Rusia Tahan 3 Diplomat AS di Dekat Situs Militer Rahasia
A
A
A
MOSKOW - Pihak berwenang Rusia menahan tiga diplomat Amerika Serikat (AS) di dekat sebuah situs militer rahasia, tempat insiden nuklir terjadi Agustus lalu. Ketiga diplomat itu sedang dalam perjalanan resmi dan tiba-tiba dikeluarkan dari kereta api sebelum akhirnya ditahan.
Kantor berita Interfax melaporkan ketiga diplomat AS dikeluarkan dari kereta api pada hari Senin ketika tiba di Severodvinsk, sebuah kota dengan 183.000 penduduk.
Departemen Luar Negeri AS mengonfirmasi kepada Fox News, Kamis (17/10/2019), bahwa para diplomat yang ditahan sejatinya perjalanan resmi setelah mengajukan izin kunjungan ke Kementerian Pertahanan Rusia.
"Para diplomat Amerika melakukan perjalanan resmi dan telah memberi tahu pihak berwenang Rusia tentang perjalanan mereka," kata Departemen Luar Negeri melalui seorang juru bicara kepada Fox News.
Laporan versi media Rusia, REN-TV, ketiga orang Amerika itu tidak menunjukkan dokumen untuk tinggal di Severodvinsk. Mereka ditahan setelah pihak berwenang Rusia melakukan pemeriksaan penumpang kereta ketika tiba di kota tersebut.
Laporan lain dari Interfax menyebutkan para diplomat AS telah dilepaskan, tetapi dianggap telah melanggar hukum Rusia. Pejabat Moskow belum merilis informasi tambahan apa pun tentang penahanan dan pembebasan ketiga diplomat Washington.
Kota pelabuhan Severodvinsk terletak di dekat jarak tembak militer di Nyonoksa, di wilayah Arkhangelsk, Rusia utara.
Pada 8 Agustus lalu, lima ahli nuklir Rusia tewas selama uji mesin roket di dekat Laut Putih. Kementerian Pertahanan Rusia awalnya mengatakan ledakan itu menewaskan dua orang dan melukai enam orang, tetapi badan nuklir Rusia, Rosatom, mengungkapkan bahwa ledakan itu menewaskan lima pekerjanya dan melukai tiga lainnya.
Rosatom mengatakan ledakan itu terjadi ketika para insinyur menguji sumber daya isotop nuklir untuk sebuah roket. Ledakan itu menyebabkan para korban terlempar ke laut.
Kantor berita Interfax melaporkan ketiga diplomat AS dikeluarkan dari kereta api pada hari Senin ketika tiba di Severodvinsk, sebuah kota dengan 183.000 penduduk.
Departemen Luar Negeri AS mengonfirmasi kepada Fox News, Kamis (17/10/2019), bahwa para diplomat yang ditahan sejatinya perjalanan resmi setelah mengajukan izin kunjungan ke Kementerian Pertahanan Rusia.
"Para diplomat Amerika melakukan perjalanan resmi dan telah memberi tahu pihak berwenang Rusia tentang perjalanan mereka," kata Departemen Luar Negeri melalui seorang juru bicara kepada Fox News.
Laporan versi media Rusia, REN-TV, ketiga orang Amerika itu tidak menunjukkan dokumen untuk tinggal di Severodvinsk. Mereka ditahan setelah pihak berwenang Rusia melakukan pemeriksaan penumpang kereta ketika tiba di kota tersebut.
Laporan lain dari Interfax menyebutkan para diplomat AS telah dilepaskan, tetapi dianggap telah melanggar hukum Rusia. Pejabat Moskow belum merilis informasi tambahan apa pun tentang penahanan dan pembebasan ketiga diplomat Washington.
Kota pelabuhan Severodvinsk terletak di dekat jarak tembak militer di Nyonoksa, di wilayah Arkhangelsk, Rusia utara.
Pada 8 Agustus lalu, lima ahli nuklir Rusia tewas selama uji mesin roket di dekat Laut Putih. Kementerian Pertahanan Rusia awalnya mengatakan ledakan itu menewaskan dua orang dan melukai enam orang, tetapi badan nuklir Rusia, Rosatom, mengungkapkan bahwa ledakan itu menewaskan lima pekerjanya dan melukai tiga lainnya.
Rosatom mengatakan ledakan itu terjadi ketika para insinyur menguji sumber daya isotop nuklir untuk sebuah roket. Ledakan itu menyebabkan para korban terlempar ke laut.
(mas)