Dituduh Sabotase American Airlines, Mekanik Asal Irak Miliki Video ISIS
A
A
A
WASHINGTON - Seorang mekanik asal Irak yang dituduh melakukan sabotase terhadap pesawat American Airlines pembawa 150 memiliki video eksekusi kelompok ISIS di ponselnya. Video itu dijadikan bukti baru yang diajukan dalam sidang pengadilan Miami, Amerika Serikat (AS), hari Rabu.
Pria Irak yang diadili itu bernama Abdul-Majeed Marouf Ahmed Alani. Menurut hasil penyelidikan penegak hukum AS, tersangka telah menyampaikan keinginannya kepada Tuhan untuk menyakiti orang-orang non-Muslim.
Hakim pengadilan, Chris McAliley, memerintahkan penahanan pra-sidang untuk Alani. Dia dituduh menonaktifkan komponen navigasi kritis di Boeing 737 American Airlines yang membawa 150 orang, baik penumpang dan awak pesawat.
Bukti lain yang diungkap di pengadilan pada hari Rabu adalah Alani, 60, baru-baru ini mengirim transfer uang USD700 kepada seseorang di Irak. Dia melakukan perjalanan ke Irak pada bulan Maret tetapi tidak mengungkapkannya kepada pihak berwenang setelah penangkapannya.
Para jaksa penuntut juga memberikan bukti bahwa Alani memiliki saudara lelaki di Irak yang mungkin terlibat dengan kelompok ekstremis Islamic State atau ISIS. Kecurigaan jaksa menguat setelah ditemukan pernyataan yang dibuat Alani tentang harapannya untuk menyakiti orang-orang non-Muslim.
Alani memiliki video di ponselnya yang menggambarkan pembunuhan massal oleh ISIS. Video itu telah dibagikan kepada orang lain.
"Anda mungkin sangat simpatik terhadap teroris," kata Hakim McAliley kepada Alani di persidangan. "Itu sangat membingungkan," katanya lagi, seperti dikutip news.com.au, Kamis (19/9/2019).
Alani adalah warga negara AS yang dinaturalisasi dari Irak yang telah bekerja sebagai mekanik maskapai penerbangan selama 30 tahun dan tanpa memiliki catatan kriminal sebelumnya.
Dia tidak didakwa dengan kejahatan terkait terorisme, tetapi Asisten Jaksa Maria Medetis mengatakan potensi hubungannya dengan ISIS memunculkan kemungkinan bahwa tindakannya memiliki tujuan yang lebih "gelap" di luar.
Alani telah menbuat pengakuan kepada agen FBI setelah penangkapannya awal bulan ini. "Dari sisi kejahatan saya, saya ingin melakukan sesuatu," kata Medetis.
Alani dituduh melakukan sabotase terhadap pesawat di Bandara Internasional Miami pada Juli karena, katanya kepada pihak berwenang, negosiasi perburuhan yang sedang berlangsung membahayakan peluangnya untuk mendapatkan lembur. Pesawat tidak lepas landas dan tidak ada yang terluka. Alani memang bekerja lembur untuk membantu memperbaiki pesawat.
Dia menghadapi hukuman 20 tahun penjara jika dinyatakan bersalah atas tuduhan dengan sengaja merusak, menghancurkan, atau melumpuhkan sebuah pesawat yang digunakan dalam penerbangan komersial, atau mencoba melakukannya.
Sabotase melibatkan pengeleman sepotong styrofoam di dalam hidung pesawat yang secara efektif menonaktifkan komponen peralatan pilot. Pihak berwenang mengatakan masalah itu terdeteksi sebelum pesawat lepas landas, ketika pesan kesalahan muncul di layar di kokpit dan pesawat kembali ke gerbang. Pesawat itu hendak terbang ke Nassau, Bahama.
Video pengawasan bandara menunjukkan Alani bekerja di kompartemen hidung pesawat selama tujuh menit, meskipun tidak ada masalah perbaikan dengan pesawat. Dia kemudian diidentifikasi oleh rekan kerja dari video itu.
Pengacara Alani, Christian Dunham, mengatakan sebagai mekanik yang berpengalaman, Alani tahu bahwa sabotase akan membuat pesawat tidak terbang dan, bahkan jika itu lepas landas, ada redudansi yang dibangun di dalamnya yang akan membuatnya tetap aman.
"Kami tidak berpikir mereka akan dapat membuktikan bahwa dia sengaja membuat orang dalam bahaya," kata Dunham. "Pesawat akan baik-baik saja untuk terbang."
Ms Dunham meminta pembebasan Alani dengan jaminan USD292.900. Alani telah dipecat dari pekerjaannya di maskapai itu. Administrasi Penerbangan Federal (FAA) baru-baru ini juga mencabut sertifikatnya sebagai mekanik pesawat terbang.
Pria Irak yang diadili itu bernama Abdul-Majeed Marouf Ahmed Alani. Menurut hasil penyelidikan penegak hukum AS, tersangka telah menyampaikan keinginannya kepada Tuhan untuk menyakiti orang-orang non-Muslim.
Hakim pengadilan, Chris McAliley, memerintahkan penahanan pra-sidang untuk Alani. Dia dituduh menonaktifkan komponen navigasi kritis di Boeing 737 American Airlines yang membawa 150 orang, baik penumpang dan awak pesawat.
Bukti lain yang diungkap di pengadilan pada hari Rabu adalah Alani, 60, baru-baru ini mengirim transfer uang USD700 kepada seseorang di Irak. Dia melakukan perjalanan ke Irak pada bulan Maret tetapi tidak mengungkapkannya kepada pihak berwenang setelah penangkapannya.
Para jaksa penuntut juga memberikan bukti bahwa Alani memiliki saudara lelaki di Irak yang mungkin terlibat dengan kelompok ekstremis Islamic State atau ISIS. Kecurigaan jaksa menguat setelah ditemukan pernyataan yang dibuat Alani tentang harapannya untuk menyakiti orang-orang non-Muslim.
Alani memiliki video di ponselnya yang menggambarkan pembunuhan massal oleh ISIS. Video itu telah dibagikan kepada orang lain.
"Anda mungkin sangat simpatik terhadap teroris," kata Hakim McAliley kepada Alani di persidangan. "Itu sangat membingungkan," katanya lagi, seperti dikutip news.com.au, Kamis (19/9/2019).
Alani adalah warga negara AS yang dinaturalisasi dari Irak yang telah bekerja sebagai mekanik maskapai penerbangan selama 30 tahun dan tanpa memiliki catatan kriminal sebelumnya.
Dia tidak didakwa dengan kejahatan terkait terorisme, tetapi Asisten Jaksa Maria Medetis mengatakan potensi hubungannya dengan ISIS memunculkan kemungkinan bahwa tindakannya memiliki tujuan yang lebih "gelap" di luar.
Alani telah menbuat pengakuan kepada agen FBI setelah penangkapannya awal bulan ini. "Dari sisi kejahatan saya, saya ingin melakukan sesuatu," kata Medetis.
Alani dituduh melakukan sabotase terhadap pesawat di Bandara Internasional Miami pada Juli karena, katanya kepada pihak berwenang, negosiasi perburuhan yang sedang berlangsung membahayakan peluangnya untuk mendapatkan lembur. Pesawat tidak lepas landas dan tidak ada yang terluka. Alani memang bekerja lembur untuk membantu memperbaiki pesawat.
Dia menghadapi hukuman 20 tahun penjara jika dinyatakan bersalah atas tuduhan dengan sengaja merusak, menghancurkan, atau melumpuhkan sebuah pesawat yang digunakan dalam penerbangan komersial, atau mencoba melakukannya.
Sabotase melibatkan pengeleman sepotong styrofoam di dalam hidung pesawat yang secara efektif menonaktifkan komponen peralatan pilot. Pihak berwenang mengatakan masalah itu terdeteksi sebelum pesawat lepas landas, ketika pesan kesalahan muncul di layar di kokpit dan pesawat kembali ke gerbang. Pesawat itu hendak terbang ke Nassau, Bahama.
Video pengawasan bandara menunjukkan Alani bekerja di kompartemen hidung pesawat selama tujuh menit, meskipun tidak ada masalah perbaikan dengan pesawat. Dia kemudian diidentifikasi oleh rekan kerja dari video itu.
Pengacara Alani, Christian Dunham, mengatakan sebagai mekanik yang berpengalaman, Alani tahu bahwa sabotase akan membuat pesawat tidak terbang dan, bahkan jika itu lepas landas, ada redudansi yang dibangun di dalamnya yang akan membuatnya tetap aman.
"Kami tidak berpikir mereka akan dapat membuktikan bahwa dia sengaja membuat orang dalam bahaya," kata Dunham. "Pesawat akan baik-baik saja untuk terbang."
Ms Dunham meminta pembebasan Alani dengan jaminan USD292.900. Alani telah dipecat dari pekerjaannya di maskapai itu. Administrasi Penerbangan Federal (FAA) baru-baru ini juga mencabut sertifikatnya sebagai mekanik pesawat terbang.
(mas)