Dampak Terjangan Topan Hagibis di Jepang, 33 tewas
A
A
A
TOKYO - Sehari setelah Topan Hagibis menyerang Tokyo dan daerah-daerah lain di pusat, timur, dan timur laut Jepang, 33 orang dilaporkan tewas. Selain itu, 19 lainnya dinyatakan hilang. Seperti dilaporkan Japan Today, Minggu (13/10), lebih dari 100 orang juga terluka akibat terjangan topan ini.
Badan Meteorologi Jepang telah mengeluarkan peringatan hujan lebat pada skala satu hingga lima untuk Tokyo dan prefektur Gunma, Saitama, Kanagawa, Yamanashi, Nagano, Shizuoka, Niigata, Fukushima, Tochigi, Ibaraki, Miyagi, dan Iwate. Sebagai tindakan darurat, beberapa bendungan membuka pintu air untuk mencegahnya pecah.
Tornado yang menghantam sebagian Ichihara, Prefektur Chiba pada Sabtu (12/10), menghancurkan 12 rumah dan merusak lebih dari 70 rumah lainnya. Pejabat setempat mengatakan, seorang pria berusia 50-an ditemukan tewas dalam sebuah mobil yang terbalik.
Di sejumlah wilayah, banjir bahkan mencapai ketinggian 5 meter. "Air tiba-tiba datang dari bawah lantai. Ibuku yang berusia 92 tahun terbaring di ranjang, namun tetap hidup ketika ranjangnya melayang di atas air. Banjir memutus jalan dan aku bahkan tidak bisa membawanya ke rumah sakit," kata Shogo Kasama, seorang warga di Marumori, Prefektur Miyagi.
Di Prefektur Gunma, empat orang tewas setelah rumah-rumah disapu longsor. Di Kawasaki, barat daya Tokyo, seorang pria berusia 60-an ditemukan di sebuah apartemen yang terendam air dan dipastikan meninggal di rumah sakit.
Tim penyelamat menggunakan helikopter dan perahu untuk menyelamatkan penduduk yang terdampar dari rumah mereka yang banjir. Beberapa orang meminta bantuan dari balkon lantai dua. Ironisnya, seorang wanita berusia 77 tahun di Iwaki, Prefektur Fukushima, meninggal dalam upaya penyelamatan.
Saat itu, tim penyelamat dari Pemadam Kebakaran Tokyo mencoba menyelamatkannya dengan helikopter. Namun, wanita itu justru jatuh ke tanah dari ketinggian sekitar 40 meter, karena tim penyelamat gagal memasang gantungan ke harness yang ada.
Badan Meteorologi Jepang telah mengeluarkan peringatan hujan lebat pada skala satu hingga lima untuk Tokyo dan prefektur Gunma, Saitama, Kanagawa, Yamanashi, Nagano, Shizuoka, Niigata, Fukushima, Tochigi, Ibaraki, Miyagi, dan Iwate. Sebagai tindakan darurat, beberapa bendungan membuka pintu air untuk mencegahnya pecah.
Tornado yang menghantam sebagian Ichihara, Prefektur Chiba pada Sabtu (12/10), menghancurkan 12 rumah dan merusak lebih dari 70 rumah lainnya. Pejabat setempat mengatakan, seorang pria berusia 50-an ditemukan tewas dalam sebuah mobil yang terbalik.
Di sejumlah wilayah, banjir bahkan mencapai ketinggian 5 meter. "Air tiba-tiba datang dari bawah lantai. Ibuku yang berusia 92 tahun terbaring di ranjang, namun tetap hidup ketika ranjangnya melayang di atas air. Banjir memutus jalan dan aku bahkan tidak bisa membawanya ke rumah sakit," kata Shogo Kasama, seorang warga di Marumori, Prefektur Miyagi.
Di Prefektur Gunma, empat orang tewas setelah rumah-rumah disapu longsor. Di Kawasaki, barat daya Tokyo, seorang pria berusia 60-an ditemukan di sebuah apartemen yang terendam air dan dipastikan meninggal di rumah sakit.
Tim penyelamat menggunakan helikopter dan perahu untuk menyelamatkan penduduk yang terdampar dari rumah mereka yang banjir. Beberapa orang meminta bantuan dari balkon lantai dua. Ironisnya, seorang wanita berusia 77 tahun di Iwaki, Prefektur Fukushima, meninggal dalam upaya penyelamatan.
Saat itu, tim penyelamat dari Pemadam Kebakaran Tokyo mencoba menyelamatkannya dengan helikopter. Namun, wanita itu justru jatuh ke tanah dari ketinggian sekitar 40 meter, karena tim penyelamat gagal memasang gantungan ke harness yang ada.
(esn)