Iran Pamerkan Drone AS di Tengah Ketegangan Teluk yang Membara
A
A
A
TEHERAN - Iran memamerkan koleksi drone asing, terutama dari Amerika Serikat (AS), di Teheran. Pameran ini diadakan di tengah ketegangan ekstrem di kawasan itu dan meningkatnya tuduhan keterlibatan Iran dalam serangan pesawat tak berawak terhadap fasilitas minyak Saudi.
Pameran ini diresmikan oleh pejabat tinggi militer dan pemerintah pada hari Sabtu. Pejabat itu termasuk Mayor Jenderal Hossein Salami, kepala elit Garda Revolusi Islam (IRGC), yang baru-baru ini di tetapkan AS sebagai kelompok teroris.
Dalam kesempatan itu, Salami memperingatkan bahwa negara mana pun yang menyerang Iran akan segera menjadi medan perang utama. Ia menambahkan bahwa Teheran siap untuk berperang sampai kehancuran total dialami penyerangnya.
Dikutip dari Russia Today, Minggu (22/9/2019), pameran besar kendaraan udara tak berawak asing (UAV) ini tampaknya dimaksudkan untuk semakin memperkuat ancaman Teheran.
Puing-puing pesawat pengintai AS, RQ-4 Global Hawk yang jatuh pada bulan Juni lalu, bisa dibilang menjadi pusat perhatian. Iran sebenarnya telah mengidentifikasi mesin tersebut sebagai varian lanjutan dari UAV MQ-4C Triton, meskipun AS bersikeras itu hanyalah versi prototipe dari drone RQ-4A, yang dibangun selama pengembangan Triton.
Selain bangkai pesawat tak berawak, Iran juga menampilkan sistem anti-pesawat yang menjatuhkannya, serta jenis rudal yang digunakan. Sistem itu, sebuah peluncur rudal Khordad-3, memakai tanda pembunuhan untuk UAV Amerika yang jatuh.
Drone lain yang dipamerkan adalah US RQ-170 Sentinel yang berhasil ditangkap Iran pada tahun 2011. Drones tersebut dikatakan telah dicegat dan mendarat dengan aman oleh unit perang elektronik Iran.
UAV lain yang dipamerkan tampaknya merupakan varian dari Predator MQ-1, yang juga tampak utuh. Penangkapan drone jenis itu dilaporkan kembali pada tahun 2016, namun keadaan pasti bagaimana drone itu jatuh ke tangan Iran tetap tidak jelas.
Sejumlah kecil UAV juga diperlihatkan kepada publik. Mesin tersebut tampaknya adalah pesawat tanpa awak Hermes Israel, Shadow RQ-7 AS, ScanEagle serta beberapa kendaraan pengintai ringan lainnya.
Tampilan itu muncul hanya beberapa hari setelah Arab Saudi, musuh bebuyutan regional Iran, memamerkan serpihan perangkat keras militer hangus yang diklaim sebagai puing-puing drone buatan Iran dan rudal jelajah. Riyadh mengatakan persenjataan itu adalah "bukti tak terbantahkan" dari keterlibatan Iran dalam serangan baru-baru ini pada fasilitas pemurnian minyak Saudi. Teheran telah menolak semua tuduhan itu, mempertahankan argumen bahwa mereka tidak terlibat dalam serangan yang telah diklaim oleh pemberontak Yaman, Houthi.
Pameran ini diresmikan oleh pejabat tinggi militer dan pemerintah pada hari Sabtu. Pejabat itu termasuk Mayor Jenderal Hossein Salami, kepala elit Garda Revolusi Islam (IRGC), yang baru-baru ini di tetapkan AS sebagai kelompok teroris.
Dalam kesempatan itu, Salami memperingatkan bahwa negara mana pun yang menyerang Iran akan segera menjadi medan perang utama. Ia menambahkan bahwa Teheran siap untuk berperang sampai kehancuran total dialami penyerangnya.
Dikutip dari Russia Today, Minggu (22/9/2019), pameran besar kendaraan udara tak berawak asing (UAV) ini tampaknya dimaksudkan untuk semakin memperkuat ancaman Teheran.
Puing-puing pesawat pengintai AS, RQ-4 Global Hawk yang jatuh pada bulan Juni lalu, bisa dibilang menjadi pusat perhatian. Iran sebenarnya telah mengidentifikasi mesin tersebut sebagai varian lanjutan dari UAV MQ-4C Triton, meskipun AS bersikeras itu hanyalah versi prototipe dari drone RQ-4A, yang dibangun selama pengembangan Triton.
Selain bangkai pesawat tak berawak, Iran juga menampilkan sistem anti-pesawat yang menjatuhkannya, serta jenis rudal yang digunakan. Sistem itu, sebuah peluncur rudal Khordad-3, memakai tanda pembunuhan untuk UAV Amerika yang jatuh.
Drone lain yang dipamerkan adalah US RQ-170 Sentinel yang berhasil ditangkap Iran pada tahun 2011. Drones tersebut dikatakan telah dicegat dan mendarat dengan aman oleh unit perang elektronik Iran.
UAV lain yang dipamerkan tampaknya merupakan varian dari Predator MQ-1, yang juga tampak utuh. Penangkapan drone jenis itu dilaporkan kembali pada tahun 2016, namun keadaan pasti bagaimana drone itu jatuh ke tangan Iran tetap tidak jelas.
Sejumlah kecil UAV juga diperlihatkan kepada publik. Mesin tersebut tampaknya adalah pesawat tanpa awak Hermes Israel, Shadow RQ-7 AS, ScanEagle serta beberapa kendaraan pengintai ringan lainnya.
Tampilan itu muncul hanya beberapa hari setelah Arab Saudi, musuh bebuyutan regional Iran, memamerkan serpihan perangkat keras militer hangus yang diklaim sebagai puing-puing drone buatan Iran dan rudal jelajah. Riyadh mengatakan persenjataan itu adalah "bukti tak terbantahkan" dari keterlibatan Iran dalam serangan baru-baru ini pada fasilitas pemurnian minyak Saudi. Teheran telah menolak semua tuduhan itu, mempertahankan argumen bahwa mereka tidak terlibat dalam serangan yang telah diklaim oleh pemberontak Yaman, Houthi.
(ian)