Pesawat 'Kiamat' AS untuk Perang Nuklir Ngadat Gara-gara Seekor Burung
A
A
A
WASHINGTON - Sebuah pesawat "kiamat" Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) yang dirancang untuk digunakan sebagai pusat komando dalam perang nuklir ngadat gara-gara seekor burung tersedot ke dalam mesin pesawat. Insiden saat penerbangan uji coba itu menyebabkan kerusakan senilai lebih dari USD2 juta (Rp28 miliar).
Pesawat E-6B Mercury mendarat setelah spesies burung tak dikenal tersedot ke dalam salah satu dari empat mesinnya selama penerbangan uji coba di Naval Air Station Patuxent River di Maryland awal bulan ini.
Pesawat itu melakukan pendaratan touch-and-go ketika kecelakaan kategori "Kelas A" terjadi. Meski hanya merusakkan satu dari empat mesin, insiden itu mengharuskan penggantian seluruh mesin. Burung itu adalah satu-satunya korban.
Pesawat ini dijuluki sebagai pesawat "doomsday" atau "kiamat" karena dirancang untuk berfungsi sebagai pos komando dan kontrol jika terjadi perang nuklir. Pesawat ini menghubungkan triad nuklir AS—kapal selam, pesawat pengebom Angkatan Udara, dan rudal balistik antarbenua (ICBM)—dengan presiden dan kepala Pentagon.
Mengutip laporan Russia Today, Jumat (18/10/2019), pesawat yang rusak itu telah diperbaiki dan sudah kembali ke layanan Angkatan Udara.
E-6B Mercury ini adalah pesawat serupa kedua yang mengalami kerusakan mahal tahun ini. Sebelumnya, pesawat serupa senilai USD141 juta itu rusak ketika sedang ditarik keluar dari hanggar di Tinker Air Force Base (Pangkalan Angkatan Udara Tinker) di Oklahoma pada bulan Februari.
Investigasi terhadap serangan burung sedang berlangsung. Insiden semacam ini sepele tapi menjengkelkan, karena pesawat berbahaya bisa rusak hanya "sabotase" seekor burung.
Pesawat E-6B Mercury mendarat setelah spesies burung tak dikenal tersedot ke dalam salah satu dari empat mesinnya selama penerbangan uji coba di Naval Air Station Patuxent River di Maryland awal bulan ini.
Pesawat itu melakukan pendaratan touch-and-go ketika kecelakaan kategori "Kelas A" terjadi. Meski hanya merusakkan satu dari empat mesin, insiden itu mengharuskan penggantian seluruh mesin. Burung itu adalah satu-satunya korban.
Pesawat ini dijuluki sebagai pesawat "doomsday" atau "kiamat" karena dirancang untuk berfungsi sebagai pos komando dan kontrol jika terjadi perang nuklir. Pesawat ini menghubungkan triad nuklir AS—kapal selam, pesawat pengebom Angkatan Udara, dan rudal balistik antarbenua (ICBM)—dengan presiden dan kepala Pentagon.
Mengutip laporan Russia Today, Jumat (18/10/2019), pesawat yang rusak itu telah diperbaiki dan sudah kembali ke layanan Angkatan Udara.
E-6B Mercury ini adalah pesawat serupa kedua yang mengalami kerusakan mahal tahun ini. Sebelumnya, pesawat serupa senilai USD141 juta itu rusak ketika sedang ditarik keluar dari hanggar di Tinker Air Force Base (Pangkalan Angkatan Udara Tinker) di Oklahoma pada bulan Februari.
Investigasi terhadap serangan burung sedang berlangsung. Insiden semacam ini sepele tapi menjengkelkan, karena pesawat berbahaya bisa rusak hanya "sabotase" seekor burung.
(mas)