Israel Kecam Invasi Turki pada Kurdi Suriah, Waswas Pembersihan Etnik

Jum'at, 11 Oktober 2019 - 10:29 WIB
Israel Kecam Invasi...
Israel Kecam Invasi Turki pada Kurdi Suriah, Waswas Pembersihan Etnik
A A A
TEL AVIV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam invasi Turki ke wilayah-wilayah yang dikuasai Kurdi di Suriah timur laut. Dia waswas invasi itu akan mengarah pada pembersihan etnik.

Israel, kata Netanyahu, siap menawarkan bantuan kemanusiaan kepada Kurdi di Suriah yang sedang menghadapi serangan dari Ankara.

Komentar itu adalah yang pertama dari Netanyahu tentang situasi di Suriah setelah diam selama beberapa hari setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan untuk menarik pasukan Amerika dari negara itu dan memungkinkan Turki melakukan serangan.

Beberapa pejabat Israel lainnya mengecam operasi Turki dan mendesak pemberian dukungan kepada Kurdi.

"Israel mengecam keras invasi Turki ke wilayah Kurdi di Suriah dan memperingatkan terhadap pembersihan etnik Kurdi oleh Turki dan kuasanya," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh kantornya.

"Israel siap untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada orang-orang Kurdi yang gagah," lanjut pernyataan Netanyahu, yang dikutip Times of Israel, Jumat (11/10/2019).

Netanyahu tidak menyebut keputusan AS untuk menarik pasukan dan pada dasarnya memberi Ankara lampu hijau untuk melakukan serangan terhadap Kurdi di Suriah.

Invasi Turki terhadap Kurdi di Suriah dimulai sejak Rabu lalu. Serangan besar-besaran dilakukan via darat dan pengeboman udara.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengumumkan dimulainya operasi militer di Suriah timur laut yang diberi nama sandi "Operation Peace Fountain". Pengumuman via Twitter itu muncul sesaat setelah setelah serangan jet tempur dan artileri menargetkan posisi Kurdi di sepanjang perbatasan yang memaksa ribuan warga sipil meninggalkan rumah mereka.

Pada tahun 2014, Netanyahu menyatakan dukungan untuk kommunitas Kurdistan. Dia memuji komitmen politik dan moderasi politik Kurdi." Mereka layak (memperoleh) kemerdekaan politik mereka sendiri," katanya saat itu.

Tetapi Netanyahu enggan mengkritik keputusan Washington untuk menarik pasukannya dari Suriah utara, yang beberapa analis memperingatkan langkah itu akan membuat kekosongan untuk diisi oleh kekuatan yang tidak berbagi dengan kepentingan Israel.

Dalam apa yang menjadi referensi untuk kekhawatiran itu, Netanyahu menyatakan pada hari Kamis bahwa Israel akan terus mempertahankan diri terhadap ancaman regional.

"Seperti pada tahun 1973, hari ini kami juga sangat menghargai dukungan penting AS. Pada saat yang sama, kami selalu mengingat dan menerapkan aturan dasar yang membimbing kami; Israel akan melindungi dirinya sendiri terhadap segala ancaman," katanya.

Lebih lanjut, Netanyahu menuduh Iran berusaha untuk memperketat cengkeramannya di negara-negara di seluruh kawasan Timur Tengah. Dia kembali menggarisbawahi kemampuan Iran yang telah menjatuhkan pesawat nirawak AS dan serangan terhadap kilang minyak Arab Saudi yang dituduhkan terhadap Teheran.

"Iran mengancam untuk menghapus kita dari peta...Berkali-kali, (rezim Teheran) mencoba menyerang kita, jadi kita harus siap melindungi diri kita dari bahaya," imbuh perdana menteri tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1315 seconds (0.1#10.140)