahun stabilitas relatif di Irak, yang hidup melalui pendudukan asing, perang saudara dan pemberontakan Negara Islam (IS atau ISIS) antara tahun 2003 dan 2017. Ini adalah tantangan terbesar bagi keamanan sejak IS dinyatakan kalah.

Demonstrasi yang terkadang disertai kekerasan meletus di Baghdad pada 1 Oktober dan menyebar ke kota-kota selatan.

Mereka menimbulkan tantangan terbesar bagi Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi sejak ia menjabat setahun yang lalu. Meskipun menjanjikan reformasi dan memerintahkan perombakan kabinet secara luas, ia sejauh ini telah berjuang untuk mengatasi ketidakpuasan para pemrotes.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0834 seconds (0.1#10.140)