Sekjen Liga Arab: Operasi Militer Turki Invasi Terhadap Suriah
A
A
A
KAIRO - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Liga Arab Ahmed Aboul Gheit memimpin pertemuan darurat para menteri luar negeri Arab guna menyikapi operasi militer Turki di timur laut Suriah. Ia pun mencerca operasi militer Turki sebagai invasi tanah negara Arab dan agresi terhadap kedaulatannya.
Membaca komunike pada akhir pertemuan, Aboul Gheit mengatakan bahwa Liga Arab akan mempertimbangkan untuk mengambil langkah-langkah melawan Turki di sektor ekonomi, investasi dan budaya, dan termasuk kerja sama pariwisata dan militer.
Dia juga meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghentikan agresi Turki dan untuk penarikan dari wilayah Suriah segera.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Irak Mohamed Ali Alhakim, presiden sesi Liga Arab saat ini, juga mengutuk serangan Turki ke Suriah selama pertemuan darurat badan tersebut, yang diserukan oleh Mesir.
"Serangan itu akan memperburuk krisis kemanusiaan, meningkatkan penderitaan rakyat Suriah, dan memperkuat kemampuan teroris untuk mengatur kembali sisa-sisa mereka," kata Alhakim seperti dikutip dari Reuters, Minggu (13/10/2019).
Alhakim dan Menteri Luar Negeri Libanon Gebran Bassil meminta Liga Arab untuk mengembalikan keanggotaan Suriah dalam badan tersebut.
Menteri Luar Negeri UEA, Anwar Gargash, juga mengutuk serangan Turki.
"Kami menyerukan agar Turki keluar dan pasukannya, serta semua pasukan asing yang telah melanggar negara Arab ini - dan untuk mendorong solusi politik yang berhasil," kata Gargash.
Qatar, yang dianggap sebagai sekutu Turki, tidak memblokir komunike tersebut namun menyuarakan keberatannya.
"Qatar dan Somalia memiliki keberatan tentang keputusan Liga Arab hari ini," Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab Hossam Zaki mengatakan kepada Reuters.
"Reservasi Qatar menempatkan Qatar dalam satu parit dengan agresor, dan saya tidak memiliki komentar lebih lanjut," Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry mengatakan kepada Reuters TV.
Pada hari Selasa, Turki memulai serangan udara dan darat ke Suriah timur laut terhadap milisi Kurdi. Tindakan ini membuka front baru dalam perang saudara Suriah yang berusia delapan tahun dan telah meningkatkan prospek bencana kemanusiaan baru.
Turki telah siap memasuki Suriah timur laut sejak Presiden Donald Trump memerintahkan pasukan AS, yang telah berperang dengan pasukan pimpinan Kurdi melawan ISIS, untuk mundur.
Membaca komunike pada akhir pertemuan, Aboul Gheit mengatakan bahwa Liga Arab akan mempertimbangkan untuk mengambil langkah-langkah melawan Turki di sektor ekonomi, investasi dan budaya, dan termasuk kerja sama pariwisata dan militer.
Dia juga meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghentikan agresi Turki dan untuk penarikan dari wilayah Suriah segera.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Irak Mohamed Ali Alhakim, presiden sesi Liga Arab saat ini, juga mengutuk serangan Turki ke Suriah selama pertemuan darurat badan tersebut, yang diserukan oleh Mesir.
"Serangan itu akan memperburuk krisis kemanusiaan, meningkatkan penderitaan rakyat Suriah, dan memperkuat kemampuan teroris untuk mengatur kembali sisa-sisa mereka," kata Alhakim seperti dikutip dari Reuters, Minggu (13/10/2019).
Alhakim dan Menteri Luar Negeri Libanon Gebran Bassil meminta Liga Arab untuk mengembalikan keanggotaan Suriah dalam badan tersebut.
Menteri Luar Negeri UEA, Anwar Gargash, juga mengutuk serangan Turki.
"Kami menyerukan agar Turki keluar dan pasukannya, serta semua pasukan asing yang telah melanggar negara Arab ini - dan untuk mendorong solusi politik yang berhasil," kata Gargash.
Qatar, yang dianggap sebagai sekutu Turki, tidak memblokir komunike tersebut namun menyuarakan keberatannya.
"Qatar dan Somalia memiliki keberatan tentang keputusan Liga Arab hari ini," Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab Hossam Zaki mengatakan kepada Reuters.
"Reservasi Qatar menempatkan Qatar dalam satu parit dengan agresor, dan saya tidak memiliki komentar lebih lanjut," Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry mengatakan kepada Reuters TV.
Pada hari Selasa, Turki memulai serangan udara dan darat ke Suriah timur laut terhadap milisi Kurdi. Tindakan ini membuka front baru dalam perang saudara Suriah yang berusia delapan tahun dan telah meningkatkan prospek bencana kemanusiaan baru.
Turki telah siap memasuki Suriah timur laut sejak Presiden Donald Trump memerintahkan pasukan AS, yang telah berperang dengan pasukan pimpinan Kurdi melawan ISIS, untuk mundur.
(ian)