Saudi Undang Pakar Internasional Selidiki Serangan Kilang Minyak
A
A
A
RIYADH - Pemerintah Arab Saudi akan mengundang para pakar internasional dan spesialis PBB untuk bergabung dalam penyelidikan atas serangan baru-baru ini terhadap fasilitas minyak Aramco. Saudi dan Amerika Serikat (AS) menyalahkan Iran atas serangan itu.
Pada akhir pekan, Saudi terpaksa menutup dua fasilitas minyak Aramco, yaitu Abqaiq dan Khura, setelah serangan pesawat tak berawak, yang diklaim oleh pemberontak Houthi Yaman dan menyebabkan kebakaran besar. Insiden itu menyebabkan pengurangan produksi minyak sebesar 5,7 juta barel per hari, sekitar setengah dari produksi minyak harian Saudi.
Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan, berdasarkan penyelidikan awal menunjukan bahwa senjata yang digunakan dalam serangan tersebut adalah buatan Iran. Tapi, Riyadh menyatakan penyelidikan belum usai dan mereka membutuhkan bantuan dari pakar internasional dalam penyelidikan serangan ini.
"Karena penyelidikan sedang berlangsung, Kerajaan akan mengundang para pakar PBB dan internasional untuk melihat situasi di lapangan dan untuk berpartisipasi dalam penyelidikan," kata kementerian itu, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (17/9).
Riyadh juga meminta komunitas internasional untuk mengambil posisi tegas dan jelas terhadap perilaku sembrono yang mengancam ekonomi global ini.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, menampik upaya AS dan Saudi untuk menyalahkan serangan terhadap kilang minyak Aramco kepada Teheran. Menurutnya, tuduhan tersebut adalah sebuah kebohongan besar.
"Itu kebohongan besar. Mereka berusaha menutupi fakta bahwa mereka belum mampu mengalahkan negara (Yaman) dengan persenjataan berat," katanya.
Pada akhir pekan, Saudi terpaksa menutup dua fasilitas minyak Aramco, yaitu Abqaiq dan Khura, setelah serangan pesawat tak berawak, yang diklaim oleh pemberontak Houthi Yaman dan menyebabkan kebakaran besar. Insiden itu menyebabkan pengurangan produksi minyak sebesar 5,7 juta barel per hari, sekitar setengah dari produksi minyak harian Saudi.
Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan, berdasarkan penyelidikan awal menunjukan bahwa senjata yang digunakan dalam serangan tersebut adalah buatan Iran. Tapi, Riyadh menyatakan penyelidikan belum usai dan mereka membutuhkan bantuan dari pakar internasional dalam penyelidikan serangan ini.
"Karena penyelidikan sedang berlangsung, Kerajaan akan mengundang para pakar PBB dan internasional untuk melihat situasi di lapangan dan untuk berpartisipasi dalam penyelidikan," kata kementerian itu, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (17/9).
Riyadh juga meminta komunitas internasional untuk mengambil posisi tegas dan jelas terhadap perilaku sembrono yang mengancam ekonomi global ini.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, menampik upaya AS dan Saudi untuk menyalahkan serangan terhadap kilang minyak Aramco kepada Teheran. Menurutnya, tuduhan tersebut adalah sebuah kebohongan besar.
"Itu kebohongan besar. Mereka berusaha menutupi fakta bahwa mereka belum mampu mengalahkan negara (Yaman) dengan persenjataan berat," katanya.
(esn)