Lewat Telepon, Trump-Netanyahu Bahas Kesepakatan Pertahanan Bersama
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengaku telah melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu melalui sambungan telepon. Trump menyebut, salah satu pembahasan dalam pembicaraan tersebut adalah mengenai kerjasama militer antara kedua negara.
"Saya mendapat telepon hari ini dengan Perdana Menteri Netanyahu untuk membahas kemungkinan untuk bergerak maju dengan Kesepakatan Pertahanan Bersama, antara AS dan Israel, yang akan semakin menjangkar aliansi yang luar biasa antara kedua negara kami," ucap Trump.
Trump, seperti dilansir PressTV pada Minggu (15/9), kemudian menyatakan kesediaan untuk bertemu Netanyahu di sela-sela sesi Sidang Majelis Umum PBB di New York pada akhir September mendatang.
Sebagai tanggapan, Netanyahu berterima kasih kepada Trump, menyatakan bahwa Israel tidak pernah memiliki teman yang lebih besar di Gedung Putih. "Saya menantikan pertemuan kami di PBB untuk memajukan Perjanjian Pertahanan bersejarah antara AS dan Israel," ungkapnya.
Pembicaraan antara Trump dan Netanyahu ini sendiri terjadi hanya beberapa hari jelang pemilihan umum di Israel. Pemilihan umum di Israel digelar setelah Netanyahu gagal membentuk pemerintahan.
"Saya mendapat telepon hari ini dengan Perdana Menteri Netanyahu untuk membahas kemungkinan untuk bergerak maju dengan Kesepakatan Pertahanan Bersama, antara AS dan Israel, yang akan semakin menjangkar aliansi yang luar biasa antara kedua negara kami," ucap Trump.
Trump, seperti dilansir PressTV pada Minggu (15/9), kemudian menyatakan kesediaan untuk bertemu Netanyahu di sela-sela sesi Sidang Majelis Umum PBB di New York pada akhir September mendatang.
Sebagai tanggapan, Netanyahu berterima kasih kepada Trump, menyatakan bahwa Israel tidak pernah memiliki teman yang lebih besar di Gedung Putih. "Saya menantikan pertemuan kami di PBB untuk memajukan Perjanjian Pertahanan bersejarah antara AS dan Israel," ungkapnya.
Pembicaraan antara Trump dan Netanyahu ini sendiri terjadi hanya beberapa hari jelang pemilihan umum di Israel. Pemilihan umum di Israel digelar setelah Netanyahu gagal membentuk pemerintahan.
(esn)