Rouhani: Wilayah Teluk Berada di Ujung Kehancuran
A
A
A
NEW YORK - Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan kepada para pemimpin dunia bahwa wilayah Teluk berada di ujung kehancuran karena satu kesalahan besar dapat memicu perang yang hebat. Peringatannya ini datang di tengah ketegangan dengan Washington dan Riyadh.
Berbicara di Sidang Umum PBB di New York, Rouhani mendesak negara-negara Barat untuk tidak ikut campur dalam urusan Iran.
"Kami tidak akan mentolerir intervensi provokatif orang asing," katanya.
"Kami akan menanggapi dengan tegas dan kuat segala bentuk kesalahan dan pelanggaran keamanan serta integritas teritorial kami," imbuhnya seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (26/9/2019).
Dalam kesempatan itu, Rouhani juga menegaskan bahwa ia menolak untuk melakukan pembicaraan dengan Amerika. Ia mengatakan kepada para pemimpin bahwa selama sanksi AS tetap ada, diplomasi tidak mungkin dilakukan.
"Tanggapan kami terhadap pembicaraan di bawah tekanan adalah tidak!," katanya
Ia juga melemparkan kritik kepada negara-negara dari Eropa yang menjadi penandatangan JCPOA karena gagal menghormati perjanjian mereka di bawah kesepakatan dan melindungi Iran dari sanksi Amerika.
Meskipun ketegangan antara Teheran dan Washington terus meningkat sejak AS menarik diri dari Rencana Aksi Komprehensif (JCPOA) atau kesepakatan nuklir Iran 2015 tahun lalu, mereka telah mengambil dimensi militer baru dalam beberapa bulan terakhir.
Serangkaian upaya sabotase pada kapal tanker minyak di dekat Selat Hormuz awal musim panas ini menyebabkan peningkatan kehadiran AS di jalur air, sementara serangan baru-baru ini pada sepasang kilang minyak Saudi menyebabkan Presiden Donald Trump untuk mengerahkan pasukan AS ke wilayah itu pekan lalu.
Pemberontak Houthi Yaman mengklaim bertanggung jawab atas serangan kilang itu, dan Iran menyangkal semua tuduhan yang diarahkan kepadanya.
Trump bersikeras bahwa ia "pasti ingin menghindari" perang dengan Iran, dan meminta Teheran untuk datang ke meja perundingan dalam pidatonya di depan PBB pada hari Selasa, meskipun sebelumnya mengeluarkan kritik kepada pemerintah Iran, menuduhnya haus darah dan perilaku mengancam. ( Baca juga: Pidato di PBB, Trump Sebut Iran Haus Darah )
Berbicara di Sidang Umum PBB di New York, Rouhani mendesak negara-negara Barat untuk tidak ikut campur dalam urusan Iran.
"Kami tidak akan mentolerir intervensi provokatif orang asing," katanya.
"Kami akan menanggapi dengan tegas dan kuat segala bentuk kesalahan dan pelanggaran keamanan serta integritas teritorial kami," imbuhnya seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (26/9/2019).
Dalam kesempatan itu, Rouhani juga menegaskan bahwa ia menolak untuk melakukan pembicaraan dengan Amerika. Ia mengatakan kepada para pemimpin bahwa selama sanksi AS tetap ada, diplomasi tidak mungkin dilakukan.
"Tanggapan kami terhadap pembicaraan di bawah tekanan adalah tidak!," katanya
Ia juga melemparkan kritik kepada negara-negara dari Eropa yang menjadi penandatangan JCPOA karena gagal menghormati perjanjian mereka di bawah kesepakatan dan melindungi Iran dari sanksi Amerika.
Meskipun ketegangan antara Teheran dan Washington terus meningkat sejak AS menarik diri dari Rencana Aksi Komprehensif (JCPOA) atau kesepakatan nuklir Iran 2015 tahun lalu, mereka telah mengambil dimensi militer baru dalam beberapa bulan terakhir.
Serangkaian upaya sabotase pada kapal tanker minyak di dekat Selat Hormuz awal musim panas ini menyebabkan peningkatan kehadiran AS di jalur air, sementara serangan baru-baru ini pada sepasang kilang minyak Saudi menyebabkan Presiden Donald Trump untuk mengerahkan pasukan AS ke wilayah itu pekan lalu.
Pemberontak Houthi Yaman mengklaim bertanggung jawab atas serangan kilang itu, dan Iran menyangkal semua tuduhan yang diarahkan kepadanya.
Trump bersikeras bahwa ia "pasti ingin menghindari" perang dengan Iran, dan meminta Teheran untuk datang ke meja perundingan dalam pidatonya di depan PBB pada hari Selasa, meskipun sebelumnya mengeluarkan kritik kepada pemerintah Iran, menuduhnya haus darah dan perilaku mengancam. ( Baca juga: Pidato di PBB, Trump Sebut Iran Haus Darah )
(ian)