Korban Tewas Bom Masjid di Afghanistan Jadi 62 Orang
A
A
A
KABUL - Jumlah korban tewas akibat ledakan sebuah bom di masjid Afghanistan saat shalat Jumat bertambah menjadi 62 dan lebih dari 100 orang terluka. Ledakan ini terjadi sehari setelah PBB mengatakan kekerasan di negara itu telah mencapai tingkat yang tidak dapat diterima.
Juru bicara gubernur provinsi Nangarhar timur, Attaullah Khogyani mengatakan ledakan tersebut meruntuhkan atap masjid. Ia mengatakan seluruh korban tewas dalam ledakan yang terjadi di distrik Haska Mina, sekitar 50 kilometer dari Ibu Kota Provinsi Jalalabad, adalah jamaah shalat Jumat.
Anggota dewan provinsi di Nangarhar, Sohrab Qaderi, menyebut jumlah korban kemungkinan akan terus bertambah dan mengatakan lebih dari 100 lainnya terluka.
Sementara seorang tetua suku dari daerah itu, Malik Mohammadi Gul Shinwari mengatakan, masjid itu benar-benar runtuh.
"Itu adalah pemandangan memilukan yang saya saksikan dengan mata saya," kata Shinwari, seraya menambahkan bahwa 32 mayat dan sejumlah orang terluka telah diangkut dari lokasi ledakan seperti dikutip dari TRT, Jumat (18/10/2019).
Anggota polisi setempat yang bertugas di daerah itu, Tezab Khan mengatakan: "Saya bisa mendengar Mullah yang sedang berkhotbah dan tiba-tiba suaranya dibungkam dengan ledakan."
"Ketika saya tiba di tempat kejadian, orang-orang berusaha mengeluarkan mayat-mayat dan melukai siapa yang terjebak di bawah atap yang runtuh," imbuhnya.
Para pejabat Afghanistan belum bisa memastikan penyebab ledakan tersebut, apakah sebuah alat peledak, roket atau serangan mortir.
Hingga saat ini belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Untuk diketahui kelompok Taliban maupun ISIS aktif di provinsi Nangarhar.
Selama dua bulan terakhir gelombang kekerasan berdarah di Afghanistan telah menewaskan lebih dari 3.000 orang di semua sisi, termasuk waktu sekitar pemilihan presiden September yang bersejarah.
Afghanistan telah mengalami puncak baru dalam pemboman yang diklaim Taliban dan serangan kelompok terkoordinasi serta operasi udara dan darat yang agresif oleh pasukan Afghanistan dan AS di tengah kegagalan pembicaraan damai.
Tidak ada yang langsung mengklaim bertanggung jawab atas serangan masjid, tetapi baik Taliban dan kelompok teror Daesh aktif di Afghanistan timur, khususnya provinsi Nangarhar.
Pada hari Kamis, sebuah laporan PBB mengatakan lebih dari 2.500 warga sipil tewas dan lebih dari 5.600 terluka dalam sembilan bulan pertama tahun ini.
Juru bicara gubernur provinsi Nangarhar timur, Attaullah Khogyani mengatakan ledakan tersebut meruntuhkan atap masjid. Ia mengatakan seluruh korban tewas dalam ledakan yang terjadi di distrik Haska Mina, sekitar 50 kilometer dari Ibu Kota Provinsi Jalalabad, adalah jamaah shalat Jumat.
Anggota dewan provinsi di Nangarhar, Sohrab Qaderi, menyebut jumlah korban kemungkinan akan terus bertambah dan mengatakan lebih dari 100 lainnya terluka.
Sementara seorang tetua suku dari daerah itu, Malik Mohammadi Gul Shinwari mengatakan, masjid itu benar-benar runtuh.
"Itu adalah pemandangan memilukan yang saya saksikan dengan mata saya," kata Shinwari, seraya menambahkan bahwa 32 mayat dan sejumlah orang terluka telah diangkut dari lokasi ledakan seperti dikutip dari TRT, Jumat (18/10/2019).
Anggota polisi setempat yang bertugas di daerah itu, Tezab Khan mengatakan: "Saya bisa mendengar Mullah yang sedang berkhotbah dan tiba-tiba suaranya dibungkam dengan ledakan."
"Ketika saya tiba di tempat kejadian, orang-orang berusaha mengeluarkan mayat-mayat dan melukai siapa yang terjebak di bawah atap yang runtuh," imbuhnya.
Para pejabat Afghanistan belum bisa memastikan penyebab ledakan tersebut, apakah sebuah alat peledak, roket atau serangan mortir.
Hingga saat ini belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Untuk diketahui kelompok Taliban maupun ISIS aktif di provinsi Nangarhar.
Selama dua bulan terakhir gelombang kekerasan berdarah di Afghanistan telah menewaskan lebih dari 3.000 orang di semua sisi, termasuk waktu sekitar pemilihan presiden September yang bersejarah.
Afghanistan telah mengalami puncak baru dalam pemboman yang diklaim Taliban dan serangan kelompok terkoordinasi serta operasi udara dan darat yang agresif oleh pasukan Afghanistan dan AS di tengah kegagalan pembicaraan damai.
Tidak ada yang langsung mengklaim bertanggung jawab atas serangan masjid, tetapi baik Taliban dan kelompok teror Daesh aktif di Afghanistan timur, khususnya provinsi Nangarhar.
Pada hari Kamis, sebuah laporan PBB mengatakan lebih dari 2.500 warga sipil tewas dan lebih dari 5.600 terluka dalam sembilan bulan pertama tahun ini.
(ian)