Saudi: Pemimpin Iran Ambil Kebijakan Agresif dan Berbahaya
A
A
A
NEW YORK - Menteri Negara Arab Saudi untuk Urusan Luar Negeri, Adel al-Jubeir mengatakan, kepemimpinan Iran membuat keputusan yang agresif, tidak stabil, dan berbahaya. Dia menyebut, Saudi tidak melihat pendekatan yang tenang dan dapat bekerja dalam berurusan dengan Iran.
“Posisi kami adalah kami harus tegas dengan Iran. Kita harus menemukan pilihan tentang bagaimana kita meningkatkan tekanan pada Iran. Anda memiliki seluruh daftar opsi potensial: diplomatik, ekonomi dan militer," ucap Jubeir, saat berbicara di acara Dewan Hubungan Luar Negeri di New York, Amerika Serikat (AS), seperti dilansir Al Arabiya pada Rabu (25/9).
Jubeir mengatakan, posisi Saudi mengenai Iran benar-benar sejalan dengan posisi pemerintahan Donald Trump, yang telah digambarkan sebagai kampanye tekanan maksimum. Ini termasuk menjatuhkan sanksi ekonomi yang ditujukan untuk mendorong ekspor minyak Iran turun.
Sementara Saudi akan menghindari perang dengan segala cara, Jubeir mengatakan Riyadh tidak akan duduk dengan tangan terikat di belakang, sementara Iran terus melakukan serangan.
Dia lalu menuturkan, bahwa Saudi percaya Iran bertanggung jawab atas serangan terhadap dua fasilitas minyak milik Aramco. Tetapi, papar Jubeir, mereka sedang menunggu investigasi rampung sebelum menyalahkan satu pihak.
“Kami yakin serangan itu datang dari utara. Setelah investigasi selesai, kami akan membuat pengumuman dan kami akan menyalahkan satu pihak. Tetapi kami percaya Iran bertanggung jawab karena ini adalah senjata Iran,” tukasnya.
“Posisi kami adalah kami harus tegas dengan Iran. Kita harus menemukan pilihan tentang bagaimana kita meningkatkan tekanan pada Iran. Anda memiliki seluruh daftar opsi potensial: diplomatik, ekonomi dan militer," ucap Jubeir, saat berbicara di acara Dewan Hubungan Luar Negeri di New York, Amerika Serikat (AS), seperti dilansir Al Arabiya pada Rabu (25/9).
Jubeir mengatakan, posisi Saudi mengenai Iran benar-benar sejalan dengan posisi pemerintahan Donald Trump, yang telah digambarkan sebagai kampanye tekanan maksimum. Ini termasuk menjatuhkan sanksi ekonomi yang ditujukan untuk mendorong ekspor minyak Iran turun.
Sementara Saudi akan menghindari perang dengan segala cara, Jubeir mengatakan Riyadh tidak akan duduk dengan tangan terikat di belakang, sementara Iran terus melakukan serangan.
Dia lalu menuturkan, bahwa Saudi percaya Iran bertanggung jawab atas serangan terhadap dua fasilitas minyak milik Aramco. Tetapi, papar Jubeir, mereka sedang menunggu investigasi rampung sebelum menyalahkan satu pihak.
“Kami yakin serangan itu datang dari utara. Setelah investigasi selesai, kami akan membuat pengumuman dan kami akan menyalahkan satu pihak. Tetapi kami percaya Iran bertanggung jawab karena ini adalah senjata Iran,” tukasnya.
(esn)