Iran: Adrian Darya1 Bongkar Minyak Mentah di Pantai Mediterania
A
A
A
TEHERAN - Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan, kapal supertanker pengangkut minyak milik Iran, Adrian Darya 1 telah menjual muatannya. Namun, Kemenlu Iran tidak menyebut siapa nama pembeli minyak tersebut.
"Tanker minyak Adrian Darya akhirnya merapat di pantai Mediterania dan menurunkan muatannya," sebut laporan kantor berita Iran, IRNA, Minggu (8/9). Laporan itu mengutip pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi.
Mousavi tidak menjelaskan negara yang terlibat dalam penjualan minyak dari Adrian Darya 1 ini. Kapal ini telah memicu masalah dan dituduh oleh Amerika Serikat (AS) mengangkut minyak mentah ke Suriah. Kapal yang sebelumnya bernama Grace 1 itu, terakhir kali terekam satelit berada di dekat pelabuhan Tartus, Suriah.
Layanan pelacakan maritim, TankerTrackers mengatakan pada Minggu malam, Adrian Darya berada di lepas pantai Tartus, Suriah. Namun, kapal itu dilaporkan belum menurunkan minyak.
"Sekarang ini diparkir tepat di luar Suriah," ujar Sigal P Mandelker, seorang pejabat Departemen Keuangan AS, kepada wartawan di Abu Dhabi. "Jadi, ini adalah permainan penipuan lain yang kita lihat mereka terlibat di dalamnya, yang kita pikir dunia perlu membuka matanya," lanjutnya.
"Tanker minyak Adrian Darya akhirnya merapat di pantai Mediterania dan menurunkan muatannya," sebut laporan kantor berita Iran, IRNA, Minggu (8/9). Laporan itu mengutip pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi.
Mousavi tidak menjelaskan negara yang terlibat dalam penjualan minyak dari Adrian Darya 1 ini. Kapal ini telah memicu masalah dan dituduh oleh Amerika Serikat (AS) mengangkut minyak mentah ke Suriah. Kapal yang sebelumnya bernama Grace 1 itu, terakhir kali terekam satelit berada di dekat pelabuhan Tartus, Suriah.
Layanan pelacakan maritim, TankerTrackers mengatakan pada Minggu malam, Adrian Darya berada di lepas pantai Tartus, Suriah. Namun, kapal itu dilaporkan belum menurunkan minyak.
"Sekarang ini diparkir tepat di luar Suriah," ujar Sigal P Mandelker, seorang pejabat Departemen Keuangan AS, kepada wartawan di Abu Dhabi. "Jadi, ini adalah permainan penipuan lain yang kita lihat mereka terlibat di dalamnya, yang kita pikir dunia perlu membuka matanya," lanjutnya.
(esn)