Prancis Gagalkan Serangan Pesawat Ala Serangan Teroris 9/11

Jum'at, 18 Oktober 2019 - 09:29 WIB
Prancis Gagalkan Serangan...
Prancis Gagalkan Serangan Pesawat Ala Serangan Teroris 9/11
A A A
PARIS - Sebuah plot teroris yang terinspirasi oleh serangan 11 September 2001 atau 9/11 di Amerika Serikat (AS) baru-baru ini digagalkan oleh polisi Prancis. Menteri Dalam Negeri Christophe Castaner mengungkapkan percobaan serangan teroris itu.

Jika serangan itu terjadi maka akan menambah rekor buruk keamanan Prancis setelah serangan penusukan di markas polisi Paris 3 Oktober 2019.

Selama penampilannya di sebuah acara "Vous avez la parole (Anda punya kata)" di stasiun televisi France 2 pada hari Kamis (17/10/2019), Castaner mengemukakan untuk pertama kalinya penangkapan bulan lalu atas seorang individu yang ingin mengambil inspirasi dari serangan teroris 9/11.

"Penyerang memiliki proyek untuk membajak sebuah pesawat dan terorganisir untuk melakukan hal itu," kata Menteri Castaner tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang plot teroris tersebut.

Media-media Prancis kemudian melengkapi bocoran informasi itu dengan mengutip sumber polisi. Menurut laporan media, tersangka tinggal di kompleks departemen Hauts-de-Seine, sebelah barat Paris pusat. Tersangka berkebangsaan Prancis di bawah usia 30 tahun.

Menurut sumber polisi, tersangka juga mempertimbangkan untuk melakukan serangan di negara Uni Eropa lainnya, karena Prancis terlalu banyak pengawasan. Polisi dan dinas kontra intelijen Prancis, DGSI, dilaporkan melakukan pengawasan selama tiga hingga empat bulan, karena tersangka mencari kaki tangan melalui media sosial.

Castaner membocorkan informasi perihal plot teroris ala serangan 9/11 itu saat membahas serangan penikaman 3 Oktober di markas polisi di Paris. Dia mencatat bahwa itu adalah salah satu dari 60 plot teroris yang digagalkan oleh otoritas Prancis sejak 2013.

Insiden itu, di mana seorang karyawan IT dengan fatal menusuk empat petugas polisi dan melukai dua lainnya sebelum dia ditembak dan dibunuh. Awalnya, serangan penusukan ini dianggap sebagai amukan pelaku terkait pekerjaan.

Namun, belakangan diketahui bahwa karyawan itu menjadi mualaf beberapa bulan sebelumnya, dan para penyelidik menemukan indikasi terorisme sebagai motif serangan.

Prancis telah berada dalam keadaan darurat sejak November 2015, ketika para penyerang yang bersumpah setia kepada kelompok Islamic State atau ISIS menewaskan 130 orang di Paris—sebagian besar korban tewas berada sebuah konser di teater Bataclan. Serangan besar lainnya terjadi di Nice pada Bastille Day 2016, ketika seorang teroris membajak sebuah truk dan menabraki kerumunan massa yang menewaskan 86 orang dan melukai hampir 500 orang lainnya.
(mas)
Berita Terkait
AS: ISIS dan Al-Qaeda...
AS: ISIS dan Al-Qaeda Bisa Bangkit Kembali di Afghanistan dalam Kurun 6-36 Bulan
AS Tawarkan Imbalan...
AS Tawarkan Imbalan Rp58 M untuk Petinggi Al-Qaeda
5 Fakta al-Qaeda, Organisasi...
5 Fakta al-Qaeda, Organisasi Paramiliter Jihad yang Menentang Amerika Serikat
Serangan Barbar! KKB...
Serangan Barbar! KKB Serang Sebuah Desa dan Bantai 100 Orang
6 Perbedaan Antara ISIS...
6 Perbedaan Antara ISIS dan Al-Qaeda
Benarkah Al Qaeda Didanai...
Benarkah Al Qaeda Didanai Israel? Ini Penjelasannya
Berita Terkini
Disebut sebagai Pahlawan,...
Disebut sebagai Pahlawan, Ribuan Rakyat Filipina Tuntut Pembebasan Duterte
54 menit yang lalu
51 Orang Tewas saat...
51 Orang Tewas saat Kebakaran Klub Malam di Makedonia Utara
1 jam yang lalu
Trump Berlakukan Alien...
Trump Berlakukan Alien Enemies Act, Siapa yang Jadi Target?
2 jam yang lalu
Houthi Bersumpah Balas...
Houthi Bersumpah Balas Serangan Udara AS dan Inggris di Sanaa
3 jam yang lalu
Rayakan Hari Raya Yahudi...
Rayakan Hari Raya Yahudi Purim, Tentara Israel Lakukan Tembakan secara Acak di Gaza
4 jam yang lalu
Trump Luncurkan Serangan...
Trump Luncurkan Serangan Besar-besaran terhadap Houthi
5 jam yang lalu
Infografis
PTDI Kantongi Rp1,2...
PTDI Kantongi Rp1,2 Triliun dari Jual 11 Unit Pesawat N219
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved