Paspor Dicabut AS, Snowden: Saya Terpenjara di Rusia
A
A
A
MOSKOW - Mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) atau NSA, Edward Snowden, yang diberikan suaka di Rusia, mengatakan, ia adalah seorang kritikus kebijakan Moskow. Snowden lalu menyebut dia percaya bahwa ia terjebak di Rusia karena AS telah membatalkan paspornya.
"Saya telah lama mengkritik pemerintah Rusia. Saya telah mengkritik Presiden Rusia dengan namanya, saya mengkritik hukum pengawasan Rusia," ucap Snowden, seperti dilansir Tass pada Kamis (24/10/2019).
"Lihat, itu tidak membuat hidup saya lebih mudah, terjebak di negara yang tidak saya pilih, dan orang-orang tidak ingat ini, saya sebenarnya sedang dalam perjalanan ke Amerika Latin ketika pemerintah AS membatalkan paspor saya, yang menjebak saya di Rusia," sambungnya.
Dia lalu mengatakan, pada dasarnya sulit untuk terlibat dalam oposisi sipil terhadap kebijakan pemerintah AS dan bersamaan juga menjadi oposisi di Rusia. "Ini hal yang sulit, Anda tahu, itu bukan hal yang bahagia, tapi saya merasa itu hal yang perlu," ungkapnya.
Pada 2013, Snowden membocorkan informasi tentang metode pengawasan elektronik oleh badan intelijen AS, termasuk menyadap secara tidak sah percakapan para pemimpin asing.
Melarikan diri dari penuntutan, Snowden mengirim permintaan suaka ke beberapa negara, termasuk Rusia. Pada 1 Agustus 2014, ia menerima izin tinggal Rusia yang berlaku selama tiga tahun, yang kemudian diperpanjang untuk tiga tahun berikutnya.
Di AS, Snowden telah didakwa dengan dua tuduhan melanggar Undang-Undang Spionase. Dia mungkin menghadapi hingga 10 tahun di balik jeruji dalam setiap dakwaan. Pihak berwenang AS telah berulang kali menyatakan bahwa mereka menganggap Snowden sebagai pengkhianat dan tidak akan memaafkannya, karena ia telah menyebabkan kerusakan parah bagi kepentingan keamanan nasional.
"Saya telah lama mengkritik pemerintah Rusia. Saya telah mengkritik Presiden Rusia dengan namanya, saya mengkritik hukum pengawasan Rusia," ucap Snowden, seperti dilansir Tass pada Kamis (24/10/2019).
"Lihat, itu tidak membuat hidup saya lebih mudah, terjebak di negara yang tidak saya pilih, dan orang-orang tidak ingat ini, saya sebenarnya sedang dalam perjalanan ke Amerika Latin ketika pemerintah AS membatalkan paspor saya, yang menjebak saya di Rusia," sambungnya.
Dia lalu mengatakan, pada dasarnya sulit untuk terlibat dalam oposisi sipil terhadap kebijakan pemerintah AS dan bersamaan juga menjadi oposisi di Rusia. "Ini hal yang sulit, Anda tahu, itu bukan hal yang bahagia, tapi saya merasa itu hal yang perlu," ungkapnya.
Pada 2013, Snowden membocorkan informasi tentang metode pengawasan elektronik oleh badan intelijen AS, termasuk menyadap secara tidak sah percakapan para pemimpin asing.
Melarikan diri dari penuntutan, Snowden mengirim permintaan suaka ke beberapa negara, termasuk Rusia. Pada 1 Agustus 2014, ia menerima izin tinggal Rusia yang berlaku selama tiga tahun, yang kemudian diperpanjang untuk tiga tahun berikutnya.
Di AS, Snowden telah didakwa dengan dua tuduhan melanggar Undang-Undang Spionase. Dia mungkin menghadapi hingga 10 tahun di balik jeruji dalam setiap dakwaan. Pihak berwenang AS telah berulang kali menyatakan bahwa mereka menganggap Snowden sebagai pengkhianat dan tidak akan memaafkannya, karena ia telah menyebabkan kerusakan parah bagi kepentingan keamanan nasional.
(esn)