Sebanyak 87 Perusahaan Besar Janji Akan Pangkas Emisi
A
A
A
NEW YORK - Sebanyak 87 perusahaan besar di berbagai sektor mulai dari makanan, semen, hingga telekomunikasi, berjanji memangkas emisi gas rumah kaca. Janji ini bagian dari kampanye untuk membawa berbagai negara menuju masa depan rendah karbon.
Koalisi grup advokasi We Mean Business menyatakan puluhan perusahaan telah bergabung inisiatif ini dalam dua bulan menjelang konferensi tingkat tinggi (KTT) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang digelar hari ini untuk mempercepat langkah dalam mengatasi perubahan iklim.
“Sekarang kita perlu lebih banyak perusahaan untuk bergabung gerakan, mengirim sinyal jelas bahwa pasar berubah,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dilansir Reuters. Koalisi itu diluncurkan pada Juni dengan seruan untuk bertindak oleh PBB, para pemimpin bisnis dan masyarakat sipil.
Sebanyak 28 perusahaan pertama mengumumkan bergabung setelah bulan itu. We Mean Business menyatakan 87 perusahaan kini telah terlibat dengan total kapitalisasi pasar lebih dari USD2,3 triliun. Beberapa perusahaan dalam koalisi sepakat memangkas emisi karbon mereka menuju nol pada 2050, termasuk perusahaan makanan asal Swiss Nestle, perusahaan bahan bangunan asal Prancis Saint-Gobain dan produsen kosmetik Prancis L'Oreal.
Perusahaan lain tidak menyebutkan komitmen untuk menuju netral karbon, tapi menyatakan ingin mengaitkan operasional mereka dengan tujuan membatasi peningkatan rata-rata suhu global menjadi 1,5 derajat celsius sesuai Kesepakatan Paris 2015. “Berbagai kelompok itu termasuk perusahaan telekomunikasi asal Finlandia Noki, perusahaan makanan Prancis Danone dan produsen obat AstraZeneca Plc,” ungkap pernyataan We Mean Business dilansir Reuters.
Saat berbagai dampak perubahan iklim semakin cepat terasa, para pakar menyatakan dunia perlu mengurangi setengah emisi gas rumah kaca dalam dekade mendatang untuk menghindari pemanasan suhu yang sangat berbahaya. Saat ini pemanasan global mempercepat pencairan es di kutub dan berbagai cuaca ekstrem semakin sering terjadi.
Dengan berbagai perusahaan bahan bakar fosil yang masih mengembangkan ladang minyak dan gas baru serta banyak negara berkembang memperbanyak pembangkit listrik tenaga batu bara, koalisi itu berjanji mengurangi emisi global.
Beberapa pakar mempertanyakan apakah perusahaan-perusahaan komersial yang berkomitmen memaksimalkan keuntungan para pemegang saham itu bisa mendorong investasi untuk memerangi perubahan iklim. Banyak investor telah menekan berbagai perusahaan untuk bertindak dengan mempertimbangkan risiko iklim.
Sejumlah chief executive officer (CEO) juga menghadapi tekanan dari para aktivis muda yang mengerahkan jutaan orang di penjuru dunia untuk berunjuk rasa pada Jumat (20/9). We Mean Business yakin janji yang diberikan sejumlah perusahaan asal Eropa, Amerika Utara, dan Asia untuk target emisi yang bisa diverifikasi itu, akan mendorong perusahaan lain melakukannya.
“Berbagai perusahaan itu mendorong ke arah positif titik kritis di mana berbagai strategi korporasi sekarang pada normal baru bagi bisnis dan jaringan suplai mereka di penjuru dunia,” kata Lise Kingo, Chief Executive UN Global Compact yang mendorong praktik bisnis bertanggung jawab.
Sekretaris Jenderal PBB Guterres menganggap sektor swasta penting untuk mengamankan janji yang lebih ambisius pada KTT Aksi Iklim di New York hari ini bertujuan mendorong kesepakatan Paris sebelum memasuki fase penerapan tahun depan. Sejumlah perusahaan, seperti grup energi Denmark Orsted, perusahaan energi Spanyol Iberdrola, dan asuransi Jerman Allianz, akan berbicara bersama sejumlah negara dalam pertemuan PBB itu.
Sementara itu, para aktivis muda mendorong peran lebih besar dalam pembuatan keputusan saat mereka bertemu para pemimpin negara dalam pertemuan PBB. Para aktivis perubahan iklim itu ingin mendapatkan peran dalam proses politik. “Berbagai keputusan tentang masa depan kami masih dibuat sebagian besar tanpa kami,” kata Marina Melanidis, delegasi Kanada dalam pertemuan yang digelar menjelang KTT PBB hari ini.
Dia menambahkan, “Para pemuda berhak turut mendesain masa depan mereka dan sejujurnya, Anda tidak dapat melakukan itu tanpa kami. ”Mantan Presiden Cile Michelle Bachelet yang kini menjabat Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM) sepakat para pemuda harus lebih berpengaruh dalam pembuatan kebijakan yang akan mempengaruhi mereka, terutama terkait perubahan iklim.
“Kita perlu orang muda mewakili di berbagai tempat di mana berbagai keputusan dibuat, bukan hanya berunjuk rasa di luar sistem itu,” ujar Bachelet dilansir Reuters. Komal Karishma Kumar dari Fiji memperingatkan para pemuda harus mulai menghukum para pemimpin politik dalam pemilu jika tidak bertindak mengatasi ancaman iklim.
“Kami akan memobilisasi suara agar Anda tak terpilih,” kata dia. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengakui peran pemuda dalam unjuk rasa membuat isu pemanasan global menjadi agenda politik yang penting. Lebih dari 4 juta orang berunjuk rasa pada Jumat (20/9) di berbagai negara agar pemerintah bertindak lebih banyak dalam mengatasi kenaikan suhu dan membantu mereka yang menderita akibat cuaca ekstrem dan naiknya permukaan laut.
“Dalam menghadapi tekanan, pemerintah mulai merespons dan sebagian besar perubahan momentum ini karena kalian,” kata Guterres menjelaskan tentang 1.000 kampanye iklim yang dilakukan di lebih dari 120 negara dalam satu hari secara bersamaan. Meski demikian, Guterres memperingatkan, “Kita masih tertinggal. Perubahan iklim berlari lebih cepat daripada kita.”
Koalisi grup advokasi We Mean Business menyatakan puluhan perusahaan telah bergabung inisiatif ini dalam dua bulan menjelang konferensi tingkat tinggi (KTT) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang digelar hari ini untuk mempercepat langkah dalam mengatasi perubahan iklim.
“Sekarang kita perlu lebih banyak perusahaan untuk bergabung gerakan, mengirim sinyal jelas bahwa pasar berubah,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dilansir Reuters. Koalisi itu diluncurkan pada Juni dengan seruan untuk bertindak oleh PBB, para pemimpin bisnis dan masyarakat sipil.
Sebanyak 28 perusahaan pertama mengumumkan bergabung setelah bulan itu. We Mean Business menyatakan 87 perusahaan kini telah terlibat dengan total kapitalisasi pasar lebih dari USD2,3 triliun. Beberapa perusahaan dalam koalisi sepakat memangkas emisi karbon mereka menuju nol pada 2050, termasuk perusahaan makanan asal Swiss Nestle, perusahaan bahan bangunan asal Prancis Saint-Gobain dan produsen kosmetik Prancis L'Oreal.
Perusahaan lain tidak menyebutkan komitmen untuk menuju netral karbon, tapi menyatakan ingin mengaitkan operasional mereka dengan tujuan membatasi peningkatan rata-rata suhu global menjadi 1,5 derajat celsius sesuai Kesepakatan Paris 2015. “Berbagai kelompok itu termasuk perusahaan telekomunikasi asal Finlandia Noki, perusahaan makanan Prancis Danone dan produsen obat AstraZeneca Plc,” ungkap pernyataan We Mean Business dilansir Reuters.
Saat berbagai dampak perubahan iklim semakin cepat terasa, para pakar menyatakan dunia perlu mengurangi setengah emisi gas rumah kaca dalam dekade mendatang untuk menghindari pemanasan suhu yang sangat berbahaya. Saat ini pemanasan global mempercepat pencairan es di kutub dan berbagai cuaca ekstrem semakin sering terjadi.
Dengan berbagai perusahaan bahan bakar fosil yang masih mengembangkan ladang minyak dan gas baru serta banyak negara berkembang memperbanyak pembangkit listrik tenaga batu bara, koalisi itu berjanji mengurangi emisi global.
Beberapa pakar mempertanyakan apakah perusahaan-perusahaan komersial yang berkomitmen memaksimalkan keuntungan para pemegang saham itu bisa mendorong investasi untuk memerangi perubahan iklim. Banyak investor telah menekan berbagai perusahaan untuk bertindak dengan mempertimbangkan risiko iklim.
Sejumlah chief executive officer (CEO) juga menghadapi tekanan dari para aktivis muda yang mengerahkan jutaan orang di penjuru dunia untuk berunjuk rasa pada Jumat (20/9). We Mean Business yakin janji yang diberikan sejumlah perusahaan asal Eropa, Amerika Utara, dan Asia untuk target emisi yang bisa diverifikasi itu, akan mendorong perusahaan lain melakukannya.
“Berbagai perusahaan itu mendorong ke arah positif titik kritis di mana berbagai strategi korporasi sekarang pada normal baru bagi bisnis dan jaringan suplai mereka di penjuru dunia,” kata Lise Kingo, Chief Executive UN Global Compact yang mendorong praktik bisnis bertanggung jawab.
Sekretaris Jenderal PBB Guterres menganggap sektor swasta penting untuk mengamankan janji yang lebih ambisius pada KTT Aksi Iklim di New York hari ini bertujuan mendorong kesepakatan Paris sebelum memasuki fase penerapan tahun depan. Sejumlah perusahaan, seperti grup energi Denmark Orsted, perusahaan energi Spanyol Iberdrola, dan asuransi Jerman Allianz, akan berbicara bersama sejumlah negara dalam pertemuan PBB itu.
Sementara itu, para aktivis muda mendorong peran lebih besar dalam pembuatan keputusan saat mereka bertemu para pemimpin negara dalam pertemuan PBB. Para aktivis perubahan iklim itu ingin mendapatkan peran dalam proses politik. “Berbagai keputusan tentang masa depan kami masih dibuat sebagian besar tanpa kami,” kata Marina Melanidis, delegasi Kanada dalam pertemuan yang digelar menjelang KTT PBB hari ini.
Dia menambahkan, “Para pemuda berhak turut mendesain masa depan mereka dan sejujurnya, Anda tidak dapat melakukan itu tanpa kami. ”Mantan Presiden Cile Michelle Bachelet yang kini menjabat Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM) sepakat para pemuda harus lebih berpengaruh dalam pembuatan kebijakan yang akan mempengaruhi mereka, terutama terkait perubahan iklim.
“Kita perlu orang muda mewakili di berbagai tempat di mana berbagai keputusan dibuat, bukan hanya berunjuk rasa di luar sistem itu,” ujar Bachelet dilansir Reuters. Komal Karishma Kumar dari Fiji memperingatkan para pemuda harus mulai menghukum para pemimpin politik dalam pemilu jika tidak bertindak mengatasi ancaman iklim.
“Kami akan memobilisasi suara agar Anda tak terpilih,” kata dia. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengakui peran pemuda dalam unjuk rasa membuat isu pemanasan global menjadi agenda politik yang penting. Lebih dari 4 juta orang berunjuk rasa pada Jumat (20/9) di berbagai negara agar pemerintah bertindak lebih banyak dalam mengatasi kenaikan suhu dan membantu mereka yang menderita akibat cuaca ekstrem dan naiknya permukaan laut.
“Dalam menghadapi tekanan, pemerintah mulai merespons dan sebagian besar perubahan momentum ini karena kalian,” kata Guterres menjelaskan tentang 1.000 kampanye iklim yang dilakukan di lebih dari 120 negara dalam satu hari secara bersamaan. Meski demikian, Guterres memperingatkan, “Kita masih tertinggal. Perubahan iklim berlari lebih cepat daripada kita.”
(don)